TEMPO.CO, Jakarta - Setiap 29 September diperingati sebagai World Heart Day (WHD) atau Hari Jantung Sedunia. Di Indonesia, penyakit ini masih menjadi penyebab kematian tertinggi. Berita baiknya, penyakit jantung sangat mungkin dicegah.
Salah satu kelompok rentan yang perlu mendapat perhatian jika mengidap penyakit jantung ialah perempuan hamil. Kehamilan membebani jantung dan sistem peredaran darah. Namun, banyak perempuan yang memiliki masalah jantung bisa melahirkan bayi yang sehat asalkan mengetahui risiko dan mencegah komplikasi.
Ddilansir dari laman Mayo Clinic, perempuan yangn sedang hamil dan memiliki penyakit jantung memerlukan perawatan khusus selama kehamilan.
Kehamilan menekan jantung dan sistem peredaran darah. Selama kehamilan, volume darah meningkat 30 hingga 50 persen untuk memberi makan bayi yang sedang tumbuh. Jantung bekerja lebih keras karena harus memompa lebih banyak darah, detak jantung pun meningkat.
Persalinan menambah beban kerja jantung. Selama persalinan, terutama saat mengejan, aliran dan tekanan darah akan berubah tiba-tiba. Dibutuhkan beberapa minggu setelah melahirkan agar tekanan pada jantung kembali ke kondisi normal seperti sebelum hamil.
Berikut beberapa risiko penyakit jantung, tergantung pada sifat dan tingkat keparahan kondisinya.
1. Masalah irama jantung
Kelainan minor pada irama jantung sering terjadi selama kehamilan yang biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Jika memerlukan perawatan untuk aritmia, kemungkinan besar hanya berupa obat, sama seperti tidak hamil.
2. Masalah katup jantung
Memiliki katup jantung buatan atau jaringan parut atau kelainan bentuk jantung atau katup dapat meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan. Jika katup jantung tidak berfungsi dengan baik, ibu hamil mungkin mengalami kesulitan untuk menoleransi peningkatan aliran darah yang terjadi selama kehamilan.
Selain itu, katup buatan atau abnormal membawa peningkatan risiko infeksi pada lapisan jantung (endokarditis) dan katup jantung. Kondisi ini berpotensi mengancam jiwa.
Katup jantung buatan mekanis juga menimbulkan risiko serius selama kehamilan karena kebutuhan untuk menyesuaikan penggunaan pengencer darah, yang berpotensi untuk pembekuan yang mengancam katup jantung. Mengonsumsi obat pengencer darah juga dapat membahayakan bayi yang sedang berkembang.
3. Gagal jantung kongestif
Saat volume darah meningkat, gagal jantung kongestif bisa memburuk.
4. Cacat jantung bawaan
Jika ibu hamil terlahir dengan masalah jantung, bayinya juga memiliki risiko lebih besar untuk mengalami beberapa jenis cacat jantung. Perlu diketahui kondisi jantung tertentu, terutama penyempitan katup mitral atau katup aorta, dapat menimbulkan risiko yang mengancam jiwa ibu atau bayi. Bergantung pada situasinya, beberapa kondisi jantung memerlukan perawatan besar - seperti operasi jantung - sebelum hamil.