Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Risiko Perawatan Laser Wajah, Warna Kulit Berubah Hingga Infeksi

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Mengenal Perawatan Kulit Wajah dengan Teknologi Laser Rejuvenation. Depositphotos
Mengenal Perawatan Kulit Wajah dengan Teknologi Laser Rejuvenation. Depositphotos
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu perawatan kulit yang masih digemari adalah perawatan laser wajah. Manfaat perawatan laser sangat beragam dan cukup menjanjikan tak heran jika banyak yang rela menghabiskan banyak uang untuk mencobanya. 

 

Jika Anda ingin mencobanya, pastikan dokter yang melakukan laser terpercaya. Ini karena perawatan laser tindakan medis yang memiliki risiko merusak kulit apabila dilakukan dengan cara yang salah. Sebab itu, sangat penting untuk mengetahui lebih banyak tentang perawatan laser wajah. 

Perawatan laser untuk wajah bermanfaat untuk mengatasi berbagai masalah kulit.  Mulai dari membantu menghilangkan bercak kecokelatan di kulit akibat pertambahan usia atau age spot, memudarkan bekas luka, membuat wajah terlihat lebih kencang dengan menghilangkan kerut halus dan keriput, mengencangkan kulit, meratakan warna kulit, ,engecilkan kelenjar minyak agar wajah tidak berminyak, menghilangkan kutil di wajah, serta mengencangkan sudut-sudut mata agar terlihat lebih muda

Untuk mendapatkan manfaat laser wajah secara maksimal, Anda harus memilih metode yang paling cocok dengan kondisi kulit. Secara umum, perawatan ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu ablatif dan non-ablatif.

Laser ablatif disebut juga sebagai wounding laser. Artinya, laser ini akan menimbulkan perlukaan baru untuk memicu pembentukan kolagen. Sedangkan laser non-ablatif adalah prosedur yang juga akan memicu pertumbuhan kolagen di kulit, tapi tanpa perlukaan. Karena itu, prosedur ini dapat juga disebut sebagai tindakan laser non-ablatif.

Dengan menjalani laser non-ablatif, kulit dirangsang untuk membentuk kolagen, yang secara perlahan akan memperbaiki tekstur dan meratakan warna kulit. Laser jenis ini lebih ringan dibanding laser ablatif dan waktu penyembuhan yang dibutuhkan lebih singkat. Namun, prosedur ini membutuhkan waktu yang lebih lama hingga hasilnya bisa benar-benar terlihat.

Laser ablatif dan non-ablatif bisa dibagi lagi menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik, seperti laser CO2, laser erbium, laser pulsed-dye, laser fraksional, atau laser IPL. Laser wajah, baik jenis ablasi maupun non-ablasi memiliki risiko yang perlu Anda waspadai.

Berikut ini risiko yang bisa timbul akibat prosedur laser ablasi:

- Infeksi

Pada beberapa orang, laser jenis ablasi bisa memicu kambuhnya infeksi virus seperti herpes. Selain itu, prosedur ini pun berisiko membuat kulit jadi lebih rentan terkena infeksi bakteri dan jamur.

- Perubahan warna kulit

Prosedur laser wajah jenis ablasi juga bisa memicu perubahan warna kulit menjadi lebih gelap atau terang dari sebelumnya, hanya pada area yang mendapatkan perawatan laser ini. Sehingga, warna kulit bisa saja terlihat tidak merata. Perubahan ini umumnya muncul beberapa minggu setelah prosedur dilakukan dan lebih sering terjadi pada orang yang memiliki warna kulit gelap.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

- Bekas luka

Pada orang dengan kulit yang memang rentan mengalami bekas luka, prosedur laser juga dinilai bisa memicu hal itu terjadi.

- Kelopak mata bagian bawah terlipat ke luar

Kondisi ini disebut juga sebagai ektropion dan dapat terjadi apabila prosedur laser dilakukan di dekat kelopak mata bagian bawah.

- Kemerahan, bengkak, dan gatal di kulit

Area kulit yang menjalani perawatan dengan laser bisa mengalami bengkak dan gatal selama beberapa hari setelah perawatan. Sementara itu warna kemerahan yang muncul di kulit bisa bertahan hingga beberapa bulan setelah prosedur.

- Jerawat

Jerawat juga mungkin muncul setelah prosedur, terutama jika Anda menggunakan produk krim tertentu dan perban untuk menutup wajah setelah prosedur. Selain jerawat, bintik-bintik kecil berwarna putih yang disebut milia juga bisa muncul.

Sedangkan laser non-ablasi juga memiliki risiko yang hampir sama dengan laser jenis ablasi, yaitu menyebabkan kulit menjadi kemerahan dan bengkak, infeksi, serta perubahan warna kulit.

SEHATQ

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

1 jam lalu

Ilustrasi cuci tangan. Dok. Save The Children
Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

Menjaga kebersihan tangan merupakan upaya mencegah berbagai penyakit infeksi dan bagian dari cara hidup sehat. Ini cara yang dianjurkan.


Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

1 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda


Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

2 hari lalu

Kolam terapi ikan di Setu Babakan, Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, dibuka gratis untuk masyarakat mulai Selasa (25/8/2020).(ANTARA/HO-Kominfotik Jakarta Selatan)
Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

Terapi ikan bisa menghilangkan sel kulit mati, namun dapat berbahaya jika kebersihan kolam tidak terjaga.


Dapat Melembapkan Kulit, Apa Itu Lanolin?

9 hari lalu

Ilustrasi perempuan memakai pelembap. (Self)
Dapat Melembapkan Kulit, Apa Itu Lanolin?

Lanolin adalah pelembab kulit untuk mencegah dan mengatasi kulit yang kering, kasar, gatal, atau iritasi.


Mengenang Roberto Cavalli, Desainer Legendaris yang Suka Tiru Kulit Binatang

9 hari lalu

Model yang kerap menjadi model di peragaan busana untuk rumah mode papan atas seperti Givenchy, Dolce and Gabbana, dan Roberto Cavalli, Izabel Goulart terlihat seksi saat mengahdiri penayangan film
Mengenang Roberto Cavalli, Desainer Legendaris yang Suka Tiru Kulit Binatang

Roberto Cavalli perancang busana asal Italia ternama itu tutup usia di angka 83 tahun.


Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

13 hari lalu

Ilustrasi Ketupat. shutterstock.com
Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

Masyarakat diminta mewaspadai penyakit kronis yang bisa timbul kembali di masa Lebaran karena tidak dikontrol seperti saat berpuasa.


WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

14 hari lalu

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

Hepatitis B menyebabkan 83 persen kematian dan hepatitis C menyumbang 17 persen di dunia.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

20 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

21 hari lalu

Flu Singapura.
Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

Flu Singapura merupakan infeksi yang diakibatkan oleh virus. Penyakit ini sering menjangkiti anak-anak, terutama di bawah 7 tahun.


6 Kebiasaan Perawatan Kulit yang Memperparah Jerawat

23 hari lalu

Ilustrasi jerawat (Freepik)
6 Kebiasaan Perawatan Kulit yang Memperparah Jerawat

Jerawat adalah masalah umum pada orang dewasa dan beberapa kebiasaan perawatan kulit bisa membuatnya semakin parah.