TEMPO.CO, Jakarta - Rapper Cardi B memamerkan perawatan tubuh terbarunya di Instagram, vaginal bleaching atau pemutihan vagina. Dia melakukannya di sebuah spa kecantikan yang terkenal di Amerika Serikat.
Dalam sebuah unggahan di Instagram Story, Cardi B mengatakan bahwa dia tidak percaya tentang pemutihan tubuh, tapi dia percaya pemutihan ketiak atau vagina.
"Di boks saya, memutihkan vaginaku. Karena, Anda tahu, kadang-kadang Anda bercukur cepat dan itu membuat vagina sedikit gelap,” kata dia.
Setelah itu dia membagikan video prosedur waxing yang dilakukan di bibir atasnya, menunjukkan bahwa dia baik-baik saja setelah melakukan pemutihan vagina.
Meski Cardi B terlihat baik-baik saja, sejumlah dokter mengatakan pemutihan atau bleaching vagina bukan ide yang bagus. Sebab, kulit area tersebut lebih sensitif sehingga berisiko mengalami iritasi atau masalah kulit lainnya.
Michael Cackovic, seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan The Ohio State University Wexner Medical Center, mengatakan, pemutihan vagina atau pencerahan area intim merupakan perawatan khusus untuk meringankan area labia atau yang tertutup bikini.
"Namanya menyiratkan vagina itu sendiri, yang ada di dalam tubuh wanita, tetapi sebenarnya bukan. Ini berfokus pada vulva atau bagian vagina yang ada di luar,” kata dia kepada Health.com.
Seperti pemutihan bokong, pemutihan vagina dilakukan dengan perawatan laser atau krim topikal yang diterapkan langsung ke kulit. Hasilnya, area vulva, terutama labia, akhirnya tampak lebih cerah atau lebih terang.
Namun, hasilnya biasanya tidak bertahan lama. Ife J. Rodney, direktur Eternal Dermatology + Aesthetics, mengatakan sebenarnya warna yang lebih gelap dari vulva adalah warna normal, jadi prosedur pemutihan kulit ini hanya dapat memberikan pencerahan sementara.
"Begitu kamu berhenti menggunakan krim atau tidak terus mendapatkan perawatan kimia secara konsisten, maka warna gelapnya akan kembali,” kata dia.
Kenapa banyak orang seperti Cardi B melakukan pemutihan vagina? Jessica Shepherd, seorang dokter spesialis kandungan dan kebidanan di Texas mengatakan, alasan utamanya adalah estetika. Area luar vagian menjadi lebih gelap seiring bertambahnya usia, terutama pada wanita dengan warna kulit lebih gelap. Sebagian wanita mungkin tidak suka melihat perubahan itu.
Beberapa wanita juga cenderung berpikir bahwa vagina yang memutih membuat mereka terlihat lebih muda atau menarik. Tetapi, dari perspektif fisiologis murni, Shepherd mengatakan bahwa biasanya akan ada area hiperpigmentasi yang dapat menyebabkan kulit lebih gelap di area tumbuhnya rambut, dan itu benar-benar normal.
Sebaliknya, prosedur pemutihan vagina justru berisiko karena kulit area tersebut sangat halus. Prosedur laser dan pengelupasan dengan bahan kimia berisiko membuat kulit terbakar. Krim pemutih juga tidak dianjurkan dipakai untuk area ini.
"Ketika digunakan dalam konsentrasi tinggi untuk jangka waktu yang lama, hidrokuinon dapat menyebabkan pewarnaan kulit hitam yang tidak dapat kembali lagi," kata Rodney.
Pemutihan vagina juga dapat menyebabkan rasa sakit, terbakar, iritasi, kemerahan, ruam, dan bahkan kerusakan saraf jangka panjang. "Tentu saja banyak wanita lolos begitu saja dan tidak memiliki masalah, tetapi banyak yang berpotensi memiliki masalah parah, seperti luka bakar dan nyeri vulva," kata Rodney.