TEMPO.CO, Jakarta - Tim mahasiswi Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, membuat masker wajah antijerawat dari ekstrak alga cokelat. Menurut studi literatur, bahan utama ini tergolong aman untuk kulit.
“Hasil ujicoba sebelumnya tidak ada dampak iritasi kulit responden,” kata Ade Zuhrotun, dosen pembimbing tim dari Fakultas Farmasi Unpad, Jumat, 16 Oktober 2020.
Produk itu lolos di Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan 2020. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) memberikan dana untuk riset awal.
“Dananya turun Rp 5 juta,” ujar Ade.
Adapun bahan utama alga cokelat (Turbinaria ornata) mereka peroleh dari pesisir pantai Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, hasil kerja sama dengan nelayan setempat.
Baca Juga:
Tim yang terdiri dari mahasiswi farmasi yaitu Dian Amalia Maharani, Dede Jihan Oktaviani, Shella Widiyastuti, serta Adila indah Sari Harahap mahasiswi Akuntansi itu telah menyiapkan formula masker wajah itu. Produk ini akan dinamai Lalumiere. Kata dari bahasa Perancis itu artinya cahaya.
“Semoga masker ini bisa mencerahkan hingga wajah bercahaya,” ujar Dian.
Menurut dia, jerawat disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acne dan Staphylococcus aureus (S. aureus). Ekstrak alga cokelat bisa menjadi antibakteri itu karena punya kandungan senyawa neophytadiene, fukosantin, dan beta karoten.
Bahan ini disebut 160 kali lebih kuat melawan bakteri jerawat jenis Propionibacterium acne dibandingkan bahan dari rumput laut merah, dan 11 kali lipat dari kunyit. Adapun terhadap bakteri Staphylococcus aureus (S. aureus), kekuatan hambatnya antara lain 68 kali lipat dari teh hijau.
Ekstrak alga cokelat itu, kata Dian, bermanfaat menghilangkan jerawat, menangkal radikal bebas dan mempercepat regenerasi sel kulit mati. Khasiat lainnya mengangkat sel kulit mati, mencerahkan kulit, menghilangkan bekas jerawat, dan menjaga kelembapan kulit.
“Pemakaiannya harus rutin atau seminggu bisa tiga kali,” ujar dia. Hasilnya tidak cepat karena merupakan masker dari bahan alami.
Karena masih pandemi, Dirjen Dikti menyarankan penundaan produksi. Diperkirakan awal 2021 proses produksi masker wajah itu baru bisa dimulai. Pengembangannya bersama mitra sebuah pabrik kosmetik di daerah Rancaekek, dekat kampus Unpad Jatinangor, Sumedang.
“Izin produknya baru boleh diurus setelah produksi,” kata Ade Zuhrotun.
Sambil menunggu proses itu, tim sudah melakukan promosi Lalumiere ke mancanegara lewat jaringan alumni yang sedang tinggal di Polandia, Belanda, Jerman, Arab Saudi, dan Australia. Tim dan dosen pembimbing yakin masker wajah anti jerawat ini bisa diterima banyak pihak karena aman.
“Di luar negeri alga cokelat itu edible food (dapat dimakan),” ujarnya.
Selain itu, Dian berharap potensi alga cokelat lebih banyak dimanfaatkan. Keberadaannya tersebar di pantai seperti Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara dan Selatan, serta Maluku.
ANWAR SISWADI