Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jus Bawang untuk Mengatasi Rambut Rontok, Mau Coba?

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi bawang merah. shutterstock.com
Ilustrasi bawang merah. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, JakartaRambut rontok tak hanya disebabkan oleh perawatan yang salah, tapi juga stres. Tak heran, di masa pandemi Covid-19, banyak orang yang mengalami kerontokan. Kesal?

Jangan khawatir. Kerontokan rambut, terutama di masa muda, bisa diatasi dengan mengoleskan campuran jus bawang ke kulit kepala. Jus bawang diklaim dapat merangsang pertumbuhan rambut, serta mencegah ketombe dan kulit kepala gatal. Ini karena jus bawang mengandung tinggi mineral sulfur, mineral yang dibutuhkan untuk menumbuhkan rambut yang kuat.

"Jus bawang adalah obat yang dikenal untuk kesehatan rambut, khususnya untuk rambut rontok. Ini telah digunakan selama beberapa dekade sebagai perawatan di rumah," kata situs medis Healthline.

Jus bawang mengandung belerang yang dapat meningkatkan produksi kolagen. Kolagen ini sangat penting untuk mengembangkan sel-sel kulit yang sehat.

Cara menggunakannya, tambahkan sejumput jus bawang ke minyak zaitun sebelum menerapkannya langsung ke kulit kepala Anda. 

"Ketika ditambahkan ke rambut dan kulit kepala, jus bawang dapat memberikan belerang ekstra untuk mendukung rambut yang kuat dan tebal, sehingga mencegah rambut rontok dan meningkatkan pertumbuhan rambut,” tulis situs medis tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: 4 Tanda Tubuh Kekurangan Vitamin D, Rambut Rontok dan Nyeri Sendi

Bawang juga dapat meningkatkan sirkulasi. Menerapkan jus bawang ke rambut dan kulit kepala dapat meningkatkan pasokan darah ke folikel rambut, yang pada gilirannya meningkatkan pertumbuhan rambut.

Efek samping penggunaan jus bawang mungkin termasuk kemerahan dan gatal-gatal, tergantung pada seberapa kuat ramuan dibuat. Oleh karena itu, lebih baik mencampur jus bawang dengan emolien seperti lidah buaya atau minyak kelapa dapat mencegah hal ini.

Sementara itu, Anda juga bisa melindungi diri dari kerontokan rambut dengan menggunakan masker telur. Ini membantu membersihkan kulit kepala dari minyak berlebih, sekaligus melindungi dari ketombe.

Cukup pecahkan dua putih telur ke dalam mangkuk, dan tambahkan dua sendok makan minyak kelapa. Kocok putih telur dan minyak kelapa bersama, dan kemudian oleskan campuran langsung ke kulit kepala Anda.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

2 hari lalu

Ilustrasi sakit punggung. Freepik.com/Gpointstudio
Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

Stres sebabkan sakit punggung bisa terjadi lantaran tubuh Anda mengalami reaksi kimia sebagai respons terhadap stres.


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

4 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.


Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

5 hari lalu

Ilustrasi cek kesehatan (Pixabay,com)
Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

Kenaikan berat badan seringkali diikuti dengan kenaikan kolesterol karena pola konsumsi yang berlebihan saat berlibur panjang dan menu Lebaran 2024.


Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

5 hari lalu

Ilustrasi liburan (Pixabay.com)
Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

Ternyata terdapat berbagai faktor psikologis dan eksternal yang dapat membuat waktu terasa semakin cepat berlalu selama liburan.


10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

6 hari lalu

Ilustrasi pria makan sehat atau sayur. shutterstock.com
10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

Peradangan bisa memicu berbagai penyakit kronis bila didiamkan, seperti penyakit jantung dan kanker. Namun, ada cara untuk mencegahnya.


Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

6 hari lalu

Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com
Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

Tindakan ini dipandang sebagai cara untuk meluapkan rasa sakit dan stres psikologis hingga mengembalikan rasa tenang.


Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

7 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.


Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

16 hari lalu

Ilustrasi wanita berlatih yoga. shutterstock.com
Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?


Macet Pengaruhi Kesehatan Tubuh, Ini Tips Kurangi Stres Saat Mudik Lebaran

16 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Macet Pengaruhi Kesehatan Tubuh, Ini Tips Kurangi Stres Saat Mudik Lebaran

Stres saat mudik biasanya terjadi ketika kita terjebak dalam kemacetan yang panjang dalam perjalanan menuju kampung halaman. Simak tips kurangi stres.


Mengenal Penyakit Autoimun, Gejala dan Cara Mengurangi Risikonya

17 hari lalu

Ilustrasi autoimun. Shutterstock
Mengenal Penyakit Autoimun, Gejala dan Cara Mengurangi Risikonya

Penyakit autoimun tidak dapat dicegah namun terdapat cara untuk mengurangi risikonya. Bagaimana pula gejalanya?