TEMPO.CO, Jakarta - Pakar kesehatan merekomendasikan pemakaian masker kain tiga lapis untuk memberikan perlindungan hingga 90 persen terhadap penularan virus penyebab COVID-19. Selain itu, cara pemakaian, tepat jenis kain, dan cara melepasnya secara tepat juga sama pentingnya.
Lalu, perlukah melapisinya lagi dengan tisu? Praktisi klinik sekaligus relawan COVID-19, dokter Muhamad Fajri Adda'i, mengatakan studi menrekomendasikan tak perlu menggunakan tisu lagi. Dengan memakai masker dan mengurangi droplet yang keluar, harusnya penularan akan ditekan atau berkurang sampai 85 persen.
“Sudah banyak data ilmiahnya, bahkan penelitian bilang 90 persen. Sepenting itu memakai masker, asal memakainya benar dan masker yang dipilih benar," ujar dia kepada ANTARA, Jumat, 18 September 2020.
Dari sisi bahan, katun cult direkomendasikan karena memiliki kerapatan 180 benang per inci dan mampu menyaring partikel-partikel halus.
Hal ini sesuai dengan temuan studi dalam jurnal ACS Nano belum lama ini. Studi menunjukkan, bahan katun yang paling banyak digunakan untuk masker memiliki performa lebih baik pada kerapatan benang dan dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam efisiensi penyaringan.
Dari sisi efisiensi filtrasi atau kemampuan menyaring partikel, masker hibrida (seperti katun-sutra, kapas-sifon, kapas-flanel) yakni lebih dari 80 persen (untuk partikel <300 nm) dan lebih dari 90 persen (untuk partikel> 300 nm).
Lalu bagaimana dengan mengoleskan masker dengan minyak esensial seperti minyak kayu putih? Fajri mengatakan belum menemukan bukti yang menyatakan pori-pori masker tidak akan berubah jika diberi minyak esensial.
"Kalau masker N95 tidak boleh basah, harus diganti. Rusak pori-porinya soalnya," kata dia.
Dari sisi kesehatan, laman Healthline menyebut, kebanyakan minyak esensial dihirup baik karena aromanya atau kemampuannya sebagai efek terapi. Bukalah botol minyak esensial dan tarik napas dalam-dalam beberapa kali. Tapi jangan biarkan minyak menyentuh kulit karena bisa menimbulkan efek samping termasuk alergi, iritasi kulit.
Menurut Mayo Clinic, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui adakah efek minyak ini pada anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui dan bagaimana minyak dapat berinteraksi dengan obat-obatan dan perawatan lain.