TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit kardiovaskular termasuk jantung masih merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) penyakit jantung telah memakan korban sebanyak 17,9 juta orang setiap tahunnya.
Di Indonesia, penyakit jantung juga masih menjadi penyebab kematian tertinggi sehingga seluruh masyarakat perlu mengambil peran dalam upaya tindakan pencegahan.
Duta Yayasan Jantung Indonesia Mikha Tambayong mengimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat melalui berbagai platform termasuk sosial media. Pola hidup sehat antara lain rutin olahraga, menjaga berat badan ideal, dan tidak merokok.
"Sekarang jadi kepikiran kalau mau posting di media sosia tuh kaya jadi lebih aware buat memperhatikan kesehatan dan pola hidup. Jadi kalau mau posting paling tidak ada manfaatnya yang bisa mempengaruhi orang lain buat hidup sehat," ucap Mikha dalam konferensi virtual Yayasan Jantung Indonesia, Jumat, 25 September 2020.
Terkait dengan kesehatan jantung, khususnya untuk perempuan, laman Mayo Clinic, gejala umum serangan jantung pada perempuan sama dengan pada pria.
Antara lain nyeri dada, tekanan atau ketidaknyamanan yang berlangsung lebih dari beberapa menit atau datang dan pergi. Namun nyeri dada tidak selalu parah, bahkan serangan jantung mungkin terjadi tanpa nyeri dada.
Perempuan lebih berisiko dibandingkan pria untuk mengalami gejala serangan jantung yang tidak berhubungan dengan nyeri dada, seperti nyeri di bagian leher, rahang, bahu, punggung atas atau perut tidak nyaman, sesak napas, nyeri di satu atau kedua lengan, mual atau muntah, berkeringat, kepala terasa ringan atau pusing, kelelahan yang tidak biasa, dan gangguan pencernaan.
Gejala tersebut mungkin samar dan tidak terlihat seperti nyeri dada yang sering dikaitkan dengan serangan jantung. Ini mungkin karena perempuan cenderung mengalami penyumbatan tidak hanya di arteri utama mereka tetapi juga di arteri kecil yang memasok darah ke jantung.
Perempuan cenderung mengalami gejala lebih sering saat istirahat, atau bahkan saat tidur, dibandingkan pria. Stres emosional dapat berperan dalam memicu gejala serangan jantung pada wanita.
Karena tidak selalu mengenali gejala serangan jantung, perempuan cenderung muncul di ruang gawat darurat setelah jantung terlanjur rusak. Selain itu, karena gejalanya sering berbeda dari pria, perempuan lebih jarang didiagnosis dengan penyakit jantung daripada pria.
Faktor risiko penyakit jantung bagi perempuan meliputi:
Diabetes
Perempuan dengan diabetes lebih berisiko penyakit jantung daripada pria dengan diabetes. Anda berisiko lebih besar mengalami serangan jantung diam tanpa gejala.
Stres mental dan depresi
Stres dan depresi mempengaruhi hati perempuan lebih banyak dari pria. Depresi mempersulit untuk menerapkan gaya hidup sehat dan mengikuti pengobatan yang direkomendasikan.
Merokok
Merokok merupakan faktor risiko yang lebih besar untuk penyakit jantung pada wanita dibandingkan pada pria.
Kurang gerak
Kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. Beberapa penelitian menemukan perempuan kurang aktif dibandingkan pria.
Menopause
Kadar estrogen yang rendah setelah menopause menimbulkan risiko penyakit yang signifikan pada pembuluh darah yang lebih kecil.
Komplikasi kehamilan
Tekanan darah tinggi atau diabetes selama kehamilan dapat meningkatkan risiko jangka panjang ibu terkena tekanan darah tinggi dan diabetes. Kondisi tersebut juga membuat perempuan lebih mungkin terkena penyakit jantung.
Riwayat keluarga
Ini tampaknya menjadi faktor risiko yang lebih besar pada wanita dibandingkan pada pria.
Jika Anda mengalami gejala serangan jantung atau merasa mengalaminya, segera hubungi bantuan medis darurat. Jangan mengemudi sendiri ke ruang gawat darurat kecuali Anda tidak punya pilihan lain.
Untuk meningkatkan kesadaran penyakit jantung, setiap 29 September diperingati sebagai Hari Jantung Sedunia. Tahun ini, Yayasan Jantung Indonesia (YJI) memperingatinya dengan menyelenggarakan konser amal virtual Bunga Citra Lestari (BCL) Use HEART TO BEAT HEART Disease dan kegiatan funbike yang diberi tajuk Virtual Indonesia Heart Bike 2020: Use Heart to Bike.