TEMPO.CO, Jakarta - Vanessa Angel menjalani masa hukuman akibat kasus dugaan penyalahgunaan dan kepemilikan narkotika di Rumah Tahanan, Pondok Bambu, Jakarta Timur. Ia harus mendekam di tahanan selama 48 hari. Hal ini tentu membuatnya harus berpisah dengan putranya, Gala Sky Ardiansyah, 4 bulan, yang masih minum ASI eksklusif.
Sementara suaminya, Bibi Ardiansyah kerepotan memberikan susu formula untuk putranya, selama Vanessa menjalani masa tahanan. Dia mengungkapkan hal tersebut di laman Instagram Story, Kamis 19 November 2020. "Ga mau sufor dari jam 6 pagi terakhir. Kenapa ya, kasih apa ya," tulis Bibi di Instagram Storynya, Kamis, 19 November 2020.
Di laman Instagram Vanessa Angel, yang dikelola Bibi, diketahui bahwa putranya mulai menerima susu formula. “Makasih doa-doanya untuk mami Gala, Gala sudah mulai menerima sufor (susu formula) suka enggak suka,” bunyi keterangan unggahan yang disertai foto Gala. Selain tentang susu formula, Bibi meminta bantuan netizen memberikan rekomendasi mainan, buku dan skin care untuk Gala.
Suami Vanessa Angel menggendong anak mereka usai menghadiri sidang putusan dalam kasus narkotika yang dijalani oleh Vanessa Angel di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis, 5 November 2020. Majelis Hakim memvonis Vanessa Angel dengan hukuman kurungan penjara selama tiga bulan penjara dan denda Rp10 juta atas kasus kepemilikan xanax yang masuk dalam kategori obat dalam daftar G. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pemberian ASI eksklusif memang ideal untuk bayi. Namun, jika tidak memungkinkan, Anda dapat melakukan pemberian ASI dan susu formula secara bergantian. Berikut ini beberapa hal yang perlu dipahami sebelum memberikan susu formula untuk bayi mulai dari persiapan, penyajian, hingga pemberian susu.
1. Pilih susu formula yang tepat
Untuk memilih susu formula yang baik untuk bayi baru lahir, utamakan susu formula dari susu sapi. Jika bayi alergi terhadap susu sapi, Anda bisa memberikan susu formula bebas laktosa, susu terhidrolisis ekstensif dan susu formula asam amino atas rekomendasi dokter. Perhatikan kadar protein di dalam susu, serta pastikan susu sapi mengandung protein whey yang lebih banyak daripada casein. Sebab, protein whey lebih mudah dicerna bayi baru lahir. Susu dengan protein casein tidak boleh dikonsumsi untuk bayi di bawah 6 bulan.
Selain itu, Anda mungkin ingin segera mengganti susu formula ketika bayi Anda memuntahkannya. Namun, jangan terlalu cepat menggantinya karena dapat menyebabkan masalah pencernaan pada bayi. Dokter akan menyarankan untuk tetap menggunakan susu formula yang sama selama setidaknya satu minggu. Jangan lupa, selalu cek tanggal kedaluwarsa susu formula sebelum membelinya.
2. Memilih dan mencuci botol susu
Memilih botol susu tentu tidak boleh sembarangan, pilihlah botol yang bebas BPA (bahan kimia berbahaya). Selain itu, hindari botol plastik dengan kode daur ulang 3 (phthalates), 6 (styrene), dan 7 (bisphenol), kecuali jika diberi label bio based atau greenware .Bersihkan botol secara keseluruhan dengan baik dengan sabun khusus mencuci botol bayi. Kemudian, keringkan dan sterilkan dengan memasukkan botol ke dalam air mendidih maksimal 5 menit. Supaya lebih aman, Anda juga bisa menggunakan alat khusus untuk mensterilkan botol susu bayi yang banyak dijual di pasaran.
