Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebelum Tanam Bulu Mata, Ketahui 4 Hal Ini dan Risikonya

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi keindahan dan kecantikan bulu mata. (Foto: Shutterstock)
Ilustrasi keindahan dan kecantikan bulu mata. (Foto: Shutterstock)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa wanita memilih tanam bulu mata untuk mendapatkan bulu mata panjang dan tebal. Hal ini tentu akan menunjang penampilang Anda secara kesleuruhan. Namun sebelum memulai tanam bulu mata, Anda wajib mengetahui prosedur aman sekaligus risikonya. 

Tanam bulu mata bukanlah bulu mata palsu yang ditempel begitu saja menggunakan lem. Tanam bulu mata dilakukan dengan merekatkan satu helai demi satu helai bulu mata palsu ke ujung bulu mata Anda menggunakan lem khusus, dengan bantuan pinset. Dalam sekali pengerjaan, akan ada sekitar 40-100 helai bulu mata yang dipasangkan di mata Anda. Tak heran bila proses ini bisa sampai memakan waktu 2-3 jam pengerjaan. Beberapa salon maupun klinik kecantikan pun memasang tarif hingga jutaan rupiah bagi Anda yang ingin menjalani prosedur tanam bulu mata ini.

Jika dikerjakan dengan benar, mata Anda akan terlihat ekspresif. Anda pun tidak perlu memakai maskara dalam jangka panjang. Sebaliknya, ada risiko kesehatan serius yang mengancam jika pengerjaan dilakukan asal-asalan. Berikut ini beberapa hal yang perli diketahui sebelum melakukan prosedur tanam bulu mata. 

Tips sebelum tanam bulu mata

1. Pilih bahan bulu mata yang bagus

Saat ini, terdapat 3 tipe bulu mata yang bisa dipilih, yakni dari bahan alami (seperti sutera maupun bulu binatang), bahan sintetis, maupun serat plastik. Bulu mata dari bahan sintetis terkenal ringan dan lebih nyaman digunakan sehingga kerap dipilih oleh para artis. Namun harganya juga paling mahal dibanding bulu mata sintetis maupun plastik.

2. Pastikan lem yang digunakan aman

Salah satu kekhawatiran terbesar pada tanam bulu mata ialah penggunaan lem yang sudah kedaluwarsa. Oleh karena itu, Anda berhak meminta terapis tanam bulu mata Anda untuk memperlihatkan kemasan serta memastikan tanggal kedaluwarsa lem yang akan diaplikasikan ke kelopak mata Anda. Kekhawatiran lain akan penggunaan lem pada proses tanam bulu mata ini adalah munculnya reaksi alergi, terutama pada kulit yang sensitif.

Untuk menghindari hal ini, Anda dapat melihat daftar bahan yang digunakan pada lem tersebut dan menghindarinya jika memang Anda memiliki alergi salah satu atau beberapa bahan yang digunakan. Cara lain untuk mengetahui Anda memiliki alergi terhadap bahan pada lem atau tidak ialah dengan melakukan tes sederhana. Aplikasikan sedikit lem ke punggung tangan, jika kulit menjadi kemerahan atau gatal, itu tandanya Anda alergi dengan bahan yang digunakan pada lem.

3. Pilih klinik tepercaya

Jika Anda melakukannya di salon atau klinik abal-abal, kemungkinan terjadinya kesalahan prosedur tanam bulu mata, cukup besar terjadi. Kesalahan prosedur yang dimaksud misalnya menempelkan beberapa helai bulu mata palsu ke satu bulu mata asli, yang dapat mengakibatkan kerontokan bulu mata asli. Kesalahan awam lainnya ialah perekatan lem di kelopak mata (seharusnya di bulu mata), yang akhirnya menimbulkan iritasi hingga sakit mata serius. Sebab itu, sangat penting bagi Anda melakukan tanam bulu mata di salon atau klinik kecantikan dengan reputasi baik, dengan tenaga ahli yang profesional di bidangnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

4. Ketahui daya tahannya

Bulu mata lebat hasil tanam bulu mata tidaklah permanen, melainkan hanya bertahan 2 minggu hingga 2 bulan. Separuh dari bulu mata yang ditempelkan ini akan rontok secara alami setidaknya satu bulan setelah ekstensi dilakukan. Jika ingin kembali memiliki bulu mata yang lebat, Anda harus melakukan touch-up tanam bulu mata. Biaya touch-up biasanya tidak semahal penanaman pertama. Sebab, bulu mata yang harus dipasang, tidak sebanyak sebelumnya.

