TEMPO.CO, Jakarta - Tidak terasa, bulan Ramadan akan segera berlalu dan kita akan merayakan Hari Raya Idul Fitri yang merefleksikan sebuah kemenangan atas perjuangan sebulan penuh menahan hawa nafsu. Idul Fitri di Indonesia sangat identik dengan tradisi mudik dan berbagi hantaran bingkisan Lebaran atau hampers Lebaran.
Meskipun tahun ini tidak bisa mudik karena pandemi Covid-19 ,kita masih bisa berbagi berkah dan kebahagiaan dengan hampers Lebaran. Namun dengan catatan anggaran yang dipakai tentu tidak menganggu pos alokasi keuangan utama.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, jenis dan tren permintaan isi hampers Lebaran tahun ini cenderung mengalami pergeseran. Menurut Founder Made by Dama, Aninditya Damayanti, tahun lalu ia hanya merilis hampers hijab, sekarang ada tambahan hampers mukena dan aksesoris dengan berbagai ukuran box.
"Dan ternyata mukena saat ini peminat nya lebih banyak. Mungkin karena banyak customer yang mau fokus beribadah dirumah dan cari mukena baru dan nyaman," ucapnya saat dihubungi Tempo.co
Meski dalam kondisi pandemi, perempuan 31 tahun ini mengatakan peminat hampers tetap banyak. "Alhamdulillah peminatnya banyak. Soalnya banyak customer yang belum bisa mudik. Jadinya kirim hampers ke orang tua, saudara atau sahabat," imbuhnya.
Kendati demikian, tak dimungkiri kondisi saat ini memang butuh perjuangan. Sebab itu ia mengatasinya dengan strategi pemasaran "Kita coba bikin flash sale atau promo buy 1 get 1. Selain itu support dari sesama brand lokal juga lumayan membantu banget saat ini," ucap Aninditya.
Hampers Lebaran 2020 berupa scarf dan aksesoris yang dirilis oleh brand hijab lokal Made by Dama. (Dok. Pribadi)
Begitu pula dengan yang dialami Founder Kaluart Dyah Yesnita Narendra Dewi. Ia merasakan benar perubahan hampers Lebaran tahun lalu dan tahun ini, sampai memutar otak mempersiapkannya. Ia dan tim sudah menyiapkan sejak sebulan sebelum bulan Ramadan.
"Akhirnya ketika melihat peluang masker kain, kami pun membuat masker kain sebagai salah satu item hampers. Dan ternyata banyak juga peminat masker kain, àlhamdulillah penjualan sudah sampai 3000 buah," ucap perempuan 36 tahun ini.
Menurut Dyah banyak pelanggan yang ingin memberikan personal gift bagi yang tidak mudik untuk keluarga mereka. "Kalau sekarang jadi lebih bisa re-create dengan isian hampers, tidak hanya pashmina lurik, tote bag, sajadah batik, sarung, dan paling esensial masker kain," ungkapnya Dyah yang memproduksi barangnya di Yogyakarta.
Sementara bagi wiraswasta, Fadila F Armadita mengatakan ia tetap mengirim hampers Lebaran tahun ini, meski sekadarnya berisi makanan. "Kalau ke tetangga aku kirim camilan saja, karena kalau kue kering bisa jadi mereka sudah ada. Misal keripik pisang, peyek, kacang, makanan tradisional," ucapnya. Begitu juga dengan karyawan swasta Isra Berlian yang memilih hampers Lebaran berisi bahan makanan pokok dengan alasan lebih dibutuhkan di situasi pandemi seperti saat ini.
Lain halnya dengan wiraswasta Indah Puspita yang punya ide isi hampers berisi sajadah yang bisa dibawa dengan ringkas. "Karena saat ini kalau pas sedang ada urusan penting di luar sudah tidak tersedia sajadah umum, jadi sajadah traveling saat ini juga dibutuhkan," ucapnya.