Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pandemi, Anak Perempuan Lebih Rentan Depresi Dibanding Laki-laki

Reporter

Editor

Mila Novita

Ilustrasi anak dan orang tua. Freepik.com/Peoplecreations
Ilustrasi anak dan orang tua. Freepik.com/Peoplecreations
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anak perempuan (kurang dari 18 tahun) lebih rentan mengalami depresi selama masa pandemi COVID-19 dibandingkan anak laki-laki, menurut temuan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlidungan Anak (Kemen PPA) melalui survei Survei Ada Apa Dengan Covid-19 (AADC-19) jilid 2 tahun 2020.

Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Pengasuhan, Keluarga, dan Lingkungan Pendidikan, Kemen PPA, Rohika Kurniadi, mengungkapkan persentase anak perempuan dengan gejala depresi ini sebanyak 14 persen, sementara anak laki-laki sekitar 10 persen. “Ini menjadi catatan,” katanya.

Gejala emosi yang sering dialami antara lain merasa tertekan (26 persen), mudah marah (38 persen), sering menangis (20 persen) dan merasa sedih (42 persen). Sementara gejala kognitif yang paling banyak dirasakan yakni menyalahkan diri sendiri (42 persen) dan tidak bisa berkonsentrasi dengan baik (31 persen).

Terkait temuan masalah psikologis khususnya pada anak selama pandemi ini, Rohika mengatakan peran keluarga dalam pengasuhan anak menjadi hal penting. Dia menekankan pengasuhan berbalut “CINTA” untuk membangun kesehatan jiwa anak terutama di masa pandemi.

“CINTA” ini yakni menciptakan iklim positif di rumah, ingat dan menerapkan peran sebagai sahabat anak, niatkan untuk menjadi keluarga, temui layanan bantuan jika mengalami kendala dan aplikasikan protokol kesehatan keluarga.

“Membangun kelekatan, kesejahteraan dengan baik secara menetap dan berkelanjutan. Ini penting dalam menguatkan kesehatan jiwa pada anak. Inilah namanya pengasuhan berbasis hak anak,” kata dia menambahkan.

Kemudian, untuk menjadikan anak sebagai sahabat orangtua, Kemen PPA merekomendasikan 9M yakni memberi pujian dan apresiasi pada anak, orangtua menjadi pendamping yang baik dalam belajar anak, menjadi pendengar yang baik, menghargai waktu privasi anak, menyakinkan anak bahwa Anda peduli dan ada saat mereka butuhkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lalu, mengajak anak berpendapat dan berdiskusi, membangkitkan rasa percaya diri dengan memberi tanggung jawab serta mendukung anak untuk menjadi inspirasi dan panutan.

Untuk mewujudkan ini, co-founder Sehat Jiwa, Nur Ihsanti Amalia, berpendapat, keluarga termasuk orangtua perlu paham kondisi kesehatan jiwa para anggota keluarga mereka. Pemberian edukasi dari para pakar kesehatan misalnya melalui sesi bincang-bincang bisa menjadi salah satu caranya.

“Oke anak sudah dapatkan edukasi tentang kesehatan jiwa, orangtuanya juga perlu. Gimana sih mengendalikan stres, misalnya. Di sisi lain, orangtua dan anak diberi kesempatan saling sharing, supaya orangtua tahu apa yang dialami anak,” kata dia.

Bagi para remaja dan orangtua, psikolog klinis anak dan keluarga dari Tiga Generasi, Saskhya Aulia Prima, menekankan pentingnya memahami kebutuhan agar kesehatan mentalnya terjaga, apa yang membuat nyaman misalnya dengan membangun komunikasi positif dengan anggota keluarga.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Pengrajin Ondel-Ondel Betawi Mati Suri saat Pandemi

2 hari lalu

Salah satu dekorasi rumah Betawi yang dibuat Sanggar Rizky Albani di Meruya, Jakarta Barat (dok. Pribadi)
Pengrajin Ondel-Ondel Betawi Mati Suri saat Pandemi

Selama pandemi usaha pengrajin ondel-ondel sempat mati suri. Kembali berdenyut saat kondisi perekonomian mulai pulih


Pentingnya Peran Keluarga dalam Mengatasi Depresi Lansia

2 hari lalu

Ilustrasi lansia bersama cucunya. shutterstock.com
Pentingnya Peran Keluarga dalam Mengatasi Depresi Lansia

Psikiater mengingatkan keluarga berperan besar mengatasi depresi di kalangan lanjut usia. Berikut yang perlu dilakukan.


