TEMPO.CO, Jakarta - Bagi kalangan milenial siapa yang tak kenal dengan sosok Dian Sastrowardoyo. Wanita berusia 38 tahun ini dikenal jago akting di depan kamera, model, bintang iklan, produser dan terakhir ia menunjukkan bakatnya dalam dunia tarik suara. Pencapaian yang diraih perempuan kelahiran 16 Maret 1982 ternyata tidak membuatnya berhenti sampai di situ, tetapi menjajal kemampuan lain untuk mengembangkan diri.
"Saya happy dengan apa yang aku dapatkan sekarang, tapi tetap selalu tanya sama diri sendiri bisa berkembang di bagian mana lagi," ucapnya. Hal itu dikatakan oleh Dian Sastro saat menjadi Guest Live Instagram Ngobrol Sesudah Sore yang dipandu oleh Putri Tanjung, Senin 1 Juni 2020.
"Kalau aku merasa kemampuan hanya untuk akting padahal aku sudah dibekali Tuhan banyak kemampuan yang lain juga sayang kalau hanya untuk akting. Seperti misalnya dulu aku sempat vakum dari film dan mencoba kerja di korporat tepatnya di kantor konsultan, di sana aku bisa belajar banyak," ucapnya.
Meski demikian, ibu dua anak ini mengaku jika pernah ada keputusan yang pernah ia sesali namun tetap ia syukuri. Manakala dulu sebelum menikah pernah dijanjikan sekolah bareng di luar negeri sama suami, namun belum terwujud karena tak lama menikah diberi keturunan.
"Nah makanya belum yang kesampaian sekolah di luar negeri lakukan segera.
Jangan melakukan hal yang setengah-setengah, baik dengan keluarga, pekerjaan bahkan di sosial media kalau posting juga demikian ada value-nya," saran pelantun Serenata Jiwa Lara ini.
Berbicara mengenai perempuan sukses, Dian Sastrowardoyo mengatakan jika perempuan yang bekerja dan memiliki ambisi tertentu banyak terintimidasi dengan perempuan lainnya. Menurut dia kembali pada budaya, sebab budaya timur secara tidak sadar membuat perempuan saling membandingkan diri, baik secara fisik, akhlak, prestasi dan berujung pada kompetisi.
"Kenapa jadi merasa seseorang lebih baik dari orang lain. Aku kerja bukan untuk menjadi lebih baik dari perempuan lain, aku kerja bukan untuk membuat orang lain merasa kecil. Tapi mendapatkan energi untuk mencapai kesuksesan diri sendiri," lanjut Dian Sastrowardoyo.
Dia menyayangkan bagaimana perempuan suka mengecilkan prestasinya sendiri, meksi tidak ada yang menganggapnya seperti itu.. "Kalau kamu menemukan meaning buat berarti di rumah lakukan dengan baik, tidak semua bisa melakukan hal itu, sebagai apapun itu. Menjadi ibu rumah tangga itu bukan pekerjaan yang mudah, tugasnya gede banget ya karena harus jadi guru," ungkapnya.
Dian Sastrowarodoyo punya keinginan menginspirasi perempuan Indonesia, yaitu dengan meyakinkan bahwa mereka punya kompetensi yang lebih tinggi."Aku senang di bidang aku dan mereka juga senang di bidang mereka. Jenis bidang dan gede kecilnya ukuran kesuksesan itu berbeda, tapi akan terasa di hati kalau kita bahagia ya kita sukses dengan pilihan bidang masing-masing," pungkasnya.