Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Psikolog Bagi Tips Jaga Kesehatan Mental Anak di Era New Normal

image-gnews
Ilustrasi ibu dan anak. Shutterstock
Ilustrasi ibu dan anak. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dampak negatif isolasi fisik terhadap pembelajaran anak-anak di rumah sedikit banyak berpengaruh pada kesehatan mental mereka. Para guru dan profesional kesehatan melaporkan bahwa ketegangan isolasi fisik mulai terlihat pada banyak anak dan remaja. 

Setiap kecemasan dan ketakutan yang mereka alami diperkuat oleh isolasi dari teman-teman, kurangnya akses ke kegiatan olahraga dan rekreasi mereka yang biasa dan kurangnya kepastian tentang masa depan. Dalam masa-masa sulit ini kesehatan mental anak-anak perlu menjadi prioritas tinggi. 

Psikolog anak Saskhya Aulia Prima mengatakan selama tiga bulan di rumah saja dengan proses adaptasi, termasuk anak-anak yang beraktivitas baik belajar, ekstra kurikuler, dan main di rumah. Tentunya penerimaan masing-masing anak berbeda di masa sekarang ini sehingag dibutuhkan strategi baru untuk memberi pemahaman pada kondisi baru yang disebut sebagai new normal tersebut

"Sementara kondisi keluarga masing-masing juga kan berbeda, tekanan ke orang tua juga merasa berat sangat berpengaruh pada kondisi anak-anak. Merindukan pun merindukan kegiatan mereka sehari-hari sebelum pandemi, metode virtual belum bisa menggantikan sepenuhnya bagi mereka," ucap Psikolog Tiga Generasi ini dalam Live Instagram, Rabu 17 Juni 2020.

Menurut Saskhya, kalau anak-anak usia 5 tahun ke bawah belum sepeuhnya mengerti kondisi seperti ini kenapa harus di rumah terus. Ketakutan yang tidak bisa mereka akses, hanya dengar-dengar sekilas kalau ada virus yang menyerang tapi tidak tahu seberapa jauh efeknya. "Belum lagi ditambah melihat orang tua di rumah juga cenderung mudah marah menambah anak jadi bingung dan ikutan mudah tersinggung" imbuhnya.

Oleh sebab itu orang tua disarankan juga mesti beradaptasi karena kondisi ini berpengaruh pada banyak hal termasuk persoalan ekonomi yang tidak mudah, ditambah anak-anak yang makin lama makin bosan di rumah. "Ada momen bukan salah anaknya, orang tua yang lagi stres suka kelepasan bilang yang menyinggung," ucapan.

Saskhya juga menyarankan jika orang tua perlu self care yang dimaknai bukan
sebatas me time, namun secara holistik kembali ke persepsi management. Kadang masalahnya tidak besar tapi kita yang suka membesar-besarkan masalah, misalnya. Dalam hal ini manajemen persepsi perlu ditanamkan pada mindset orang tua jika "pekerjaan rumah" masih panjang dan belum bisa melepaskan anak-anak ke luar rumah. "Sebab rasanya belum rileks banget tapi beberapa akses keramaian sudah mulai buka, ini sebenarnya jadi tantangan lagi," tambahnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagi anak berusia 5 tahun ke bawah orang tua bisa dengan cara bercerita yang dekat pada keseharian anak. "Kita sedang berperang pada binatang/monster yang besar tapi tidak terlihat datang ke orang-orang yang suka bersama. Sebenarnya yang boleh ke sana orang-orang tertentu saja, anak-anak dan orang tua tidak dibolehkan," ucapnya.

Jadi penting membangun komunikasi sama anak tidak sekadar bilang kalau tidak boleh. Hal tersebut dilakukan untuk bantu mereduksi kecemasan dan rasa bosan. Sementara itu, kalau anak yang lebih besar, sebenarnya mereka sudah masuk masa rebel. Jika berbicara dengan anak remaja dengan jalan diskusi secara rasional dengan mengatakan informasi dan hasil studi yang lebih lengkap.

Baca juga: Aktivitas Seru Bersama Anak di Rumah saat Pandemi Corona, Masak Hingga Nonton Film

"Salah satu cara komunikasi lebih efektif yang diingatkan bukan hanya diri sendiri, tetapi tanggung jawab ke orang lain, kebaikan untuk orang lain. Jadi bawa logika mereka ke sana jika mereka juga care dengan orang lain," saran dia.

Namun, di luar semua itu sedari awal penting untuk mengelola kecemasan Anda sendiri. Jika Anda merasa cemas, luangkan waktu untuk mengatur ketakutan Anda dan tarik napas sejenak sebelum memulai percakapan atau menjawab pertanyaan anak Anda.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

16 jam lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.


Jembatan di Baltimore Ambruk Ditabrak Kapal, Psikolog Sebut Munculnya Gefirofobia. Apa Itu?

1 hari lalu

Pemandangan udara dari kapal kargo Dali yang menabrak Jembatan Francis Scott Key, menyebabkannya runtuh di Baltimore, Maryland, AS, 26 Maret 2024. Maryland National Guard/Handout via REUTERS
Jembatan di Baltimore Ambruk Ditabrak Kapal, Psikolog Sebut Munculnya Gefirofobia. Apa Itu?

Ambruknya Jembatan Francis Scott Key di Baltimore memunculkan gefirofobia atau fobia melintasi jembatan. Pakar sebut cara mengatasinya.


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

1 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?


Stigmatisasi Penderita TBC Berdampak pada Kesehatan Mental

3 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Stigmatisasi Penderita TBC Berdampak pada Kesehatan Mental

Penderita TBC rentan mengalami gangguan kesehatan mental karena kerap dikucilkan dari lingkungan sehingga butuh sistem pendukung.


Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

8 hari lalu

Penyanyi Andien Aisyah. Foto: Instagram/@andienaisyah
Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

Penyanyi Andien Aisyah rajin mengajak anak-anaknya mengikuti kegiatan sosial sejak kecil untuk melihat langsung kondisi di masyarakat.


6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

9 hari lalu

Ilustrasi Ibu dan Anak. Sumber: Getty/mirror.co.uk
6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

Ketika ada masalah keluarga, penting bagi orang tua untuk memberitahu anak dengan cara yang baik dan sesuai usianya.


Jangan Abai dengan Orang Sekitar, Ini Cara Deteksi Orang Alami Stres

9 hari lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Jangan Abai dengan Orang Sekitar, Ini Cara Deteksi Orang Alami Stres

Salah satu cara mendeteksi orang yang sedang dilanda stres adalah dengan melihat bagaimana aktivitas sehari-hari orang tersebut.


Kenali Gejala Gangguan Mental pada Ibu Pasca Melahirkan, Kurangnya Nafsu Makan Hingga Sulit Tidur

11 hari lalu

Ibu sedang pompa ASI. Foto : Motherly
Kenali Gejala Gangguan Mental pada Ibu Pasca Melahirkan, Kurangnya Nafsu Makan Hingga Sulit Tidur

Perubahan besar dalam proses melahirkan dapat menyebabkan beban mental dan emosional yang signifikan pada ibu. Ini gejala gangguan mental pada ibu.


Kekasih David Guetta Melahirkan Anak Laki-laki, Namanya Cyan

11 hari lalu

David Guetta mengumumkan kelahiran anaknya dengan sang kekasih, Jessica Ledon pada Senin, 18 Maret 2024. Foto: Instagram/@davidguetta
Kekasih David Guetta Melahirkan Anak Laki-laki, Namanya Cyan

David Guetta mengumumkan kelahiran anaknya bersama sang kekasih, Jessica Ledon.


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

11 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.