TEMPO.CO, Jakarta - Aktris Shandy Aulia kerap memberikan perkembangan tumbuh kembang putrinya Claire Herbowo di laman Instagram. Dalam unggahan terbarunya, Shandy mengungkapkan bahwa ia memutuskan untuk tidak memberikan madu pada anaknya
Menurut wanita berusia 33 tahun itu, keputusannya memberikan madu untuk Claire adalah alasan pribadi dan ia tak bermaksud menyarankan hal tersebut kepada siapa pun. Namun sebagai figur publik ia juga menyadari bahwa keputusan memberikan madu yang dia unggah di Youtube Channel-nya memiliki dampak luas pada publik.
“Pro-Kontra yang terjadi dan perbedaan pendapat sehingga tidak hanya adu pendapat secara sehat saja. tetapi juga mengarah kepada saling menghujat dengan asumsi dan perkataan sesama para ibu-ibu dengan pandangannya masing-masing,” ujarnya dalam keterangan fotonya sedang menyuapi putrinya pada Jumat, 24 Juli 2020.
Shandy Aulia ingin agar adu pendapat itu selesai dan memutuskan untuk mengikuti anjuran Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, yaitu tidak memberikan madu pada anak di bawah 1 tahun. “Kiranya penjelasan saya ini dapat meluruskan semua pro dan kontra yang ada. Saya berterima kasih kepada semua pihak yang peduli pada tayangan YouTube Chanel saya mengenai pemberian madu, untuk menghindari asumsi berkepanjangan dan rasa khawatir para ibu yang merasa tidak nyaman akan video tersebut, saya akan take out bagian pemberian madu tersebut,” katanya.
Sementara itu, melansir laman Antara, dokter spesialis anak di Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro, Robert Soetandio, mengatakan anak berusia di bawah satu tahun sebaiknya tak diberi madu. Alasannya, madu mengandung zat yang berbahaya bagi bayi. "Pemberian madu di bawah satu tahun tidak boleh, ditakutkan ada kontaminasi Clostridium botulinum," kata dia via daring, Ahad, 19 Juli 2020.
Clostridium botulinum merupakan bakteri juga terdapat dalam madu bisa menghasilkan neurotoksin yang berbahaya di dalam tubuh. Racun ini bisa memunculkan kondisi yang disebut botulisme. Kondisi ini kondisi serius yang salah satunya bisa berujung kematian bayi terutama di bawah usia enam bulan berada pada risiko tertinggi, seperti dilansir dari laman Healthline.
Gejala botulisme yang paling umum meliputi kelemahan, sulit makan, sembelit, lesu, anak bisa sulit bernapas dan beberapa bahkan bisa mengalami kejang. Gejala ini biasanya muncul dalam 12-36 jam setelah makan makanan yang terkontaminasi bakteri Clostridium. Namun, beberapa anak dengan botulisme mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda sampai 14 hari setelah paparan.
"Jadi (madu sebaiknya) ditunda dulu sampai (anak) berusia setahun ke atas, rasa manis bisa dari yang lain seperti pepaya," demikian kata Robert.