TEMPO.CO, Jakarta - Rambut atau bulu pada bagian tubuh tertentu, seperti ketiak, muncul ketika seseorang memasuki fase pubertas. Rambut ini sekadar penanda seseorang sudah pubertas, namun juga melindungi dari bakteri hingga mengurangi gesekan.
Meski memiliki fungsi yang penting, tak banyak orang yang memilih mencukurnya dengan alasan kenyamanan dan keindahan. Tapi, keputusan mencukur atau membiarkan rambut pada kulit tumbuh bergantung pada preferensi tiap individu. Hanya saja, pastikan mencukur atau menjaga rambut tetap higienis agar tidak rentan menimbulkan infeksi.
Tapi, tahukah Anda bahwa bulu ketiak membuat seseorang atraktif? Bulu ketiak melepaskan aroma yang mengandung feromon, zat kimia alami yang membuat seseorang tampak menarik secara seksual.
Bulu ketiak yang dibiarkan tanpa dicukur membuat kulit di area tersebut terjaga kelembapannya. Kondisi ini membuat kadar feromon seseorang menjadi semakin kuat.
Sayangnya, bulu ini bisa jadi tempat berkumpulnya kuman. Itu sebabnya kebersihannya tetap harus dijaga agar tidak menimbulkan aroma tidak sedap.
Baca juga:
Selain membuat seseorang atraktif, bulu ketiak juga mengurangi gesekan di area tersebut. Kulit di area ketiak termasuk sensitif sehingga mudah iritasi. Apabila kulit sensitif terititasi, kulit biasanya menjadi merah, gatal, perih, dan menghitam.
Adanya bulu ketiak mencegah gesekan antar-kulit langsung saat melakukan aktivitas seperti berlari atau berjalan. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya iritasi.