TEMPO.CO, Jakarta - Angelina Jolie merasa beruntung bisa berkumpul bersama anak-anaknya selama masa pandemi Covid-19. Keenam anaknya menjalani sekolah dari rumah, termasuk yang tertua, Maddox, yang saat ini berstatus sebagai mahasiswa di Universitas Yonsei, Korea Selatan.
Mantan istri Brad Pitt ini mengatakan mereka berkembang pesat selama belajar di rumah. Maddox harus kembali dari Korea karena kampusnya juga tutup menyusul krisis virus corona. Namun, ia memastikan anaknya tak pindah kampus. Dia akan kembali ke Korea begitu semuanya selesai.
Baca Juga:
“[Maddox] harus kembali dari Korea. Dia sedang belajar online, dia mulai jam 6 sore di malam hari,” kata aktris Maleficent berusia 45 tahun itu.
Adapun lima anaknya yang lebih kecil -- Pax, 16; Zahara, 15; Shiloh, 14; dan si kembar Vivienne dan Knox, 11 – juga melakukan hal sama. Mereka membentuk kelompok besar yang menyenangkan untuk belajar dari rumah.
“Jadi semua orang saling membantu. Kami beruntung,” kata dia dalam wawancara dengan Extra, yang dikutip Hollywood Life, Senin, 17 Agustus 2020.
Dia mengakui, tidak semua anak memiliki hak istimewa seperti mereka. Angelina saat ini menjadi duta PBB yang mengkampanyekan berbagai isu seperti pengungsi, kekerasan seksual, dan konservasi ini mengatakan anak-anak yang terjebak di rumah tidak aman dari kekerasan. Menurut dia, ada sekitar 40 persen laporan dari para guru tentang kekerasan terhadap anak di rumah.
“Sering dikatakan bahwa butuh sebuah desa untuk membesarkan seorang anak,” tulis dia dalam sebuah artikel di majalah Time, April lalu. "Ini akan membutuhkan upaya dari seluruh negara kita untuk memberi anak-anak perlindungan dan pengasuhan yang layak mereka dapatkan."
Angelina Jolie menyumbangkan US$ 1 juta atau sekitar Rp 14,9 miliar kepada No Kid Hungry, sebuah organisasi yang mendistribusikan makanan kepada anak-anak yang bergantung pada makan siang sekolah, pada bulan Maret.
Dia juga memberikan donasi kepada Badan Pengungsi PBB dan mengirimkan bantuan ke sekolah-sekolah yang dia danai di Afghanistan, Kamboja, Kenya, dan Namibia untuk membantu memastikan anak-anak dapat terus belajar selama pandemi.