2. Bawang putih
Bawang putih mengandung antimikroba yang kuat, terutama untuk usus, kata Frost. Faktanya, ini diyakini sebagai antibakteri, antivirus, dan antiprotozoal (artinya dapat melawan parasit). Ballard mengatakan khasiat ini dapat membantu melawan infeksi dada dan infeksi pernapasan.
Bawang putih mengandung allicin, dipercaya sebagai senyawa yang membuat antibakteri bawang putih. Menurut review tahun 2014 yang diterbitkan dalam Avicenna Journal of Phytomedicine, bawang putih dapat melawan bakteri seperti salmonella dan E. coli, yang merupakan bakteri penyebab keracunan makanan.
Selain itu, Frost mengatakan bawang putih sangat ideal untuk memperkuat sistem pencernaan. Ini menjadikannya pilihan yang baik untuk mengobati parasit atau cacing di usus. Selain itu, bawang putih telah terbukti membantu melawan flu biasa dengan sifat antivirusnya.
3. Ginseng
Menurut sebuah penelitian, ramuan ini memperkuat sumbu HPA atau sumbu hipotalamus, hipofisis, adrenal, yang bertanggung jawab untuk mengatur respons sistem kekebalan terhadap stres.
Stres kronis atau parah dapat melemahkan sistem kekebalan, jadi penting bagi Anda untuk memiliki poros HPA yang kuat untuk membantu mengelola efek stres pada sistem kekebalan.
Ginseng juga dapat menjaga keseimbangan sistem kekebalan dengan mengatur berbagai jenis sel kekebalan - termasuk sel T, sel B, sel pembunuh alami, dan makrofag - yang mengidentifikasi ancaman terhadap tubuh dan melawannya. Bahkan ada bukti bahwa ginseng dapat melawan Influenza A pada tikus, meskipun penelitian pada manusia tetap diperlukan.
4. Reishi
Reishi, juga dikenal sebagai Lingzhi, adalah sejenis jamur. Jamur reishi mengandung beta-glukan, yang dipercaya dapat merangsang berbagai jenis sel dalam sistem kekebalan, termasuk monosit, sel pembunuh alami, dan sel dendritik. Dengan menstimulasi sel-sel ini, mereka lebih mampu mendeteksi dan melawan infeksi.
Bahkan ada beberapa bukti bahwa beta-glukan dalam reishi dapat memiliki efek antitumor, menghentikan pertumbuhan sel kanker, menurut Memorial Sloan Kettering Cancer Center. Namun, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk lebih memahami manfaat jamur resihi.