TEMPO.CO, Jakarta - Wanita yang memasuki fase menopause umumnya mengalami penurunan kadar hormon estrogen. Hal ini dapat memicu beberapa gejala, seperti rasa kepanasan (hot flash) dan berkeringat di malam hari. Untuk mengatasinya beberapa makanan yang mengandung estrogen atau disebut dengan fitoestrogen.
Fitoestrogen merupakan senyawa dalam tumbuhan yang memiliki struktur kimia mirip dengan estrogen dan dilaporkan dapat meniru cara kerja hormon ini. Fitoestrogen dapat menempel pada reseptor estrogen di sel-sel tubuh, sehingga diyakini memengaruhi fungsi estrogen. Namun, penting untuk diingat bahwa selain bisa meningkatkan, beberapa jenis fitoestrogen juga bisa menurunkannya.
Selain meredakan gejalan menopause, fitoestrogen pun dilaporkan menawarkan beragam manfaat kesehatan, seperti mengendalikan kadar kolesterol, hingga menurunkan risiko osteoporosis dan kanker payudara. Namun ingat, bijaklah dalam mengonsumsi makanan apa pun dan tidak berlebihan.
Berikut ini beberapa jenis makanan yang mengandung ‘estrogen’
1. Kacang kedelai
Kacang kedelai dan produk turunannya, seperti susu kedelai, kaya dengan fitoestrogen yang disebut isoflavon. Isoflavon memiliki efek seperti estrogen dengan meniru cara kerja hormon wanita tersebut. Isoflavon dilaporkan menimbulkan kemungkinan dua efek terhadap estrogen darah, yakni meningkatkannya atau mungkin menurunkannya.
Baca Juga:
Dalam riset yang dimuat dalam jurnal Cancer, responden wanita yang mengonsumsi suplemen isoflavon mengalami penurunan kadar estrogen dalam tubuh mereka. Peneliti riset ini berteori bahwa efek penurunan tersebut berpotensi untuk mengurangi risiko kanker payudara. Walau menarik, riset lanjutan akan diperlukan untuk menguatkan premis kompleks tersebut.
2. Biji wijen
Biji wijen sering ditaburkan untuk menyedapkan makanan. Biji-bijian yang kecil ini juga kaya dengan fitoestrogen dan diyakini berpengaruh terhadap level hormon estrogen wanita yang telah melewati masa menopause. Dalam riset tersebut, yang dimuat dalam the Journal of Nutrient, wanita yang mengonsumsi 50 gram bubuk biji wijen selama lima minggu mengalami peningkatan estrogen. Kadar kolesterol para responden dalam riset ini juga dilaporkan bisa dikendalikan.
3. Bawang putih
Apalah artinya tumisan tanpa bawang putih. Bawang putih tak hanya melezatkan dan mengharumkan sajian, namun juga dilaporkan berpengaruh terhadap level estrogen. Hanya saja, riset yang sudah ada masih dilakukan pada hewan – sehingga studi-studi lanjutan akan diperlukan.
4. Buah persik
Buah persik atau yang kerap disebut peach, merupakan buah kekuningan dengan rasa yang manis. Selain mengandung vitamin dan mineral, buah persik juga dilaporkan mengandung lignan, salah satu jenis fitoestrogen. Mengonsumsi makanan yang mengandung lignan dilaporkan membantu menurunkan risiko kanker payudara sebesar 15% pada wanita yang telah melewati masa menopause. Hal ini diteorikan bahwa lignan memengaruhi produksi estrogen di dalam tubuh – walau riset lanjutan masih diperlukan untuk mengonfirmasi manfaat ini.
5. Flax seeds
Flax seeds merupakan buah kecil berwarna cokelat dengan beragam manfaat kesehatan. Flax seeds pun menjadi salah satu makanan yang mengandung ‘estrogen’, yakni lignan yang dapat berfungsi sebagai fitoestrogen. Bahkan, biji-bijian ini mengandung lignan lebih tinggi hingga 800 kali dibandingkan makanan lain. Seperti buah persik, lignan dalam flax seeds juga memiliki potensi untuk menurunkan risiko kanker payudara, terutama pada wanita yang sudah melewati menopause.
6. Sayur brokoli
Sayur brokoli merupakan contoh lain dari makanan yang mengandung ‘estrogen’. Sayur brokoli dan saudaranya dalam sayur cruciferous, yakni bunga kol, mengantongi secoisolariciresinol yang merupakan jenis lignan. Jenis sayur cruciferous lain, yakni brussel sprout dan kubis, mengandung coumestrol. Coumestrol merupakan jenis fitonutrien yang dilaporkan membantu menghambat aktivitas estrogen.
Baca juga: Hormon Estrogen Bikin Jantung Wanita Lebih Kuat dari Pria
7. Tahu dan tempe
Seperti ‘induknya’ yakni kedelai, produk lain seperti tahu dan tempe pun mengandung isoflavon. Bahkan, tahu merupakan produk turunan kedelai yang paling banyak mengandung isoflavon. Sebagai tambahan, keduanya pun menjadi panganan protein nabati yang kaya dengan nutrisi lain.