TEMPO.CO, Jakarta - Banyak perempuan berperan ganda, tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga sebagai istri, ibu dan karier atau kegiatan mereka. Menurut studi sebanyak 84 persen perempuan Indonesia merasa overthinking atau berpikir berlebihan akibat tekanan terhadap diri sendiri, memikirkan keluarga, dan pekerjaan.
Lantas dalam kondisi apa saja perempuan mengalami overthinking? Psikolog Tara de Thouars mengatakan faktor apapun bisa menjadi pemicu, hal itu terjadi karena kita memikirkan hal terburuk dan selalu berpikir kalau semua peran tersebut harus berjalan dengan baik. Pada dasarnya kita semua ingin berjalan dengan baik dan kalau semua tidak berjalan dengan baik maka akan menyebabkan overthinking.
"Efeknya tubuh kita akan mengeluarkan hormon stres yang membuat tubuh kita tegang, otak menyiapkan diri kita berpikir lebih dan mencari solusi apa yang bisa dilakukan," ucap Tara dalam Hairspa Hair Life Balance Exclusive Virtual Launch, Kamis 6 Agustus 2020.
Hal ini juga dirasakan Nana Mirdad. Sebagai figur publik, istri, ibu dan wirausaha akhir-akhir ini dihadapkan dengan rutinitas baru, tantangan yang tidak terduga dan tanggung jawab yang bertambah sehingga mudah merasa kewalahan.
"Aku bekerja sebagai pebisnis enterpreneur, publik figur, sebagai ibu dan istri dan itu semua harus balance. Me time bagi aku penting banget nggak bisa dikompromikan. Untuk menjalankan kegiatan sehari-hari aku harus dalam kondisi refresh yang tidak bisa digantikan dengan apapun. Jadi aku selalu meluangkan waktu untuk memberi self love atau apresiasi diri sendiri, walau cuma beberapa waktu. Karena kalau mood kita tidak enak bisa menular ke yang lain," ucap Istri Andrew White ini.
Menurut Nana Mirdad, faktor pemicu overthingking ialah masalah menyeimbangkan waktu, antara pekerjaan dan keluarga. Kadang ketika bekerja memikirkan anak-anak di rumah, dan kalau di rumah pun memikirkan pekerjaan. Dengan menjaga keseimbangan juga merupakan salah satu cara untuk memberikan apresiasi terhadap diri sendiri karena telah berhasil melampaui batasan diluar ekspektasi.
Ibu dua anak Jason Deandra White dan Sarah Deana White ini merasa harus cerdas menjaga keseimbangan di sela-sela waktu. "Menjaga keseimbangan antara padatnya rutinitas dan kegiatan self-care memang tidak mudah. Kita harus bisa menemukan kegiatan yang benar-benar pas, tepat, juga efektif," ucap Nana yang juga Brand Ambassador L’Oreal Professionnel Hairspa.
Salah satu kegiatan self care atau me time yang dilakukan Nana Mirdad adalah pijat dan mencium aromaterapi. Menurut Studi dari The Journal of Physical Therapy Science tahun 2016 menyatakan bahwa pijatan di kepala mampu mengurangi hormon stress hingga 40 persen. Teknik pijatan yang tepat akan mengurangi beban berlebih yang berada di leher atau kepala ketika seseorang terlalu lelah menjalankan beberapa kegiatan sekaligus, sehingga dapat memberikan efek relaksasi.
Selain itu wewangian seperti aromaterapi mampu membangunkan indera penciuman sehingga mood terasa lebih baik. Kegiatan self-care seperti merawat diri juga bisa menjadi bentuk apresiasi yang membuat kita jadi lebih bersemangat menghadapi rutinitas.
"Mencium aroma yang enak bisa bantu kita meningkatkan mood. Untuk itu butuh waktu break untuk melakukan hal yang menyenangkan bagi mereka. Punya waktu sendiri saatnya bebas terlepas dari sekian tuntutan, ada perasaan feel good yang muncul. Pertanyaannya mau nggak sih perempuan meluangkan waktu untuk me time, kadang kan alasan tidak ada waktu jadi alasan terbesar," pungkas Tara de Thouras.