TEMPO.CO, Jakarta - Hal yang wajar jika Anda khawatir merasakan tanda-tanda kehamilan di usia 47 tahun. Secara medis, ketika seorang perempuan hamil pada usia di atas 35 tahun atau kehamilan geriatri memiliki risiko yang lebih tinggi. Meski demikian, namun bisa diantisipasi sejak awal kehamilan.
Berbeda dengan perempuan yang hamil di usia 20-30an, kehamilan di usia 47 tahun akan terasa berbeda. Pada kehamilan geriatri ini, beberapa hal perlu diantisipasi karena bisa saja dianggap sebagai tanda pra menopause.
Berikut ini tanda-tanda kehamilan geriatri yang membedakannya dengan ibu hamil di usia lebih muda
1. Flek, tapi bukan tanda pra menopause
Munculnya flek merupakan tanda-tanda kehamilan yang paling umum dirasakan, biasanya terjadi 6-12 hari setelah ovulasi. Adanya flek menandakan proses embrio memulai perlekatan ke dinding rahim.Namun pada tanda-tanda kehamilan di usia 47 tahun, flek bisa juga dianggap tanda awal menopause. Untuk memastikannya, konsultasi dengan dokter spesialis kandungan akan sangat membantu.
2. Lelah luar biasa
Ketika berada di fase kehamilan geriatri, kondisi fisik seseorang tak lagi sebugar usia di bawah 35 tahun. Itu sebabnya, terkadang ibu hamil yang berusia di atas 35 tahun akan merasa kelelahan lebih ekstrem. Ditambah lagi, saat hamil produksi hormon progesteron mengalami peningkatan. Faktor lain seperti masalah tekanan darah tinggi atau penyakit kronis lain hingga stres juga dapat membuat rasa lelah ini bertambah berkali-kali lipat.
3. Risiko tekanan darah tinggi
Perempuan berusia di atas 35 tahun yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensi bisa memiliki risiko lebih tinggi terhadap kehamilannya. Namun, bukan berarti kehamilan geriatri tidak sehat, hanya saja risiko komplikasi karena tekanan darah tinggi lebih besar. Contohnya seperti isu plasenta terlepas, persalinan prematur, atau preeklamsia. Bila perlu, ibu hamil yang berusia di atas 35 tahun akan disarankan mengonsumsi obat pengencer darah untuk mencegah risiko preeklamsia.
4. Buang air kecil jauh lebih sering
Kehamilan di usia ideal seperti 25-35 tahun saja akan membuat bumil lebih sering buang air kecil, apalagi kehamilan geriatri. Bertambahnya frekuensi buang air kecil ini semakin meningkat mulai dari usia kehamilan 6 minggu. Ditambah lagi, tanda-tanda kehamilan di usia 47 tahun adalah kesulitan mengendalikan keinginan buang air kecil dibandingkan dengan ibu hamil berusia lebih muda. Bila perlu, hindari minuman dengan efek diuretik seperti kopi dan teh.
5. Mood lebih tak terkendali
Siapapun bisa merasakan mood swing, terlebih perempuan berusia di atas 35 tahun yang hamil tanpa disangka-sangka. Rasa stres hingga frustrasi sangat mungkin membuat mood swing menjadi lebih buruk. Jika ini belum cukup, jangan lupa bahwa level fluktuasi hormon ibu hamil di atas 35 tahun lebih intens ketimbang yang lebih muda.
6. Persendian kaku
Ibu hamil yang berusia di atas 35-40 tahun cenderung merasa kaku di persendian, lebih intens ketimbang ibu hamil yang lebih muda. Belum lagi berat badan janin akan menambah tekanan hingga gerakan janin terasa sampai vagina. Untuk mengatasi rasa sakit atau tegang, lakukan olahraga yang memperkuat otot dasar panggul. Berbaring dengan posisi kaki sedikit lebih tinggi juga bisa membantu meredakan rasa nyeri di persendian dan tulang punggung.
7. Merasa gerah
Saat hamil, temperatur basal tubuh meningkat hingga mencapai 39 derajat Celsius karena ada fluktuasi hormon. Umumnya, rasa gerah atau hot flashes ini terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Terkadang, rasa gerah ini disalahartikan pula sebagai tanda-tanda pra menopause.
8. Mual dan muntah yang berbeda
Sekitar 70-80% ibu hamil akan merasakan morning sickness sepanjang periode kehamilan mereka. Namun bagi perempuan yang berusia di atas 35 tahun, ada kemungkinan mual dan muntah yang dirasakan jauh lebih parah. Jika disertai dengan komplikasi lain, jangan tunda konsultasi dengan dokter.