TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 28 persen orang dewasa dan 21-22 persen anak serta remaja di Indonesia belum memenuhi kebutuhan air minum atau cairan tubuh. Kondisi ini meningkatkan risiko dehidrasi yang berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental. Studi menunjukkan bahwa dehidrasi dapat mengganggu fungsi kognitif dan mempengaruhi suasana hati seseorang
Fungsi kognitif memegang peranan penting dalam mengatur persepsi, cara berpikir, kemampuan mengingat dan merasakan emosi.
Baca Juga:
Dokter spesialis gizi Diana Sunardi yang juga Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG) mengatakan, 75 persen otak manusia terdiri dari air, apabila tubuh kehilangan sedikitnya 2 persen saja dari jumlah total air dalam tubuh, hal ini dapat mengganggu fungsinya, termasuk otak.
Baca: Sudah Minum Cukup tapi Masih Dehidrasi, Cek 6 Penyebabnya
Bila fungsi kognitif dan mood yang terganggu, konsentrasi mudah menurun, mudah mengantuk dan lelah, serta lebih mudah merasa cemas dan tegang.
Pada dasarnya, orang dewasa yang sehat dan aktif butuh sekitar 2 liter air setiap hari.
"Untuk memastikan aliran nutrisi dan hidrasi yang cukup guna menjaga fungsi fisiologis tubuh, sebaiknya kita mengawali dan mengakhiri hari dengan minum air. Minumlah air secara berkala dan sebelum gejala dehidrasi muncul, seperti rasa haus,” kata dia dalam siaran resmi Aqua, Jumat, 26 Juni 2020.
Praktisi Mindfulness dan Emotional Healing Adjie Santosoputro turut menyampaikan pentingnya untuk menyeimbangkan asupan air dan nutrisi, serta mengelola pikiran dengan baik untuk mengurangi rasa cemas berlebihan.
“Pada prinsipnya, sebelum mengolah jiwa, kita tentu perlu memenuhi semua kebutuhan dasar fisik terlebih dahulu. Jika tubuh mengalami ketidakseimbangan, seperti dehidrasi, maka kondisi tubuh secara keseluruhan, termasuk kondisi emosional tentu terganggu,” ujar Adjie.
Adjie menyampaikan ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan rasa cemas, salah satunya dengan memahami konsep "mindfulness".
"Mindfulness" adalah melatih pikiran agar sadar secara penuh dan hadir secara utuh di sini-kini. Tubuh di sini, pikiran juga beristirahat di sini, bukan mengembara ke masa depan.
“Menjadi mindful akan membantu kita tidak hanya meningkatkan fokus pikiran dan menjaga emosi, tapi juga menciptakan hidup yang lebih bahagia dan tenang,” kata dia.