Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ibu Menyusui Alami Baby Blues Syndrome, Cek Penyebab dan Cara Mengatasinya

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi menyusui. MomJunction
Ilustrasi menyusui. MomJunction
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menyusui menjadi pilihan terbaik bagi ibu dan bayi. Namun ada kalanya kondisi si ibu membuat sang anak tidak mendapatkan ASI, salah satunya karena baby blues syndrome atau BBS.

Sindrom yang sering dialami ibu setelah persalinan ini umumnya disebabkan faktor hormonal. 

Menurut Psikolog Anisa Cahya Ningrum, setelah melahirkan kadar hormon estrogen dan progesteron perempuan menurun secara drastis. Kondisi ini bisa menimbulkan perubahan kondisi emosi, seperti perubahan suasana hati, lebih sensitif, mudah sedih, depresi, stres, dan juga bisa menjadi lekas marah.

"Penyebab lain adalah faktor kelelahan merawat bayi, yang memerlukan energi ekstra setelah melahirkan. Ibu menjadi kurang tidur, lupa makan, dan kehabisan tenaga untuk merawat bayi. Apalagi jika tidak mendapatkan dukungan secara fisik maupun mental dari orang-orang di sekitarnya," ucapnya saat dihubungi Tempo.co, Jumat, 7 Agustus 2020.

Kondisi sulit selama proses persalinan juga bisa menimbulkan ketidaknyamanan bagi ibu. Apalagi jika keadaan bayi yang dilahirkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, ketidaktahuan tentang teknik menyusui, juga bisa membuat ibu frustrasi dan stres, sehingga bisa pula memicu munculnya baby blues syndrome.

Untuk menghadapi kondisi ini, hal paling utama yang perlu dilakukan menurut Anisa adalah mencari dukungan dan menumbuhkan keyakinan bahwa dia akan mampu menyusui bayinya.

Kondisi BBS sebenarnya hanya terjadi selama dua minggu setelah melahirkan. Jika lebih lama dari itu, dan kondisnya lebih parah, maka akan didiagnosis sebagai postpartum depression (PPD) atau depresi pasca melahirkan.

"Jika ibu merasa kesulitan dalam memberi ASI karena BBS, maka ibu tidak perlu khawatir, karena masih bisa dikoreksi dengan meminta bantuan seorang konselor laktasi, untuk dipandu dengan cara-cara yang tepat dalam menyusui. Juga akan mendapatkan edukasi tentang bahan-bahan makanan apa saja yang bisa dikonsumsi agar memperbanyak produksi ASI," ucap Anisa yang juga Penasihat Komunitas MotherHOPE Indonesia. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, ibu juga perlu belajar mengatur waktu , tenaga, dan pikirannya agar produksi ASI bisa optimal. Faktor kelelahan dan beban pikiran yang mengganggu akan mempengaruhi produksi ASI. Semakin lelah dan banyak pikiran, maka semakin berkurang pula kuantitas ASI-nya.

"Ibu perlu mendapat stimulasi psikologis dari lingkungannya, untuk mereduksi perasaan sedih karena BBS, agar kondisinya tidak meningkat menjadi PPD, yang bisa berdampak lebih buruk dalam hal menyusui. Support system memiliki peran yang sangat besar dalam mencegah terjadinya BBS, yang juga berdampak dalam kesulitan menyusui," terang Anisa.

Lantas apakah BBS bisa dicegah sebelum ibu melahirkan? Anisa mengatakan bisa diupayakan dengan cara mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang peran baru sebagai ibu. Ini penting untuk membantu ibu menyiapkan diri sedini mungkin, melatih diri tentang tata cara merawat bayi, melakukan senam hamil dan hypnobirthing agar bisa rileks dan melahirkan dengan lancar dan nyaman, dan mendapatkan edukasi tentang teknik menyusui dan bahan makanan yang bisa menstimulasi produksi ASI.

Ibu juga perlu menyiapkan dukungan sosial, termasuk suami, keluarga, baby sitter atau asisten rumah tangga, dengan pengaturan peran agar mengurangi kelelahan sebagai ibu baru, menumbuhkan keyakinan bahwa ibu memiliki kemampuan untuk merawat bayi dan bisa menjadi ibu yang baik. Selain itu, perlu juga mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan pengaturan istirahat yang cukup, serta pengaturan finansial yang sesuai dengan kebutuhan biaya persalinan dan perawatan bayi.