3. Cara membuat susu formula yang benar untuk bayi
Sebelum membuat susu untuk bayi, sebaiknya cuci tangan Anda terlebih dahulu dan keringkan. Setelah itu, cara membuat susu formula yang benar adalah dengan mengikuti petunjuk penggunaan pada kemasan susu formula. Berilah takaran yang tepat antara susu dan air. Pastikan Anda menggunakan air yang bersih dan matang bersuhu 70 derajat Celcius untuk membuat susu bayi. Jangan sampai air terlalu sedikit karena bisa membebani ginjal bayi dan menyebabkan dehidrasi.
Selain itu, jangan terlalu banyak air karena dapat melarutkan kalori dan nutrisi dalam susu sehingga menyebabkan pertumbuhan bayi terhambat. Berikan susu formula dalam waktu 2 jam setelah Anda buat, dan buang jika sudah lebih dari durasi tersebut. Jika setelah dibuat, tetapi tidak langsung disajikan, maka simpan susu dalam wadah tertutup ke dalam lemari es dengan suhu kurang dari 5 derajat celcius.
4. Takaran susu formula bayi
Takaran susu formula bayi 0-3 bulan bisa diperhatikan sejak hari-hari pertama bayi lahir. Namun, sebenarnya, perhitungan takaran tidak berakhir pada bayi usia 3 bulan saja. Dalam beberapa hari pertama bayi baru lahir, mereka biasanya membutuhkan sekitar 30-60 ml susu formula setiap kali menyusu. Seiring berjalannya waktu, bayi yang baru lahir umumnya akan mengonsumsi susu sebanyak 60-90 ml sekali minum. Sementara itu pada akhir bulan pertama, konsumsi akan naik menjadi sekitar 120 ml, per satu kali minum.Saat bayi memasuki usia enam bulan, ia akan minum kurang lebih sebanyak 180-240 mL, per satu kali minum.
5. Frekuensi memberi susu formula untuk bayi
Untuk mengetahui berapa jam sekali bayi minum susu formula, hal ini bisa dilihat dari usianya. Umumnya, bayi yang mengonsumsi susu formula lebih jarang menyusu daripada bayi yang mengonsumsi ASI. Rata-rata, bayi baru lahir akan menyusu susu formula setiap 3-4 jam sekali. Saat berada di akhir usia 1 bulan, bayi minum susu formula setiap 4 jam sekali. Sementara itu, saat bayi telah berusia 6 bulan, ia akan minum susu sebanyak 4 atau 5 kali dalam waktu 24 jam. Akan tetapi, kebutuhan asupan setiap bayi bisa jadi berbeda. Ada yang lebih sedikit ataupun lebih banyak.Anda tidak perlu terpaku sepenuhnya dengan batasan tersebut. Jika bayi masih terlelap saat waktu menyusu tiba, bangunkan ia dan berikan susu formula.
Saat memberikan susu formula untuk bayi, temukan posisi yang nyaman untuk menggendong bayi ketika Anda akan memberinya susu. Gendong bayi Anda dengan menopang kepalanya agar bayi dapat bernapas dan menelan dengan nyaman. Pegang botol susu dengan benar dan jangan lepaskan sampai susu habis.Berikan susu sesuai kebutuhan bayi dan pastikan posisinya benar sehingga bayi dapat menyedotnya dengan mudah.
Jika dot botol tersumbat, periksa penyebabnya atau ganti dengan dot yang baru agar bayi menyusu dengan lancar.A pabila bayi sudah kenyang menyusu, Anda dapat melepas botol dan menepuk-nepuk punggungnya secara perlahan agar bersendawa. Setiap kali bayi selesai minum susu, botol harus dicuci sehingga susu tidak akan mengering dan menempel di dalam botol. Selain itu, Anda juga dapat membersihkan dot botol air hangat untuk mencegah pertumbuhan jamur. Jika bayi mengalami ruam, gatal-gatal, pembengkakan, batuk, muntah, atau sesak napas setelah mengonsumsi susu formula, ada kemungkinan bayi Anda terkena alergi susu formula.
ISTIQOMATUL HAYATI | SEHATQ