TEMPO.CO, Jakarta - Mengidolakan seseorang boleh-boleh saja, tapi jangan sampai fanatik berlebihan. Sebab, fanatisme berlebihan bisa dikategorikan sebagai gangguan psikologis. Itulah yang diduga dialami penggemar fanatik Via Vallen. Mengaku kecewa tak dapat bertemu idola, dia pun membakar mobil sang penyanyi.
Psikolog Intan Erlita mengatakan sikap fanatisme berlebihan dari para fans bisa disebut gangguan apabila sampai menyebabkan celaka atau hal buruk bagi sang idola.
"Ya kalau sudah mengganggu atau bahkan sudah menimbulkan kecelakaan itu sudah ada yang namanya gangguan. Tapi gangguannya apa perlu ada pemeriksaan lebih lanjut," kata Intan kepada Antara, Kamis, 2 Juli 2020.
Pendiri firma pelatihan profesional Hijrah Coach itu menjelaskan bahwa sikap fanatisme berlebihan fans bisa terjadi karena rasa memiliki yang terlampau besar. Apabila sang idola tidak memberikan respons sesuai yang diharapkan dapat menimbulkan rasa marah, cemburu, hingga dendam.
Lebih lanjut, menurut Intan biasanya sikap fanatisme berlebihan seorang fans kepada idolanya dapat timbul dari hal-hal yang kecil hingga dapat berkembang menjadi hal yang besar.
"Pasti gangguannya enggak langsung besar, tapi dari kecil dulu kayak DM setiap hari itu kan udah mengganggu. Terus enggak dihiraukan jadi nambah sampai mengintai. Nah itu kan makin lama makin naik perilakunya yang akhirnya mengganggu si artis atau idolanya," ujar dia.
Jika sudah seperti itu, menurut Intan, seseorang bisa bertindak jauh lebih nekat. Dia mencontohkan dalam beberapa kasus antara fans dan idola bisa sampai berujung kematian.
Baca: Mobil Alphard Via Vallen Diduga Dibakar, Ada Tas Berisi Jenglot
"Jadi yang terjadi seperti itu ketika seseorang berlebihan untuk menyukai seseorang. Beberapa kasus bahkan sampai ada yang ditembak gitu kan. Memang karena rasa memilikinya besar, tapi dia tidak bisa memiliki, ya mending dia mati aja biar enggak ada siapapun yang memiliki dia. Jadi udah enggak rasional pemikirannya," kata intan yang pernah populer sebagai presenter acara olahraga itu.
Intan mengatakan menggemari sosok atau artis bukan tindakan yang salah. Namun hal itu menjadi masalah jika sudah terlampau berlebihan dan tidak rasional dalam memperlakukan sang idola.
"Kalau hanya sekadar suka atau mengagumi boleh. Bahkan ada beberapa fans yang punya komunitas untuk support si artisnya dan ikutin yang positif dari artisnya. Itu enggak apa-apa," ungkap Intan Erlita.
"Tapi yang jadi masalah ketika itu menjadi sesuatu yang berlebihan. Artis itu kan juga manusia ya, dia juga pengin punya rasa aman, nyaman, dan tenang dalam hidupnya," kata dia.
Jika tindakan fans sudah terlampau berlebihan, Intan mengatakan bahwa tindakan tegas perlu diambil oleh sang artis untuk mengatasi hal tersebut.
"Mungkin sudah mulai bisa menghubungi pihak kepolisian karena sudah ada rasa ketidaknyamanan, kan itu boleh untuk melaporkan walaupun tidak langsung dibawa ke ranah hukum," kata Intan.