Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cegah Kekerasan saat PJJ, Simak 4 Saran Pakar untuk Orang Tua

image-gnews
Sswa-siswa belajar secara daring dibantu orangtuanya menggunakan fasilitas wifi gratis  di Perumahan Depok Mulya 1, Depok, Jawa Barat, 4 Agustus 2020. Fasilitas wifi tersebut disediakan dari warga yang peduli pendidikan dimasa pandemi Covid-19 sebagai bentuk kepedulian atas kesulitan biaya untuk kebutuhan belajar daring. TEMPO/Amston Probel
Sswa-siswa belajar secara daring dibantu orangtuanya menggunakan fasilitas wifi gratis di Perumahan Depok Mulya 1, Depok, Jawa Barat, 4 Agustus 2020. Fasilitas wifi tersebut disediakan dari warga yang peduli pendidikan dimasa pandemi Covid-19 sebagai bentuk kepedulian atas kesulitan biaya untuk kebutuhan belajar daring. TEMPO/Amston Probel
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa hari ini publik dikagetkan dengan peristiwa seorang anak yang mengalami kekerasan oleh orangtuanya sendiri ketika mengalami kesulitan pembelajaran jarak jauh atau PJJ secara daring. Pandemi COVID-19 ini memberi dampak dalam kehidupan kita secara simultan terhadap segala aspek kehidupan. 

Banyak rutinitas yang terganggu dan kehidupan bisnis pun terbelenggu. Ketidakpastian tentang kapan berakhirnya pandemi ini, juga membuat banyak orang yang merasa frustrasi dan stres. Terlebih peran orang tua yang semakin bertambah, karena harus membimbing anaknya dalam PJJ online di rumah. Ikut mengajarkan materi pelajaran, membantu mengerjakan tugas, dan bahkan harus pula membuat video sebagai laporan pembelajaran.

Menurut Psikolog Anisa Cahya Ningrum tidak semua orang tua memiliki keterampilan yang memadai dalam menjalankan peran ini. Jika anak-anak tidak kooperatif atau kesulitan memahami materi belajar, maka bukan mustahil akan memicu emosi orang tuanya.

"Bagi orang tua yang tidak memiliki regulasi emosi yang baik, maka potensi melakukan kekerasan terhadap anak akan mungkin terjadi. Kekerasan ini bisa berupa verbal, mental dan juga agresivitas secara fisik," ucapnya kepada Tempo.co, Rabu, 16 September 2020.

Menurut Anisa, perlu pemeriksaan yang seksama untuk memastikan apakah orang tua ini memang mengalami gangguan kejiwaan atau tidak. Namun yang bisa diperkirakan ada kemungkinan perilaku kekerasan sudah menjadi kebiasaan dalam keluarganya, 
Kesulitan anak dalam belajar, mungkin hanya menjadi salah satu pemicunya.

"Kita perlu menelusuri lebih jauh, hal-hal apa lagi yang menjadi penyebab kemarahan orang tua pada saat itu. Sepertinya ada banyak hal yang perlu diselesaikan dalam dinamika psikologis orang tua yang melakukan tindakan ini. Bisa jadi, pembunuhan bukanlah tujuan utamanya," ujarnya. 

Menurutnya, kemungkinan orang tua ingin memberikan hukuman karena anak tidak menunjukkan hasil optimal dalam belajar. Namun cara agresif yang dilakukan, tentu tidak tepat. "Masih banyak orang tua yang belum memahami cara berinteraksi yang sehat dengan anak-anaknya. Pemaksaan kehendak seringkali terjadi, dan regulasi emosi belum terlatih," papar Anisa.

Kondisi pandemi ini memang memaksa semua orang untuk beradaptasi dengan cepat, termasuk para orang tua. Mereka dituntut untuk menjadi fleksibel, adaptif dan antisipatif. Ada beberapa tips yang dapat dilakukan para orang tua untuk beradaptasi dengan kondisi ini. 

1. Bersikap terus terang

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Orang tua memang akan merasa berat jika harus memahami semua materi pembelajaran anak-anaknya. Tidak perlu merasa terbebani, dan lakukan semampunya. "Bersikaplah jujur pada anak, jika ada materi yang tidak kita kuasai. Ajak anak mencari jawaban yang lebih baik dengan cara bertanya kepada yang lebih ahli (saudara, teman), atau kita ajarkan juga untuk searching di dunia maya," saran Anisa

2. Menurunkan target

Tidak perlu menargetkan hasil belajar yang terlalu tinggi. Beri kesempatan anak untuk mengeksplorasi sesuai kemampuannya. Dalam kondisi seperti ini, kenyamanan psikologis anak menjadi lebih penting dibandingkan dengan tekanan target prestasi.

3. Belajar life skill

Ambillah kesempatan ini untuk mengajarkan anak tentang life skill, yang mungkin hal ini tidak bisa dilakukan ketika anak lebih banyak berada di sekolah. Misalnya setelah mengerjakan tugas dari guru di sekolah, ajari anak tentang pekerjaan-pekerjaan domestik, dengan cara yang menyenangkan. "Ajak memasak bersama, mengecat/melukis dinding kamar, berdikusi tentang cara menenangkan adik yang menangis, atau hal-hal kreatif lainnya," ucapnya.

