Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Batik Nasional, Begini Cara Pelaku Usaha Batik Bertahan Melawan Pandemi

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi kain batik. Shutterstock
Ilustrasi kain batik. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia tengah merayakan Hari Batik Nasional. Pada 2 Oktober 2009, UNESCO telah menetapkan batik, yakni teknik tradisional pewarnaan tahan lilin yang diterapkan pada kain, sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan.

Batik merupakan identitas dan ciri khas Indonesia yang dikenal dunia. Beberapa daerah di Tanah Air sudah mengembangkan berbagai corak batik. Stereotip bahwa batik adalah budaya orang zaman dulu kian bergeser lantaran telah banyak dimodifikasi menjadi ready to wear yang diminati milenial.

Setelah berjuang merebut pasar agar dapat diterima di negeri sendiri, kini batik menghadapi tantangan besar, yakni pandemi Covid19. Banyak pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terkena imbasnya. 

Pemerhati batik dan Ketua Umum Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) Komarudin Kudiya mengatakan, di masa pandemi, kerajinan batik mengalami tren atau perubahan dalam segi penjualan.

"Sebab kami tak ada kesempatan melakukan pameran batik secara offline, maka yang harus gencar dilakukan ialah UMKM batik bergabung di platform e-commerce, marketing online atau media sosial," ucap Komarudin saat dihubungi Tempo.co, Kamis 1 Oktober 2020.

Dia memprediksi penjualan batik mengalami penurunan drastis hingga 50 persen. Tak hilang akal, segala upaya pun dilakukan, salah satunya dengan program yang diinisiasi oleh APPBI bertajuk Wastra dot id.

Platform marketing online tersebut menjual karya batik yang sudah melalui proses kurasi otentitasnya, bukan printing tapi benar-benar tulis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Selain itu kami juga menawarkan karya saat mendapat undangan dari acara Webinar dan membuat katalog yang di-blasting di berbagai grup WhatsApp dan Kementerian Perindustrian salah satunya," ucap pria kelahiran Cirebon, 28 Maret 1968

Tak berhenti sampai di situ, upaya bertahan juga dilakukan melalui produk diversifikasi dari para perajin batik agar tetap bisa produktif. Misalnya membuat produk yang berhubungan dengan situasi pandemi. Sebagai contoh outer, jaket, atau masker dari batik.

"Kami melakukan diversifikasi produk yang related, terutama masker batik dengan berbagai model dari sederhana hingga pakai teknik tulis untuk segmen premium. Masker batik terdiri dari 2 ply, 3 ply hingga batik permintaan khusus seperti teknik tulis," ucapnya.

Komarudin melihat pasar batik di masa depan jika para perajin banyak yang mulai beralih profesi, bisa jadi keterampilan soft skill membatik juga berkurang hal ini akan membuat masalah baru.

"Sementara membuat batik kan dibutuhkan kelembutan hati, rasa cipta karsa perlu dimulai lagi untuk kembali pada kondisi awal," ucapnya.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

3 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.


Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

5 hari lalu

Batik Ecoprint dari Kampung Brontokusuman Karangkajen Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.


Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

22 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.


Kementerian Kesehatan Diminta Sosialisasikan Apa Itu Penyakit X

23 hari lalu

Ahli mikrobiologi klinik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Nia Krisniawati. ANTARA/Dok. Pribadi
Kementerian Kesehatan Diminta Sosialisasikan Apa Itu Penyakit X

Masyarakat yang tidak paham mungkin berpikir penyakit X berarti ada virus baru yang sedang menyebar global seperti Covid-19 yang baru lalu.


KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

29 hari lalu

Ilustrasi Batik. shutterstock.com
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).


Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

40 hari lalu

Vespa Batik. (Foto: Piaggio Indonesia)
Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.


NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

46 hari lalu

Lancer Evo Batik. (Dok NMAA)
NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.


Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

50 hari lalu

CEO Rianty Batik, Aditya Suryadinata, ketika menceritakan pengalaman bisnisnya di Rianti Batik Malioboro, Yogyakarta, Selasa, 6 Februari 2024. Pelaku UMKM batik ini berbagi pengalaman mempertahankan bisnis ketika pandemi Covid-19 melanda. TEMPO/Riri Rahayu
Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.


Jurus Yogya Branding Batik Lokal Sebagai Cendera Mata Wisata

51 hari lalu

Aktivitas membatik dan pameran batik yang digelar di hotel Yogyakarta Senin (5/2).  Foto: TEMPO|Pribadi Wicaksono.
Jurus Yogya Branding Batik Lokal Sebagai Cendera Mata Wisata

Pekerjaan rumah saat ini, adalah bagaimana batik bisa memiliki ruang presentasi yang kontinyu untuk memperluas pasarnya.


TikTok Shop dan Tokopedia Kampanye Batik, Pedagang Bebas Biaya Komisi Sebulan

51 hari lalu

Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) batik yang melakukan penjualan via live TikTok Shop dalam acara Showcase Event dan Konferensi Pers: TikTok dan Tokopedia Luncurkan Kampanye #MelokalDenganBatik di Yogyakarta, Senin, 5 Februari 2024. TEMPO/Riri Rahayu.
TikTok Shop dan Tokopedia Kampanye Batik, Pedagang Bebas Biaya Komisi Sebulan

TikTok Shop dan Tokopedia meluncurkan kampanye #MelokalDenganBatik. Pedagang bebas biaya komisi selama sebulan.