Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Sederhana Mengatasi Cegukan Menurut Dokter

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi cegukan. Freepik.com
Ilustrasi cegukan. Freepik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Cegukan tak selalu berbahaya, tapi kondisi ini bisa sangat mengganggu. Cegukan terjadi saat diafragma Anda yakni otot yang memisahkan paru-paru dan perut tiba-tiba berkontraksi, kata Melvin Look, dokter sekaligus konsultan bedah di Mount Elizabeth Novena Hospital.

Kontraksi ini menarik udara ke paru-paru dan jika kondisi ini terjadi tiba-tiba saat kotak suara Anda berkontraksi, muncullah suara yang berbunyi seperti "hic".

Menurut Look, seperti dilansir dari Channel News Asia, Senin, 16 November 2020, penyebab diafragma bisa mengalami hal ini belum diketahui secara jelas.

Lama-lama cegukan bisa sangat menjengkelkan karena mempengaruhi Anda berbicara. Kondisi ini bisa berlangsung beberapa menit dan hilang dengan sendirinya tetapi jika sampai lebih dari dua hari atau terus berulang selama 48 jam, maka segeralah berkonsultasi dengan dokter.

"Karena cegukan yang berkepanjangan dapat menunjukkan gangguan struktural, infeksi atau inflamasi yang berdampak pada sistem saraf pusat atau saraf tertentu atau cabangnya," kata ahli gastroenterologi di Gleneagles Hospital, Dr. Amitabh Monga.

Menurut dia, gangguan ini mungkin termasuk penyakit lambung, hati, pankreas atau otak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lalu, bagaimana menangani cegukan? Look mengatakan, perawatan paling sederhana untuk cegukan melibatkan beberapa mekanisme umum seperti menahan napas sebentar atau bernapas sambil mencondongkan tubuh ke depan dengan lutut ditarik ke dada.

Selain itu, berkumur tampaknya bisa merangsang tenggorokan Anda, yang merupakan cara lain untuk mengganggu tindakan tak sadar diafragma Anda.

Menurut Monga, kemanjuran cara ini belum dapat dikonfirmasi. Walau begitu, metode ini mudah dilakukan dan memiliki risiko komplikasi yang rendah, oleh karena itu tidak ada salahnya untuk dicoba.

Jika tidak ada penyebab medis yang mendasari, dokter mungkin meresepkan obat untuk menghentikannya.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

7 hari lalu

Sejumlah anggota ormas dari BPPKB tidur di lantai  saat menunggu pendataan setelah diamankan oleh tim pemburu preman Polres Jakarta Barat (21/9).  Tempo/Aditia Noviansyah
Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.


Mengenali Tipe Penyakit Pneumotoraks seperti yang Dialami Winter Aespa

10 hari lalu

Ilustrasi paru-paru basah. Foto : halodoc
Mengenali Tipe Penyakit Pneumotoraks seperti yang Dialami Winter Aespa

Winter Aespa alami pneumotoraks dapat berupa kolaps paru total atau kolaps sebagian paru saja. Berikut beberapa tipe penyakit ini.


Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

10 hari lalu

Winter Aespa. Instagram
Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

SM Entertainment secara resmi mengkonfirmasi laporan bahwa Winter Aespa telah menjalani operasi untuk pneumotoraks. Penyakit apa itu?


Kesalahan saat Sikat Gigi, Langsung Berkumur. Apa Dampaknya?

11 hari lalu

Ilustrasi menggosok gigi.  TEMPO/Aditia Noviansyah
Kesalahan saat Sikat Gigi, Langsung Berkumur. Apa Dampaknya?

Tahukah Anda membilas dengan air setelah sikat gigi sebenarnya berbahaya, bukan baik? Ini dampaknya menurut pakar.


Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

11 hari lalu

Winter Aespa. Foto: Kpop Wiki
Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

Winter aespa menjalani masa pemulihan untuk penyakit pneumothorax, apa saja penyebab dan gejalanya?


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

15 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

21 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

Dokter menjelaskan batuk berkepanjangan selama dua minggu atau lebih adalah gejala utama TBC, waspadalah.


Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

22 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.


Cara Jaga Kesehatan Paru-paru yang Dianjurkan Pulmonolog

26 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Wikipedia
Cara Jaga Kesehatan Paru-paru yang Dianjurkan Pulmonolog

Pulmonolog membagi tips untuk menjaga kesehatan paru-paru dan sistem pernapasan sepanjang hayat. Berikut di antaranya.


Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

32 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?