4. Jangan lupa kebutuhan emosional

Sadari bahwa selain membutuhkan pembelajaran akademis, anak juga memiliki kebutuhan emosional yang hangat dari orang tuanya. Berikan dukungan dalam setiap pencapaian yang dia lakukan, dan tetaplah memberikan pelukan meski ia belum berhasil meraih target yang diharapkan.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

8 hari lalu

Penyanyi Andien Aisyah. Foto: Instagram/@andienaisyah
Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

Penyanyi Andien Aisyah rajin mengajak anak-anaknya mengikuti kegiatan sosial sejak kecil untuk melihat langsung kondisi di masyarakat.


Komunikasi Penting, Orang Tua Juga Perlu dengarkan Pendapat Anak

8 hari lalu

Ilustrasi orang tua dan anak. Freepik.com
Komunikasi Penting, Orang Tua Juga Perlu dengarkan Pendapat Anak

Psikolog menyampaikan bahwa komunikasi antara orang tua dan anak memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak


6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

9 hari lalu

Ilustrasi Ibu dan Anak. Sumber: Getty/mirror.co.uk
6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

Ketika ada masalah keluarga, penting bagi orang tua untuk memberitahu anak dengan cara yang baik dan sesuai usianya.


KPU Akan Umumkan Penetapan Hasil Pemilu 2024 Hari Ini, Sekolah di Jakpus Gelar PJJ

9 hari lalu

Siswa mengerjakan soal saat belajar secara daring dengan memanfaatkan akses internet gratis dari Pemprov DKI Jakarta di Balai RW 02, Galur, Jakarta Pusat, Selasa, 3 November 2020. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) merekomendasikan sejumlah usulan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk mengubah sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) terkait adanya tiga siswa yang mengakhiri hidupnya diduga lantaran depresi. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
KPU Akan Umumkan Penetapan Hasil Pemilu 2024 Hari Ini, Sekolah di Jakpus Gelar PJJ

Seiring penetapan hasil Pemilu 2024 oleh KPU hari ini, sebagian sekolah di Jakpus yang dekat dengan kantor penyelenggara pemilu akan lakukan PJJ.


Kekasih David Guetta Melahirkan Anak Laki-laki, Namanya Cyan

11 hari lalu

David Guetta mengumumkan kelahiran anaknya dengan sang kekasih, Jessica Ledon pada Senin, 18 Maret 2024. Foto: Instagram/@davidguetta
Kekasih David Guetta Melahirkan Anak Laki-laki, Namanya Cyan

David Guetta mengumumkan kelahiran anaknya bersama sang kekasih, Jessica Ledon.


Pemerintah Jepang Perluas Cakupan Beasiswa untuk Mahasiwa Asing mulai April 2024

11 hari lalu

Ilustrasi beasiswa. Freepik
Pemerintah Jepang Perluas Cakupan Beasiswa untuk Mahasiwa Asing mulai April 2024

Pemerintah Jepang berencana memperluas cakupan mahasiswa asing yang dapat menerima beasiswa mulai April 2024.


Anak yang Tenggelam di Kali Cirarab Tangerang Ditemukan Siang Ini, Sang Ayah Masih Dicari

11 hari lalu

Ilustrasi tenggelam di sungai/kali. northernstar.com.au
Anak yang Tenggelam di Kali Cirarab Tangerang Ditemukan Siang Ini, Sang Ayah Masih Dicari

Tim SAR gabungan akhirnya menemukan satu dari dua korban yang tenggelam di Kali Cirarab Tangerang pada Ahad siang ini, 17 Maret 2024.


Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

13 hari lalu

Polisi mengungkap motif wanita bernama Siti Nurul Fazila, 26 tahun, tega membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun.
Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

Berdasarkan keterangan suami, Siti si ibu bunuh anak berperilaku aneh 2 bulan terakhir, kerap mengaku nabi dan menganggap anaknya sebagai dajjal.


Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

14 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

Berdasarkan keterangan suami, Siti mengaku sudah kerap mendengar bisikan gaib selama dua bulan terakhir. Berujung membunuh anaknya sendiri.


Menteri Kesehatan Gaza Peringatkan Ribuan Anak Kena Komplikasi karena Tak Ada Susu Formula

14 hari lalu

Seorang pria menggendong bayi di pangkuannya, saat warga Palestina yang mengungsi, yang meninggalkan rumah mereka akibat serangan Israel berlindung di tenda kamp, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 14 Februari 2024 .REUTERS/Saleh Salem
Menteri Kesehatan Gaza Peringatkan Ribuan Anak Kena Komplikasi karena Tak Ada Susu Formula

Ada ribuan anak yang sedang menderita penyakit komplikasi serius karena kelangkaan susu di wilayah Gaza utara.