TEMPO.CO, Jakarta - Ketika berbicara tentang orang yang narsis, kita kemungkinan besar berpikir tentang orang dewasa. Orang-orang narsisis memiliki perasaan mementingkan diri sendiri dan membutuhkan kekaguman dari orang lain. Tetapi untuk benar-benar memahami dari mana datangnya gangguan kepribadian narsistik, kita harus melihat perkembangan dari masa anak-anak.
Anak-anak paling rentan terhadap pengaruh pada kepribadian karena mereka hanya mengembangkan kepribadian. Dan siapa yang paling dekat saat kita masih anak-anak? Orang tua! Baik atau buruk, cara orang tua kita memperlakukan anak-anak mereka mempengaruhi kepribadian anak itu di masa dewasa.
Elinor Greenberg, Psikolog, Penulis, Pengajar, dan Konsultan tentang Gangguan Narsis menjelaskan bahwa hubungan orangtua-anak tertentu pada anak usia dini dapat menyebabkan gangguan kepribadian narsis di masa dewasa. Dia berbagi tiga skenario tentang alasan mengapa seseorang dapat memiliki gangguan dan menjelaskan bagaimana mereka menerjemahkannya menjadi dewasa, seperti dilansir dari laman Your Tango berikut ini.
Tiga skenario masa anak-anak yang mempengaruhi kepribadian narsis
1. Nilai Orangtua
Dalam situasi ini anak dibesarkan dalam keluarga yang sangat kompetitif dan hanya memberi penghargaan prestasi tinggi. Moto keluarga adalah: jika Anda tidak bisa menjadi yang terbaik, mengapa repot-repot?
Cinta itu bersyarat: ketika Anda datang pertama dalam lomba, memenangkan sains, atau membintangi pertunjukan sekolah, Anda dihujani dengan pujian dan perhatian. Ketika Anda tidak melakukannya, Anda mengecewakan.
Anak-anak dalam keluarga ini tidak merasa dicintai secara stabil. Sulit bagi mereka untuk menikmati apa pun demi dirinya sendiri, jika tidak memberi status. Mereka hanya merasa aman dan berharga ketika mereka sukses dan diakui sebagai "yang terbaik." Ini menggerakkan pola seumur hidup mengejar kesuksesan dan membingungkannya dengan kebahagiaan.
2. Mendevaluasi Orang Tua Narsis
Dalam skenario ini ada orang tua yang sangat mendominasi dan mendevaluasi yang selalu menurunkan anak. Orang tua umumnya mudah marah dan memiliki harapan yang terlalu tinggi dan tidak realistis.
Jika ada dua anak atau lebih, orang tua akan memuji satu dan merendahkan yang lain. "Yang baik" dengan cepat bisa menjadi "yang jahat" dan tiba-tiba saudara yang berbeda terangkat. Tak seorang pun di keluarga merasa aman dan semua orang menghabiskan waktu mereka mencoba menenangkan orang tua narsis yang meledak-ledak.
Orang tua lain sering diperlakukan persis seperti anak-anak dan diremehkan juga. Ketika dia tidak setuju dengan orang tua narsis, mereka juga mengalami devaluasi.
Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga ini merasa terhina dan tidak mampu. Dalam kehidupan selanjutnya, mereka sering mencoba membuktikan kepada diri mereka sendiri, dunia, dan orangtua yang merendahkan diri bahwa mereka istimewa dan orangtua mereka salah. Membuktikan bahwa mereka istimewa menjadi misi seumur hidup, sementara di bawahnya selalu ada suara hati yang keras mengkritik setiap kesalahan mereka — tidak peduli seberapa kecilnya.
3. "Anak Emas"
Orang tua ini biasanya narsisis tertutup yang tidak nyaman dalam sorotan. Sebaliknya, mereka membual tentang anak mereka yang sangat berbakat. Seringkali anak itu berbakat dan pantas dipuji, tetapi orang tua ini terkadang menganggapnya konyol.
Kadang-kadang anak menjadi malu dengan pujian yang berlebihan dan merasa terbebani dengan peran ini. Seperti yang dikatakan seorang ibu kepada saya: “putra saya adalah unggulan keluarga yang akan menuntun kita semua menuju kebesaran.”
Masa masa kanak-kanak yang paling umum untuk mengembangkan sifat-sifat kepribadian narsis melibatkan fokus pada kemenangan dengan segala cara, ancaman devaluasi yang terus-menerus, atau orang tua yang menempatkan Anda pada tumpuan dan bersikeras Anda tetap di sana.