Baca: 7 Makanan Ibu Menyusui agar Bayi Gemuk dan Sehat

Selama pemulihan ibu dari BBS, maka suami dan keluarga bisa mendukung secara penuh agar ibu tetap lancar menyusui dengan cara antara lain:

1. Membantu merawat bayi, seperti menggendong, menggantikan popok, dan memandikan.
2. Membantu pekerjaan rumah, seperti menyapu, mengepel, dan memasak.
3. Memberi kesempatan ibu untuk melakukan me time atau menikmati hobinya
4. Menyiapkan makanan untuk asupan gizi ibu menyusui.
5. Membantu merawat kakak-kakak si bayi (jika anak kedua dan seterusnya)
6. Menemani ibu ketika terbangun malam untuk menyusui, dengan membantu membuatkan minuman hangat, atau memijat punggung ibu
7. Memberikan rasa nyaman agar ibu merasa bahagia
8. Tidak memberi stigma tentang kelemahan dan kesulitan ibu dalam merawat dan menyusui bayi

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ingin Cepat Turun Berat Badan, Pemicu Produksi ASI Kurang Maksimal

10 hari lalu

Ilustrasi menyusui. SpineUniverse
Ingin Cepat Turun Berat Badan, Pemicu Produksi ASI Kurang Maksimal

Beberapa kebiasaan membuat produk ASI tidak optimal, termasuk membatasi pola makan karena ingin cepat menurunkan berat badan.


Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

18 hari lalu

Ilustrasi bayi tidur. Foto: Freepik.com/user18526052
Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

Tiga dari 4 wanita selama periode hamil dan atau pasca melahirkan mengalami masalah tidur seperti insomnia, kualitas tidur buruk, atau gangguan tidur


Saran untuk Ibu Menyusui agar Puasa Ramadan Lancar

38 hari lalu

Ilustrasi menyusui. Pexels/William Fortunato
Saran untuk Ibu Menyusui agar Puasa Ramadan Lancar

Berikut tips untuk ibu menyusui yang menjalankan puasa Ramadan. Upayakan tidak telat sahur dan berbuka puasa agar cairan tetap tercukupi dalam sehari.


Alasan Medis Ibu Menyusui Tak Wajib Puasa Ramadan

42 hari lalu

Relawan Layanan Kesehatan Cuma-cuma Dompet Dhuafa memeriksa kesehatan ibu menyusui penyintas Covid-19 di RW 07 Kelurahan Tengah, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis, 5 Agustus 2021. Monitoring dan edukasi kesehatan ini dilakukan dalam rangka Pekan ASI Sedunia. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Alasan Medis Ibu Menyusui Tak Wajib Puasa Ramadan

Ibu menyusui boleh tidak berpuasa Ramadan, ada alasan medis dibaliknya.


Sederhana dan Bergizi, Ini 8 Makanan Penambah ASI untuk Ibu Menyusui

16 Februari 2024

Ilustrasi menyusui. Pexels/William Fortunato
Sederhana dan Bergizi, Ini 8 Makanan Penambah ASI untuk Ibu Menyusui

Untuk meningkatkan produksi ASI, ibu menyusui harus mengonsumsi makanan bergizi.


Penyebab Ibu Sulit Berikan ASI Eksklusif, Kurang Dukungan sampai Stres

2 Februari 2024

Ilustrasi menyusui. factretriever.com
Penyebab Ibu Sulit Berikan ASI Eksklusif, Kurang Dukungan sampai Stres

Dokter anak mengatakan dukungan keluarga penting dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi karena masih banyak ibu yang terkendala memberikannya.


Perhatikan 4 Hal Berikut saat Anak Sakit

31 Januari 2024

Ilustrasi anak sakit. shutterstock.com
Perhatikan 4 Hal Berikut saat Anak Sakit

Ada empat hal yang harus diperhatikan ketika anak sakit. Berikut penjelasan dokter anak.


Belum Siap Alami Baby Blues? Piskolog Minta Jangan Menikah Dulu

30 Januari 2024

Ilustrasi melahirkan. Shutterstock
Belum Siap Alami Baby Blues? Piskolog Minta Jangan Menikah Dulu

Psikolog menyarankan pasangan yang belum siap untuk menunda pernikahan demi mencegah baby blues syndrome.


57 Persen Ibu di Indonesia Alami Baby Blues Pascamelahirkan, Tertinggi di Asia

29 Januari 2024

Ilustrasi baby blues. shutterstock.com
57 Persen Ibu di Indonesia Alami Baby Blues Pascamelahirkan, Tertinggi di Asia

Sebanyak 57 persen ibu di Indonesia dilaporkan mengalami gejala baby blues. Apa yang perlu dilakukan?


Tanda Bayi Tak Kekurangan ASI Menurut Pakar

8 Januari 2024

Ilustrasi menyusui. SpineUniverse
Tanda Bayi Tak Kekurangan ASI Menurut Pakar

Pakar menjelaskan bayi menangis tetapi berkemih 2-3 jam sekali bukan berarti karena tak cukup mendapatkan ASI. Ii sebabnya?