Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Face Shield Perlindungan Tambahan Cegah Corona, Ada Kekurangannya

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Pedagang melayani pembeli alat pelindung wajah atau face shield di salah satu kios Pasar Pramuka, Jakarta, Jumat, 5 Juni 2020. Penggunaan face shield telah umum dijumpai di sejumlah tempat publik. Tempo/Tony Hartawan
Pedagang melayani pembeli alat pelindung wajah atau face shield di salah satu kios Pasar Pramuka, Jakarta, Jumat, 5 Juni 2020. Penggunaan face shield telah umum dijumpai di sejumlah tempat publik. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak pandemi Covid-19 dimulai, sebagian orang ada yang memilih menggunakan face shield dan masker saat bepergian ke tempat-tempat umum, termasuk di era new normal saat ini. Face shield adalah pelindung wajah yang terbuat dari plastik bening dan kaku untuk menutupi wajah hingga memanjang ke bawah area dagu penggunanya

Ada beberapa kelebihan face shield hingga membuatnya cukup populer belakangan ini? Menurut artikel yang dimuat dalam Journal of the American Medical Association, alat pelindung wajah ini menawarkan beberapa kelebihan, seperti dapat digunakan kembali tanpa batas waktu yang ditentukan, lebih mudah dibersihkan dengan sabun dan air atau cairan desinfektan biasa, melindungi jalur masuk infeksi virus, seperti mata, hidung, dan mulut, mengurangi risiko terhirupnya virus yang tersebar melalui droplet, mencegah penggunanya menyentuh area wajah, dapat diproduksi dan didistribusikan dengan cepat, dan tentu lebih nyaman digunakan dibandingkan masker.

Namun desain alat pelindung wajah ini memiliki kekurangan, yakni terdapat celah antara face shield dan wajah. Padahal, penularan Covid-19 sebagian besar terjadi melalui droplet yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi saat ia bernapas, batuk, atau bersin. 

Sebab itu, risiko penularan virus corona pun tetap masih ada walaupun Anda hanya menggunakan face shield. Sedangkan, masker menyisakan celah yang sangat sedikit sekali karena menempel langsung dengan hidung dan mulut. Anda tidak dapat hanya mengandalkan face shield untuk cegah virus corona dan menanggalkan masker. Sebaliknya, Anda tetap perlu menggunakan alat pelindung tambahan berupa face shield setelah masker.

Jadi, pada situasi tertentu, face shield dapat dipakai bersamaan dengan masker sebagai alat perlindungan lebih untuk mencegah penularan virus corona. Dengan ini, Anda dapat melindungi area wajah dari virus yang mungkin dikeluarkan oleh orang lain melalui droplet. Tak hanya itu, face shield juga dapat membantu mencegah agar masker yang Anda gunakan tidak cepat basah.

Seorang ahli dari University of Iowa menyatakan bahwa face shield memang dapat dijadikan sebagai salah satu alat pelindung diri bagi masyarakat untuk mencegah penularan virus corona saat berada di luar rumah. Hal ini diungkapkan melalui sebuah laporan yang dipublikasikan dalam Journal of The American Medical Association.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, laporan dari tim ahli University of Iowa mengenai face shield untuk cegah penularan virus corona masih membutuhkan penelitian lebih lanjut yang berskala besar guna mengetahui keefektifannya. Pasalnya, belum ada studi terkait yang membuktikan efektivitas face shield untuk cegah virus yang dikeluarkan melalui cipratan air liur dari pengguna yang terinfeksi virus penyakit, termasuk virus corona.

Pemakaian face shield bisa jadi perlindungan tambahan. Ini perlu dilakukan terutama oleh kelompok yang berisiko besar mengalami penularan Covid-19, seperti tenaga kesehatan di rumah sakit hingga orang-orang yang pekerjaan sehari-harinya bertemu dengan banyak orang.

Di Singapura, penggunaan face shield diutamakan untuk kelompok orang tertentu saat bepergian atau berada di tempat umum. Kelompok masyarakat yang dimaksud adalah anak berusia 12 tahun ke bawah karena kesulitan menggunakan masker dalam jangka waktu yang lama, orang-orang yang memiliki penyakit pernapasan sehingga menyulitkan mereka untuk mengenakan masker, dan orang yang pekerjaannya sering berbicara di suatu kelompok, seperti guru atau dosen, yang dapat melakukan aturan physical distancing.

SEHATQ

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

16 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

17 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

17 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

21 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

23 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

24 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

25 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

25 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

28 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

29 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?