Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Membersihkan Spons Cuci Piring agar Bebas Bakteri

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi Spons. avcsl.com
Ilustrasi Spons. avcsl.com
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSpons cuci piring yang sudah dipakai hampir pasti mengandung segala jenis kuman. Kuman ini dapat membuat spons berbau dan mendatangkan penyakit. 

Sebuah studi tahun 2017 menemukan, bakteri fecal coliform bersembunyi yang 44 persennya terdapat di dapur, seringkali tinggal di spons dan serbet. Bakteri E. Coli ini tidak berbahaya, tetapi jenis tertentu dapat menyebabkan diare, kram, dan muntah.

Faktanya, sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang menemukan, spons dapur menempati urutan kedua dalam hal tingkat kontaminasi bakteri tertinggi di rumah.

Spons mungkin juga mengandung jenis bakteri lain seperti Staphylococcus aureus atau Campylobacter, yang juga bisa menyebabkan diare.

"Rekomendasi umumnya adalah melakukannya (mencuci spons) setiap hari," kata Jennifer Quinlan, profesor di Departemen Ilmu Nutrisi Drexel University, seperti dilansir dari Insider, Sabtu, 17 Oktober 2020.

Laboratorium Keamanan dan Teknologi Pangan (ARS) Departemen Pertanian Amerika SErikat (USDA) menemukan dua metode untuk mendisinfeksi spons dapur dan membuatnya aman digunakan kembali, salah satunya dipanaskan di microwave.

"Pada dasarnya Anda melembapkannya. Pastikan spons basah lalu masukkan ke dalam microwave sebentar. Anda akan melihat uap keluar darinya. Panas adalah pahlawan di sini," kata Quinlan.  

Metode lainnya, memasukkan spons ke dalam mesin pencuci piring. Taruh spons ke rak paling atas dan nyalakan mesin pencuci piring.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut USDA, kedua metode ini 99 persen efektif dalam membunuh bakteri yang ada di spons.

Jika tak ada microwave dan mesin pencuci piring, Anda bisa merebus air di atas kompor dan merendam spons di dalamnya.

Sebaliknya, Quinlan tak menyarankan Anda mencuci spons menggunakan air panas karena tidak cukup untuk menghilangkan kuman.

Dia juga tak merekomendasikan pengunaan pemutih. Menurut Quinlan, panas lebih efektif daripada pemutih karena tidak selalu berhasil menembus seluruh spons. Di sisi lain ada risiko zat ini tertinggal di dalam spons dan berpotensi masuk ke permukaan makanan.

Pakar keamanan pangan, Janilyn Hutchings, menyarankan membuang spons setelah dua minggu pemakaian.

"Menggantinya setidaknya setiap dua minggu akan mencegah penyebaran dan pertumbuhan bakteri yang membuat Anda sakit. Anda juga harus menggantinya jika sudah berbau dan bau ini tidak bisa menghilangkan," kata dia.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

1 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?


Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

2 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.


Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

30 hari lalu

Ilustrasi celana jeans. hollister.com
Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

Membekukan celana jins di dalam freezer diklaim bisa membuatnya segar dan bebas bau tak sedap tanpa perlu dicuci. Bagaimana faktanya?


Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

33 hari lalu

ilustrasi sakit perut (pixabay.com)
Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

Penyakit Whipple mengganggu pencernaan normal dengan mengganggu pemecahan makanan dan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi.


Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

37 hari lalu

Prof. Dr. dr. Erlina Burhan M. Sc.,Sp.p. Ui.ac.id
Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

Erlina Burhan paparkan bahasan penanganan tuberkulosis di pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar FK UI. Ia tawarkan SIG untuk deteksi TB.


Cara Efektif Mencegah dan Mengobati Radang Tenggorokan pada Anak

40 hari lalu

Banyak cara dilakukan orang untuk meringankan radang tenggorokan, seperti berkumur dengan larutan air garam, atau mengonsumsi permen pelega tenggorokan. Namun, langkah itu hanya melegakkan tenggorokan.
Cara Efektif Mencegah dan Mengobati Radang Tenggorokan pada Anak

Seperti COVID 19, radang tenggorokan bisa menular melalui droplet.


Jangan Biarkan SIkat Rambut Jadi Sarang Bakteri, Bersihkan dengan Cara Berikut

59 hari lalu

Sisa rambut rontok yang tertinggal di sisir.
Jangan Biarkan SIkat Rambut Jadi Sarang Bakteri, Bersihkan dengan Cara Berikut

Sikat rambut yang dipakai berkali-kali setiap hari bisa menjadi sarang bakteri, jamur, ketombe, dan minyak sehingga harus rutin dicuci.


5 Manfaat Mengonsumsi Cuka Sari Apel

59 hari lalu

Cuka apel. Freepik.com/Rawpixel.com
5 Manfaat Mengonsumsi Cuka Sari Apel

Mengonsumsi cuka sari apel dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan. Apa saja?


Viral Ajakan Makan Daging Mentah di Medsos, Pakar Ingatkan Bahayanya

15 Januari 2024

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Viral Ajakan Makan Daging Mentah di Medsos, Pakar Ingatkan Bahayanya

Banyak konsekuensi makan daging mentah karena mengandung bakteri berbahaya. Pakar pun menentang ajakan yang viral di TikTok.


Dermatolog Ungkap Baik Buruk Kebiasaan Memencet Jerawat

14 Januari 2024

Ilustrasi wanita memencet jerawat di dagu. Freepik.com/gpointstudio
Dermatolog Ungkap Baik Buruk Kebiasaan Memencet Jerawat

Memencet jerawat tak selalu membuat kondisinya semakin parah. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan.