Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

4 Gejala Kolesterol Tinggi yang Dialami Wanita dan Cara Mengatasinya

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi wanita makan makanan manis. Unsplash/Thomas Kelley
Ilustrasi wanita makan makanan manis. Unsplash/Thomas Kelley
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKolesterol merupakan lemak yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk hormon, vitamin D, dan asam empedu dalam mencerna makanan. Selain diproduksi tubuh, kolesterol juga bisa didapatkan dari sumber makanan hewani, seperti kuning telur, daging dan keju.

Ada dua jenis kolesterol, yaitu HDL atau high-density lipoprotein, yakni jenis kolesterol yang digolongkan sebagai kolesterol baik. HDL membawa kolesterol dari bagian lain tubuh kembali ke hati. Hati kemudian membuang kolesterol dari tubuh Anda.

Sedangkan jenis berikutnya adalah LDL atau low-density lipoprotein, yang juga dikenal sebagai kolesterol jahat. Alasan mengapa jenis kolesterol ini disebut sebagai kolesterol jahat adalah kadar LDL yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri.

Kolesterol tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang dialami wanita, seperti dilansir dari laman Healthywomen. Meski demikian, banyak wanita yang berisiko memiliki kolesterol tinggi tapi tidak menyadarinya. 

Ukuran kolesterol total yang tergolong normal sebesar kurang dari 200 mg/dL, sedangkan ambang batas tinggi 200 hingga 239 mg/dL, dan kategori tinggi 240 mg/dL atau lebih.  

Secara umum, wanita memiliki kadar kolesterol HDL atau kolesterol baik yang lebih tinggi dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan hormon estrogen yang tampaknya berperan dalam meningkatkan HDL. Akan tetapi, kondisi ini berubah pada saat menopause. Banyak wanita mengalami perubahan drastis, di mana kadar kolesterol total dan LDL mengalami kenaikan, sementara kolesterol HDL malah mengalami penurunan. Setelah menopause, kadar kolesterol mengalami fluktuasi. Kolesterol juga cenderung meningkat seiring bertambahnya usia wanita.

Selain itu, trigliserida (lemak dalam darah) juga lebih berisiko pada wanita dibandingkan dengan pria. Hal tersebut membuat wanita memiliki risiko lebih besar terkena penyakit jantung dan stroke. Tidak hanya itu, faktor genetik dan gaya hidup juga turut memengaruhi. Sering kali, tidak ada gejala kolesterol tinggi pada wanita yang spesifik sehingga Anda mungkin tidak menyadarinya.

Gejala hanya akan muncul setelah kolesterol tinggi menyebabkan gangguan pembuluh darah, seperti:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

- Nyeri dada (angina)
- Kelemahan atau kebas pada tangan dan kaki
- Gangguan penglihatan pada salah satu mata
- Sakit saat berjalan.

Banyak wanita tidak menyadari telah memiliki kolesterol tinggi hingga mengalami salah satu kejadian yang mengancam jiwa, misalnya stroke atau serangan jantung. Sebagian lagi mengetahuinya melalui pemeriksaan kolesterol darah rutin. Oleh karena itu, periksalah kolesterol darah secara berkala untuk mengantisipasi berbagai masalah kesehatan.

Apabila kadar kolesterol Anda terbukti tinggi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Pertama melalui pemberian obat penurun kolesterol seperti statin didasarkan pada keseluruhan risiko serangan jantung dan stroke. Termasuk faktor nonkolesterol, seperti usia, genetik, tekanan darah, kebiasaan merokok, dan peningkatan gula darah.

Jika Anda memiliki kondisi-kondisi tertentu, seperti terdapat penyakit pembuluh darah, terbukti mengalami aterosklerosis, dan berisiko tinggi mengalami penyakit jantung, maka dokter akan meresepkan obat jenis statin untuk pencegahan walaupun nilai LDL Anda normal. Karena obat ini pada dasarnya untuk mengobati plak di arteri.

Selain obat-obatan, Anda juga disarankan menjalani gaya hidup sehat. Misalnya menjaga berat badan yang ideal, tidak merokok, berolahraga selama 30 menit setidaknya lima hari atau lebih per minggu. Tubuh yang kurang aktif dapat menyebabkan penurunan kadar kolesterol baik HDL.

Konsumsi makanan yang dapat menurunkan LDL, seperti buah-buahan, sayur-mayur, protein tanpa lemak, dan serat larut tinggi, seperti kacang-kacangan dan gandum. Hindari minuman dengan pemanis, pilihlah air dan teh tanpa pemanis. Konsumsi lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda dalam jumlah yang memadai, seperti yang ditemukan dalam minyak zaitun, kacang-kacangan, dan ikan berlemak seperti salmon.

