TEMPO.CO, Jakarta - Jada Pinkett Smith mengajak semua perempuan mencintai dirinya sendiri, seperti apa pun kondisi fisik yang dimiliki. Menurut dia, ini penting untuk menjaga kesehatan mental, terutama di masa pandemic virus corona saat ini.
Dalam sebuah video yang dibagikan di Instagram-nya, pembawa acara dan aktris Red Table Talk ini merekam dirinya mengoleskan lipstik merah hingga keluar garis bibirnya. Dia lalu mengucapkan pesan kepada para penggemarnya untuk mencintai ketidaksempurnaan yang dimiliki.
"Harapan dan proyeksi yang kita berikan pada orang biasanya menyisakan sedikit ruang untuk kemanusiaan mereka," kata aktris 48 tahun itu dalam video sebelum menerapkan lipstik ke seluruh mulutnya.
Istri Will Smith itu tampil sederhana dengan kaus putih dengan dua kalung kecil bertumpuk. Wajahnya polos, hanya tampak eye liner tipis di kelopak atas matanya.
Unggahan ini mendapat banyak komentar positif dari pengikutnya. "Inilah sebabnya aku mencintaimu,” tulis salah satu dari mereka.
"Benar sekali! Luar biasa ketika Anda mencapai titik di mana Anda tidak peduli lagi,” tulis penggemar lainnya.
Jada Pinkett Smith akhir-akhir ini sering membicarakan kesehatan mental. Dalam salah satu episode Red Table Talk pada akhir Maret, dia mengajak tamunya membahas bagaimana pandemi Covid-19 mempengaruhi kesejahteraan mental orang Amerika.
Psikolog klinis Ramani Durvasula mengakui bahwa ini adalah masa yang sangat sulit bagi orang-orang yang berjuang dengan kecemasan dan masalah kesehatan mental lainnya.
“Kasih klien saya, banyak dari mereka yang berjuang dan mereka banyak berjuang. Ini menimbulkan kecemasan lama,” katanya di acara itu, seperti dikutip People. "Orang-orang yang hidup dengan kecemasan, ini adalah efek pengganda."
"Belum pernah sebelumnya kita dalam profesi kesehatan mental melakukan sesuatu sebesar ini," kata psikolog itu.
Psikolog mengatakan bahwa salah satu efek samping utama dari meningkatnya kecemasan adalah kurang tidur karena khawatir dan takut membuat orang tetap terjaga.
"Orang-orang benar-benar bangun di tengah malam dan mengalami serangan panik," katanya. “Dan ini bukan hanya tentang virus - ini tentang pekerjaan, dan uang, dan masa depan dan keluarga. Orang-orang berpikir serempak.”