TEMPO.CO, Jakarta - Bulan peduli kanker payudara diperingati di seluruh dunia setiap bulan Oktober. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk membantu meningkatkan perhatian dan dukungan akan kesadaran, deteksi dini dan pengobatan perawatan paliatif kanker payudara.
Berdasarkan studi Globocan 2018, kanker payudara menduduki grafik tertinggi dari seluruh pengidap kanker yang ada di Indonesia kemudian disusul oleh kanker serviks dan lainnya. Ketua Umum Yayasan Kanker Payudara Indonesia Linda Agum Gumelar mengatakan berdasarkan grafik itu juga bisa dilihat angka kematian pun tertinggi kedua setelah kanker paru secara umum.
Masih merujuk pada data yang sama khusus untuk perempuan bahwa kasus baru kanker payudara merupakan jenis kanker tertinggi atau sebesar 30,9 persen atau 58.256 dari total 188.231 kasus baru di Indonesia.
"Dan yang sangat menyedihkan dan memprihatinkan karena kematian nomor 2 perempuan yakni kanker payudara, bahwa 70 persen pasien sudah berada di tingkat lanjut," ungkap Linda melalui siaran video kepada Tempo.co, Kamis 1 Oktober 2020.
Linda juga mengingatkan agar perempuan Indonesia menjaga kesehatan secara rutin selama satu bulan sekali. "Jika ditemukan benjolan maka perlu dilakukan periksa payudara sendiri secara klinis atau memeriksakan diri ke dokter," imbaunya.
Di bulan peduli Kanker Payudara ini YKPI berharap kepada masyarakat luas agar memberikan dukungan pada para sahabat atau pengidap kanker untuk memberikan semangat, motivasi dan kasih sayang agar mereka.
Rangkaian acara tahun ini pun berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. "Kalau tahun lalu acara kami sangat padat namun tahun ini karena efek pandemi Covid-19 maka banyak kegiatan dilakukan secara virtual," ucap Linda Agum Gumelar.
Sejak 19 September lalu YKPI telah membuka dengan rangkaian acara yakni melakukan kegiatan secara virtual temu alumni pelatihan pendamping pasien kanker payudara angkatan 1-5 sudah diadakan selama 5 tahun.
"Mereka diberikan materi baru berupa pelatihan paliatif. Acara berjalan dengan baik dan mendapatkan respon positif dari alumni yang bermanfaat untuk mendampingi para pasien," lanjut dia.
Selanjutnya, YKPI mengadakan sosialisasi deteksi dini kanker payudara bekerjasama dengan Badan Kerjasama Organisasi Wanita atau BKOW di Indonesia Tengah yakni BKOW NTT dan NTB. Kemudian pada 12 dan 17 Oktober 2020 melakukan deteksi dini kanker payudara untuk komunitas agama dan yang satu lagi ialah dengan cara mendukung organisasi atau komunitas. Kegiatan yang menarik lainnya ialah yang selalu dilakukan setiap tahun secara tatap muka yakni temu penyintas kanker payudara se-Indonesia yang dilakukan secara virtual, pada 24 Oktober mendatang.
Selain akan dihadiri Dokter Onkologi yang akan menyampaikan pesan khusus dan motivasi, peserta juga akan dihibur pula Tika dan Udjo dari Project Pop, serta Lea Simanjuntak yang akan menghibur para penyintas. "Tahun lalu kami bisa menghadirkan 500-1000 peserta, kami berharap tetap bisa melakukan bersama para penyintas walau melalui virtual," ucapnya.
Kemudian YKPI akan mengusulkan pihak Pemda DKI untuk memasang lampu jalan warna pink di beberapa ruas jalan misalnya di Monas atau Jembatan Semanggi yang semoga bisa diwujudkan seperti tahun lalu. Selain kegiatan tersebut, YKPI juga akan mengikuti General Assembly pada 6 Oktober 2020.