Mengenal Disease X, Penyakit Misterius yang Bisa Sebabkan Pandemi Lebih Mematikan

2 hari lalu

Patients lie on beds in the emergency department of a hospital, amid the coronavirus disease (COVID-19) outbreak in Shanghai, China January 4, 2023.  Hospitals in Shanghai were overwhelmed by visitors on Wednesday (January 5) as international health experts predict at least one million deaths in China this year, but Beijing has reported five or fewer deaths a day since the policy u-turn. REUTERS/Staff
Mengenal Disease X, Penyakit Misterius yang Bisa Sebabkan Pandemi Lebih Mematikan

Disease X istilah yang digunakan WHO untuk merujuk pada penyakit baru belum teridentifikasi secara spesifik


Fobia Sendirian atau Autofobia, Apa Gejala dan Penyebabnya?

2 hari lalu

Ilustrasi fobia. Shutterstock
Fobia Sendirian atau Autofobia, Apa Gejala dan Penyebabnya?

Autofobia kondisi fobia ketika seseorang ketakutan terhadap kesendirian


Jurus UMKM Bertahan dari Pandemi hingga Kini: Jualan Daring hingga Manfaatkan Pinjaman KUR

3 hari lalu

Rumah makan Betawi Soto H. Ma'ruf di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, buktikan UMKM bisa bertahan di masa pandemi dengan optimalkan penjualan daring. TEMPO/Aisha
Jurus UMKM Bertahan dari Pandemi hingga Kini: Jualan Daring hingga Manfaatkan Pinjaman KUR

Para pelaku usaha bertahan sejak pandemi hingga saat ini berkat jualan daring dan pinjaman KUR.


Psikiater Sebut Kaitan Post Power Syndrome dan Depresi Terselubung pada Lansia

3 hari lalu

ilustrasi lansia (pixabay.com)
Psikiater Sebut Kaitan Post Power Syndrome dan Depresi Terselubung pada Lansia

Psikiater menyebutkan post power syndrome dapat menyebabkan depresi terselubung pada lansia. Ini yang perlu dilakukan.


Inilah 6 Penyebab Mengapa Manusia Bisa Lupa

3 hari lalu

Ilustrasi orang lupa
Inilah 6 Penyebab Mengapa Manusia Bisa Lupa

Lupa bisa terjadi pada siapa pun. Berikut beberapa penyebab lupa yang perlu Anda ketahui.


Hari Lanjut Usia Nasional, Kenali Gejala Depresi Terselubung pada Orang Tua

3 hari lalu

Ilustrasi wanita tersenyum pada orang tua atau lansia di panti jompo. shutterstock.com
Hari Lanjut Usia Nasional, Kenali Gejala Depresi Terselubung pada Orang Tua

Hari Lanjut Usia Nasional, masyarakat diimbau mengenali gejala depresi terselubung pada lansia karena dapat mengurangi penurunan kualitas hidup.


Di Haul Alhabib Munzir Almusawa, Prabowo Puji Penanganan Covid-19 Presiden Jokowi

4 hari lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan sambutan dalam Haul Akbar ke-10 Habib Munzir Almusawa di kawasan Rawajati, Jakarta Selatan, Minggu, 29 Mei 2023. Prabowo Subianto menghadiri Haul Akbar ke-10 Habib Munzir Almusawa sebagai tamu undangan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Di Haul Alhabib Munzir Almusawa, Prabowo Puji Penanganan Covid-19 Presiden Jokowi

Prabowo berujar berkat penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan pemerintahan Presiden Jokowi, Indonesia masih tenang.


Buka Lagi Setelah Pandemi, Jumlah Pengunjung Bandung Zoo Berkurang

4 hari lalu

Pengunjung Bandung Zoo di depan kandang harimau Benggala, Sabtu, 27 Mei 2023. (ANWAR SISWADI)
Buka Lagi Setelah Pandemi, Jumlah Pengunjung Bandung Zoo Berkurang

Rencananya dalam waktu dekat Bandung Zoo akan melakukan tukar-menukar satwa dari lembaga konservasi lain untuk mendatangkan singa putih dan hyena.