Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Tepat Pakai Masker saat Makan, Bukan Diturunkan Sampai Leher

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Anak membenarkan posisi masker ibunya. Freepik.com/Proostoleh
Anak membenarkan posisi masker ibunya. Freepik.com/Proostoleh
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masker wajib dipakai saat beraktivitas di luar rumah selama pandemi Covid-19. Dengan memakai masker dapat melindungi diri Anda dan orang di sekitar Anda dari paparan virus corona. Apalagi saat ini Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah mengonfirmasi penularan virus corona bisa berasal dari udara atau airborne. 

Namun sayangnya, masih ada yang keliru saat memakai masker. Misalnya menurunkan masker di dagu hingga ke leher, khususnya saat tengah makan, minum, berbincang-bincang dengan orang lain, atau saat merasa pengap. Padahal kebiasaan itu dapat meningkatkan risiko penularan Covid-19, menurut kepala departemen layanan kesehatan darurat dari University of Maryland. 

Saat Anda memakai masker, bagian dalam masker akan menyentuh bagian mulut dan hidung Anda secara langsung. Jika Anda menurunkan masker di dagu atau bahkan sampai leher ketika makan, minum, atau ngobrol, maka area dalam masker yang mulanya menyentuh mulut dan hidung akan menyentuh area dagu hingga leher.  

Ketika masker menempel di dagu, leher, atau area tubuh Anda lainnya, seperti rambut, dahi, dan tangan, maka mungkin saja masker sudah terkontaminasi oleh bakteri atau virus yang menempel di area tersebut. Coba bayangkan apabila masker kembali menempel di mulut dan hidung Anda. Pasalnya, di area mulut dan hidung terdapat membran mukus yang membuat Anda jadi rentan mengalami risiko infeksi. 

Terlebih tujuan penggunaan masker adalah untuk mencegah penularan berbagai jenis penyakit yang berasal dari tetesan atau cairan yang Anda keluarkan sekaligus melindungi orang lain. Jadi, ketika menurunkan masker di dagu hingga ke leher lalu menggunakannya kembali ke hidung dan mulut dapat membuat fungsi masker menjadi tidak optimal lagi untuk melindungi Anda dan orang lain dari paparan bakteri dan virus, termasuk virus corona.

Jika Anda berada dalam suatu kondisi yang harus melepas masker, misalnya saat makan atau minum, sebaiknya benar-benar lepas masker yang Anda gunakan. Cara melepas masker yang benar saat makan atau minum adalah sebagai berikut:

- Sebelum melepas masker, cuci tangan Anda terlebih dahulu menggunakan sabun dan air mengalir atau cairan pembersih yang mengandung alkohol minimal 70%.

- Ketika melepas masker, hindari menyentuh bagian depan masker. Mengapa? Sebab, bagian tersebut penuh dengan kuman yang menempel dari luar. Jadi, sebaiknya hanya sentuh bagian tali atau karet pengaitnya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

- Untuk melepas masker karet, pegang kedua karet yang menempel di kedua telinga. Lepaskan masker dari telinga.

- Sementara, untuk melepas masker tali, buka tali bagian bawah, lalu lepaskan tali bagian atas.

- Anda bisa membuang masker ke tempat sampah atau meletakkan masker yang baru saja Anda gunakan ke dalam tas kertas atau plastik ziplock khusus masker. 

Selain menurunkan masker di dagu hingga leher, ada beberapa kesalahan pakai masker yang sebaiknya juga perlu Anda hindari. Mulai dari menggunakan masker hanya menutupi mulut atau lubang hidung, masker hanya menutupi ujung hidung,  masker yang terlalu longgar, dan terlalu sering menyentuh masker yang sudah digunakan menggunakan telapak tangan dapat berisiko meningkatkan kontaminasi masker dengan virus yang berpindah dari telapak tangan. Jika masker sudah terpasang dengan benar, hindari menyentuh masker. Jika ingin menyentuh masker, pastikan untuk mencuci tangan terlebih dahulu. 

SEHATQ

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

7 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

8 hari lalu

Sebagai pengguna commuter line, Anda perlu mengetahui rute KRL Jabodetabek 2024 terbaru. Berikut ini rute terbaru dan harga tiketnya. Foto: Canva
KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

Pergerakan pengguna Commuter Line Jabodetabek juga masih terpantau di stasiun-stasiun yang terletak di kawasan pusat perbelanjaan atau sentra bisnis.


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

8 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

8 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

12 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

14 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

15 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

16 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

16 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

19 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.