Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alasan Orang Dewasa juga Perlu Vaksinasi agar Kebal tanpa Harus Sakit

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)
Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tak hanya anak-anak, orang dewasa juga perlu vaksinasi untuk mencegah berbagai penyakit menular. Lebih penting lagi jika orang dewasa tersebut pada masa kecilnya belum pernah vaksinasi sama sekali.

Hal itu dikatakan dokter spesialis penyakit dalam dan vaksinolog, Dirga Sakti Rambe. Dia melanjutkan, sebagian besar vaksin memerlukan pengulangan, sebab merupakan kelanjutan vaksinasi pada saat anak-anak.

"Artinya pada saat kecil sudah pernah divaksinasi, tapi pada saat dewasa perlu diulang karena proteksi vaksinnya sudah habis atau perlu ditingkatkan lagi," ujar Dirga dalam diskusi FMB virtual yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kamis, 15 Oktober 2020.

Selain itu, urgensi vaksinasi untuk orang dewasa adalah risiko pekerjaan, misalnya pada seseorang yang berprofesi sebagai dokter.

Kegiatan travelling juga menjadi alasan lainnya. Sebagai contoh, kegiatan haji atau umrah diperlukan vaksin meningitis.

Ada 15 jenis vaksin yang direkomendasikan untuk orang dewasa, di antaranya Hepatitis A/B dan tetanus. Secara spesifik, terutama selama pandemi seperti saat ini, mengutip dari WHO, Dirga mengatakan orang dewasa perlu mendapatkan vaksinasi influenza dan pneumonia.

Efektivitas vaksin
Pada prinsipnya, Dirga menjelaskan, vaksin adalah suatu zat yang bila diberikan kepada seseorang akan memicu kekebalan terhadap suatu penyakit yang spesifik. Sementara pada keadaan normal, artinya tanpa vaksinasi, orang kebal harus sakit terlebih dahulu.

"Tetapi kalau sakitnya COVID kan bahaya ya, jadi konsep utamanya adalah orang kebal tanpa harus sakit," ujar Dirga.

Kandungan vaksin yang utama, Anti-gen, lanjut Dirga, merupakan komponen dari virus dan bakteri yang nantinya dikenali oleh tubuh sehingga tubuh membentuk antibodi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Jadi bukan berarti vaksin itu isinya virus yang dilemahkan atau bakteri yang dimatikan, tidak selalu seperti itu. Dan, tentunya ada komponen lainnya, yang disebut Ajuvan, untuk meningkatkan efektivitas vaksin, ada stabilizer," kata Dirga.

Bahkan, dalam prosesnya, Dirga menjelaskan, pembuatan vaksin mengutamakan keamanan dengan melalui proses panjang, mulai dari penelitian pada hewan, manusia, berjumlah puluhan, ratusan hingga ribuan orang, sehingga didapatkan hasil apakah vaksin itu aman dan efektif.

Lebih lanjut, mengutip data dari WHO, Dirga mengatakan, setidaknya setiap tahun ada 2-3 juta nyawa yang terselamatkan dari penyakit-penyakit yang bisa dicegah dari imunisasi.

"Ini proses bioteknologi yang sangat kompleks, sehingga sesudah pada hasil akhirnya terjamin amannya dan kualitasnya sehingga dapat diberikan secara massal," kata Dirga.

Meski begitu, Dirga tidak memungkiri vaksin memang memiliki efek samping. Dia menyebut sebanyak 95 persen vaksin memiliki efek samping sangat ringan atau lokal yaitu, nyeri di bekas suntikan.

Terkadang, lanjut Dirga, vaksin dapat menyebabkan demam. Namun, demam tersebut merupakan tanda bahwa vaksin bekerja atau tanda sistem kekebalan itu terstimulasi.

"Imunisasi atau vaksinasi itu bukan hanya tanggung jawab pribadi, kita tidak bicara hanya untuk melindungi diri kita sendiri. Tapi, imunisasi adalah tanggung jawab sosial karena pada masyarakat atau penduduk yang cakupan imunisasi rendah, maka penyakit gampang menyebar," ujar Dirga.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

6 jam lalu

Pengunjung yang mengenakan masker pelindung berdoa pada hari kerja pertama Tahun Baru 2023 di kuil Kanda Myojin, yang sering dikunjungi oleh para pemuja yang mencari keberuntungan dan bisnis yang makmur, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 4 Januari , 2023. REUTERS/Issei Kato
Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

Otoritas kesehatan Jepang telah memperingatkan adanya lonjakan infeksi radang tenggorokan yang berpotensi mematikan


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

20 jam lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

2 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?


Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

4 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan


Pentingnya Vaksinasi untuk Memastikan Produktivitas Perusahaan

23 hari lalu

Karyawan KFC yang bertugas di gerai dan kantor mendapatkan vaksinasi Covid-19. Dok. KFC Indonesia
Pentingnya Vaksinasi untuk Memastikan Produktivitas Perusahaan

Pakar menyebut vaksinasi dapat mencegah sejumlah penyakit, antara lain influenza dan DBD, yang dapat mengganggu kinerja perusahaan.


Kementerian Kesehatan Diminta Sosialisasikan Apa Itu Penyakit X

24 hari lalu

Ahli mikrobiologi klinik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Nia Krisniawati. ANTARA/Dok. Pribadi
Kementerian Kesehatan Diminta Sosialisasikan Apa Itu Penyakit X

Masyarakat yang tidak paham mungkin berpikir penyakit X berarti ada virus baru yang sedang menyebar global seperti Covid-19 yang baru lalu.


Fase Kritis Pasien DBD yang Tak Boleh Diabaikan agar Tak Berujung Fatal

30 hari lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Fase Kritis Pasien DBD yang Tak Boleh Diabaikan agar Tak Berujung Fatal

Spesialis penyakit dalam menyebut pentingnya mewaspadai fase kritis pada pasien demam berdarah dengue (DBD). Perhatikan tiga fase berikut.


Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

35 hari lalu

Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio pada mulut anak balita saat pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio di Kota Madiun, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Imunisasi itu merupakan putaran kedua yang menyasar  kepada sekitar 18 ribu anak hingga usia delapan tahun di wilayah tersebut untuk memberikan kekebalan pada anak sekaligus upaya menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio menyusul penemuan kasus lumpuh layu di Pamekasan, Sampang Jawa Timur serta Klaten Jawa Tengah beberapa waktu lalu, dilaksanakan pada 19-25 Februari. ANTARA FOTO/Siswowidodo
Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

Rumor vaksin dapat menyebabkan autisme pada anak tidak benar adanya. Dokter anak beri penjelasan.


90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

35 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

Rotavirus adalah penyebab terbanyak kasus diare pada bayi dan anak berusia di bawah 2 tahun, yaitu sebanyak 90 persen.


Macam-Macam Virus yang Perlu Anda Ketahui

37 hari lalu

Macam-macam Virus. freepik.com
Macam-Macam Virus yang Perlu Anda Ketahui

Virus merupakan organisme mikroskopis yang dapat menyebabkan infeksi dan mengakibatkan penyakit pada manusia serta makhluk hidup lainnya.