TEMPO.CO, Jakarta - Wastra atau kain tradisional Nusantara adalah peninggalan turun menurun leluhur yang menjadi salah satu kekayaan budaya Indonesia. Dengan mencintai dan menjaga wastra nusantara berarti menjaga ingatan terhadap budaya dan peradaban Nusantara. Selain itu, memahami makna dan cerita di balik motif-motif kain nusantara, menjadi salah satu upaya penting dalam menjaga ingatan mengenai peradaban nusantara terbentuk.
Penggunaan kain Nusantara belakangan juga menjadi tren seiring dengan perkembangan produk lokal Wastra Nusantara yang kian digemari. Kain bisa dikenakan di berbagai kesempatan, termasuk yang sekarang sedang relevan dipakai saat foto keluarga dalam rangka dokumentasi Idul Fitri.
Menurut Desainer Ikat Indonesia, Didiet Maulana untuk dikenakan bersama kita bisa memilih warna senada kalau mau seragam dengan keluarga, pilih warna yang sama tidak harus motif sama. "Sebagai atasan bisa kita pilih misalnya warna plain atau polos dari salah satu warna yang ada di kain kita sehingga terlihat serasi," ucap Didiet kepada Tempo, Sabtu 23 Mei 2020.
Sedangkan mengenai kesalahan umum yang biasa dilakukan pemakai kain menurut Didiet tidak terlalu signifikan. Tapi dirinya mengaku suka gemas kalau ada orang yang pakai kain di atas lutut sehingga mengurangi nilai anggunnya.
"Sebaiknya tidak lebih di atas mata kaki, sehingga akan terlihat anggun dan cantik, tetapi kalau misalnya mau dibuat lebih modern boleh sedikit di atas mata kaki," saran Didiet
Kendati dikenakan modern, Anda juga harus menyesuaikan dengan alas kaki. Jangan pakai sepatu tinggi, lebih baik digunakan sendal tipis tapi ada detail batu yang menambah kesan anggun dan formal.
"Kalau untuk pemakaian kain Nusantara pasti ada pakem-pakemnya, tapi intinya adalah kalau kita pakai sesuai kaidah kepantasan yakni di atas sedikit atau pas mata kaki sudah mengikuti kaidah yang dianjurkan," pungkas Didiet.