5. Pahami risikonya

Ketika tanam bulu mata tidak dilakukan sesuai prosedur, Anda bisa mengalami efek samping yang tidak mengenakkan, seperti mata merah dan perih, gatal dan kemerahan di kulit sekitar mata, mata atau kelopak mata menjadi bengkak dan nyeri, bulu mata menipis atau rontok, terutama jika Anda sering menggosok-gosok mata.

Jika hal ini terjadi, langkah pertama yang dapat Anda lakukan adalah mengompres area mata menggunakan air dingin. Bila kondisi Anda tidak membaik dalam 24 jam, periksakan kondisi tersebut ke dokter mata untuk mendapat penanganan yang tepat. 

SEHATQ

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

10 hari lalu

Kacang salah satu penyebab alergi (pixabay.com)
Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

Dokter anak serta pakar alergi dan imunologi di California mengungkapkan beberapa fakta menarik tentang alergi kacang. Simak faktanya.


3 Mitos Terkait Gerhana Matahari dan Penglihatan serta Faktanya

12 hari lalu

Ilustrasi menyaksikan gerhana matahari. AP/Shizuo Kambayashi
3 Mitos Terkait Gerhana Matahari dan Penglihatan serta Faktanya

Berikut tiga mitos terkait gerhana matahari dan penglihatan serta faktanya. Lindungi selalu mata saat menontonnnya.


4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

14 hari lalu

Warga lanjut usia memeriksakan matanya dalam pelayanan kesehatan gratis di Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (31/1). Pemeriksaan diberikan kepada kalangan warga lanjut usia kurang mampu untuk mencegah bertambahnya angka kebutaan di Indonesia, khususnya perkotaan. TEMPO/Tony Hartawan
4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

Setelah usia mencapai 40-an, risiko masalah mata pun meningkat dan perlu diwaspadai. Berikut empat masalah tersebut.


Alergi Bisa Picu Anak Sering Sakit, Ini Kata Guru Besar FK Unair

30 hari lalu

Ilustrasi anak alergi. communitytable.parade.com
Alergi Bisa Picu Anak Sering Sakit, Ini Kata Guru Besar FK Unair

Guru Besar FK Unair mengatakan anak sering jatuh sakit bisa jadi karena alergi terhadap sesuatu yang belum diketahui orang tua.


Gejala Diabetes yang Terdeteksi di Mata, Bahaya Jika Didiamkan

32 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Gejala Diabetes yang Terdeteksi di Mata, Bahaya Jika Didiamkan

Ada beberapa gejala diabetes yang terdeteksi di mata dan bila didiamkan akan menyebabkan kehilangan penglihatan.


Macam Faktor Risiko yang Memperparah Glaukoma

34 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. Shutterstock
Macam Faktor Risiko yang Memperparah Glaukoma

Dokter mata menyebut sejumlah faktor risiko yang dapat memperparah kondisi glaukoma, seperti faktor usia dan penyakit vaskular.


Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

35 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

Deteksi dini penting untuk mencegah glaukoma tidak semakin parah. Dokter mata sebut penyebabnya.


Cara Mengatasi Mata Merah, Kapan Harus Periksa ke Dokter?

37 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Cara Mengatasi Mata Merah, Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Dokter memberikan tips mengatasi mata merah. Namun bila tak juga sembuh maka harus diperiksakan ke dokter mata karena efeknya bisa serius.


5 Penyebab Mata Merah, Alergi sampai Infeksi

37 hari lalu

Ilustrasi mata gatal atau mata merah. shutterstock.com
5 Penyebab Mata Merah, Alergi sampai Infeksi

Ketika mata mengalami iritasi, pembuluh darah halus di bagian putih mata membengkak. Saat terjadi, maka tampaklah mata merah.


Sering Lelah dan Rambut Rontok, Gejala Penyakit Autoimun

51 hari lalu

Ilustrasi rambut rontok.
Sering Lelah dan Rambut Rontok, Gejala Penyakit Autoimun

Pemilik riwayat keluarga alergi atau autoimun berisiko lebih tinggi mengalami penyakit autoimun. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.