TEMPO.CO, Jakarta - Pernikahan tak selalu berjalan mulus. Ada kalanya sebuah rumah tangga dilanda konflik berkepanjangan yang sulit dicari jalan keluarnya. Untuk mengatasinya, pasangan perlu mengikuti konseling pernikahan.
Konseling membantu Anda dan pasangan membuat keputusan yang lebih logis sekaligus mencari jalan keluar terbaik. Selama menjalani konseling pernikahan, pasangan akan ditangani seorang terapis berlisensi atau psikolog yang disebut sebagai terapis pernikahan dan keluarga.
Setelah melakukan konseling pernikahan, pasangan diharapkan dapat membuat keputusan bijaksana yang terbaik bagi rumah tangga mereka. Baik berupa keputusan untuk memperkuat hubungan yang telah terjalin, mencoba membangun kembali hubungan yang mulai runtuh, atau memutuskan untuk berpisah secara baik-baik.
Terapi ini diawali dengan mempertemukan pasangan untuk sesi terapi bersama. Konselor (terapis) akan membantu Anda dan pasangan untuk memahami apa dan di mana sumber konflik rumah tangga, serta membantu untuk mencoba menyelesaikannya.
Saat sesi konseling, Anda dan pasangan akan mencoba menganalisis sisi baik dan buruk dalam hubungan sekaligus mempertimbangkan kemungkinan masa depan hubungan. Tidak semua sesi konseling pernikahan akan berjalan mulus. Anda dan pasangan mungkin malah akan diam atau bahkan bertengkar hebat saat membawa masalah ke ruang konseling.
Hal tersebut wajar terjadi. Konseling akan bertindak sebagai penengah dan mediator untuk mengatasi luapan emosi ataupun berbagai kekacauan yang mungkin terjadi dalam proses terapi ini.
Sesi konseling umumnya akan membantu Anda dan pasangan mempelajari berbagai cara agar hubungan bisa menjadi lebih kuat, misalnya mengajarkan cara berkomunikasi dengan terbuka, belajar mendiskusikan perbedaan secara tenang dan rasional, dan mencoba mengatasi masalah bersama-sama.
Terapis juga mungkin akan memberikan tugas-tugas atau pekerjaan rumah untuk meningkatkan keharmonisan pasangan. Misalnya, latihan berbicara hati ke hati setiap hari tentang hal yang menggembirakan, tanpa gangguan TV atau ponsel.
Jika terdapat kasus-kasus berat yang spesifik, seperti kecanduan (judi, narkoba, seks, dan semacamnya) dan penyakit mental (misalnya kemarahan yang tak terkendali), konselor dapat menyarankan terapi tambahan. Terapi tersebut akan disesuakan dengan masalah dan mungkin disertai perawatan kesehatan lain yang dibutuhkan.
Konseling pernikahan memiliki jangka waktu beragam. Biasanya, konseling pernikahan bersifat jangka pendek sehingga hanya dijalankan selama beberapa sesi saja.
Namun, tidak jarang terapis juga akan menjadwalkan konseling hingga beberapa bulan apabila masalah yang dihadapi rumit dan mendalam. Anda dan pasangan mungkin juga dijadwalkan untuk melakukan terapi individual.
Terapi individu juga tetap bisa diberikan, misalnya jika pasangan Anda tidak ingin mengikuti konseling pernikahan. Biasanya, terapi individual dijadwalkan satu kali dalam seminggu. Namun, rencana konseling ini dapat beragam berdasarkan situasinya.
Pada dasarnya, konseling pernikahan bermaksud untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan konflik pasangan sekaligus meningkatkan hubungan yang terjalin antara keduanya.
Selain itu, konseling pernikahan dapat membawa banyak manfaat lain, seperti
1. Memperkuat hubungan pasangan yang mulai renggang
2. Mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai pasangan dan cara menerima kekurangannya
3. Memperbaiki hubungan yang bermasalah agar dapat dipertahankan
4. Membantu mengatasi berbagai konflik dalam rumah tangga, misalnya masalah komunikasi, masalah seksual, konflik keluarga besar, perselingkuhan, pertengkaran hebat terus-menerus, krisis kepercayaan, pertukaran peran suami istri, dan lain sebagainya.
Untuk kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), konseling mungkin bisa membantu. Akan tetapi, dalam kasus KDRT berat, di mana kekerasan telah dirasa dapat mengancam nyawa atau sampai pada titik mengkhawatirkan, maka konseling pernikahan saja tidak cukup. Hubungi pusat krisis setempat, komisi perlindungan, atau polisi untuk mendapatkan bantuan darurat.