TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian perempuan percaya bahwa berendam di air dapat menghentikan darah haid. Itu sebabnya, berenang saat menstruasi tidak akan mengotori kolam. Tapi benarkan darah haid berhenti?
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan di New York, Michele Haughton, mengatakan tak ada yang bisa membuat darah haid berhenti mengalir selama masih dalam periode.
"Tidak peduli Anda berada di air atau di atas gunung atau di selokan, menstruasi Anda masih datang," kata dia seperti dikutip Women’s Health, Selasa, 7 Juli 2020.
Darah haid tidak mengalir hanya jika ada masalah medis seperti kelainan hormon. Di luar itu, lapisan rahim tetap akan luruh ketika tidak terjadi pembuahan.
Hanya saja, ketika Anda masuk ke dalam kolam air, darah haid seolah hilang sementara. Tapi itu tak benar-benar berhenti mengalir. Hal itu terjadi karena saat di dalam kolam, tekanan air mengelilingi vagina sehingga menangkal gaya gravitasi yang selama ini membuat darah haid keluar.
"Ketika Anda berada di dalam air, ada tekanan berlawanan yang terjadi," kata Haughton.
Ia menjelaskan teori fisika di sekolah. Daya apung, juga dikenal sebagai "upthrust," adalah dorongan ke atas yang diberikan cairan untuk melawan berat suatu benda. Daya inilah yang membuat benda-benda tertentu mengapung, sementara yang lain tidak.
“Air memiliki daya tahan jauh lebih tinggi daripada udara. Jadi air dapat menetralkan darah yang mengalir keluar dari vagina,” kata dia.
Jadi, pada dasarnya air tidak membuat menstruasi berhenti saat Anda berenang. Darah haid hanya terhalang tekanan air ketika akan keluar.