TEMPO.CO, Jakarta - Dalam masa menyusui, ibu harus bisa mengatur produksi ASI agar tidak berlebihan. Dokter spesialis anak, Melanie Yudiana Iskandar mengatakan, produksi ASI berlebih dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Sebab itu untuk menyiasatinya, ibu harus bisa mengatur urutan payudara ketika menyusui agar produksi asi tidak berlebih.
“Habiskan dulu satu payudara, kurang lebih selama 20 sampai 30 menit, kalau bayinya masih mau, pindahkan ke sebelahnya. Biasanya di payudara kedua tidak lama, sekitar lima sampai sepuluh menit. Ketika menyusui lagi, dimulai dari payudara terakhir tadi,” ujar Melanie dalam Live Instagram “Menyusui di Era Pandemi” dia akun @rsiabundajakarta, Jumat 7 Agustus 2020.
Kalau bayi sudah puas dengan satu payudara saja, Melanie menganjurkan untuk mengeluarkan ASI pada payudara yang tidak diminum bayi. Hal tersebut untuk menghindari produksi susu yang berlebihan. Ketika produksi susu berlebihan dan tidak keluar, payudara berpotensi mengalami pembengkakan, bahkan mastitis.
“Boleh dikeluarkan sampai senyamannya, kita tidak mau kekurangan produksi ASI, tapi juga tidak boleh kelebihan produksi, tidak baik untuk kesehatan,” kata Melanie.
Selain itu, Melanie juga menghimbau agar bayi tidak terlalu dini dikenalkan dengan dot. Pengenalan dot sebelum waktunya dapat membuat produksi ASI tidak keluar. Tak hanya itu, dot juga bisa membuat bayi bingung puting sehinga tidak mau lagi menyusu dengan ibunya.
“Bayi harus usaha ketika mau menyusu sama ibunya, sedangkan dot lebih mudah, bayi akan memilih cara mudah daripada cara yang susah,” kata Melanie. Dia juga menambahkan, pengenalan dot pada bayi sebaiknya dilakukan ketika bayi menginjak usia enam sampai delapan minggu.
MUHAMMAD AMINULLAH