SEHATQ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perlunya Bantuan Hidup Dasar untuk Menolong Pasien Jantung dan Lainnya

1 hari lalu

Ilustrasi pertolongan pertama orang yang terkena Serangan Jantung. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo. 20120403
Perlunya Bantuan Hidup Dasar untuk Menolong Pasien Jantung dan Lainnya

Pakar menjelaskan bantuan hidup dasar berusaha mencegah atau memperlambat kerusakan otot jantung hingga penyebab masalah dapat diperbaiki.


Kematian Mendadak Marissa Haque, Ashraf Sinclair, dan Mike Mohede

2 hari lalu

Marissa Haque. Dok.TEMPO/ Ramdani
Kematian Mendadak Marissa Haque, Ashraf Sinclair, dan Mike Mohede

Kematian mendadak Marissa Haque mengejutkan publik. Kejadian serupa pernah terjadi pada Ashraf Sinclair dan Mike Mohede.


Peneliti Ungkap Jenis Minuman yang Bisa Tingkatkan Risiko Stroke

2 hari lalu

Ilustrasi minuman manis (pixabay.com)
Peneliti Ungkap Jenis Minuman yang Bisa Tingkatkan Risiko Stroke

Penelitian terbaru mengungkapkan sering menenggak minuman bersoda, jus buah, dan kopi berlebihan dapat meningkatkan risiko stroke.


Sindrom Kematian Mendadak, Apa Penyebabnya?

2 hari lalu

Ilustrasi Orang Meninggal. shutterstock.com
Sindrom Kematian Mendadak, Apa Penyebabnya?

Beberapa faktor dapat menyebabkan sindrom kematian mendadak. Berikut penyebab utamanya.


Marissa Haque Meninggal, Diduga karena SDS. Apa Itu?

3 hari lalu

Seorang kerabat menaburkan bunga di atas makam Marissa Haque usai prosesi pemakaman di TPU Tanah Kusir, Jakarta, Rabu, 2 Oktober 2024. Aktor dan politikus Marissa Haque meninggal dunia pada usia 61 tahun. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Marissa Haque Meninggal, Diduga karena SDS. Apa Itu?

Marissa Haque meninggal dunia, diduga mengalami sindrom kematian mendadak (SDS). Berikut penjelasan mengenai sindrom tersebut.


Jenis-jenis Stroke yang Harus Diwaspadai, Dari Stroke Iskemik hingga Hemoragik

3 hari lalu

ilustrasi stroke (Pixabay.com)
Jenis-jenis Stroke yang Harus Diwaspadai, Dari Stroke Iskemik hingga Hemoragik

Stroke iskemik terdiri dari beberapa jenis berdasarkan penyebab sumbatan di otak.


5 Jenis Penyakit Stroke, Kenali Penyebab dan Bahayanya

3 hari lalu

ilustrasi stroke (Pixabay.com)
5 Jenis Penyakit Stroke, Kenali Penyebab dan Bahayanya

Stroke ada beberapa jenis seperti stroke iskemik, stroke hemoragik, dan transient ischemic attack. Masing-masing memiliki penyebab dan efek berbeda.


Aktris Korea Selatan Park Ji Ah Meninggal Karena Stroke Iskemik, Apakah Itu?

3 hari lalu

Park Ji Ah. Dok. Billions
Aktris Korea Selatan Park Ji Ah Meninggal Karena Stroke Iskemik, Apakah Itu?

Aktris Korea Selatan, Park Ji Ah, meninggal pada usia 52 tahun akibat infark serebral atau yang lebih dikenal sebagai stroke iskemik.


Kilas Balik Kabar Duka 36 Tahun Lalu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX Wafat di Washington DC

4 hari lalu

Prosesi pemakaman Sultan Hamengkubuwono IX. Foto: Istimewa
Kilas Balik Kabar Duka 36 Tahun Lalu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX Wafat di Washington DC

Pada 36 tahun lalu, tepat 2 Oktober 1988, Sri Sultan Hamengkubuwono IX wafat. Kabar dukanya pun terkirim dari Washington DC sampai Indonesia.


Pola Makan Sehat Bisa Turunkan 3 Faktor Penyebab Stroke

9 hari lalu

Diskusi bertajuk Pendekatan terbaru untuk Mencegah Stroke/Sania Royale
Pola Makan Sehat Bisa Turunkan 3 Faktor Penyebab Stroke

Stroke dapat terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu karena terjadi penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah.