Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Tips Persiapan Mental Menuju Masa New Normal Pandemi Corona

image-gnews
Ilustrasi Wanit. Unsplash/Mimi Thian
Ilustrasi Wanit. Unsplash/Mimi Thian
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi corona membuat kita terpaksa lebih banyak di rumah untuk mencegah penyebaran virus. Namun, pembatasan aktivitas dan ruang gerak di dalam rumah bisa menimbulkan berbagai keluhan dan gangguan kesehatan mental. Mulai dari anxiety, psikosomatis, hingga cabin fever atau stres berkepanjangan akibat terlalu lama di ruangan. Ditambah lagi saat awal-awal menjalani physical distancing juga muncul tanda seperti tiba-tiba merasa gatal, nyeri, dan sedikit meriang padahal suhu tubuh normal, efek usai membaca berita tentang gejala Covid-19.

Konselor Psikolog di Rifka Annisa Women Crisis Center Indiah W Andari mengatakan jika situasi yang sedang kita jalani saat ini sedang tidak normal yang kemudian menimbulkan reaksi normal misalnya cemas dan takut. "Cemas itu kalau objeknya tidak jelas tapi kita merasa was-was, nah kalau takut kan objeknya jelas ada benda atau bentuknya. Yang menjadi masalah ialah ketika kita tidak bisa kita kelola maka memicu gangguan kesehatan mental," ujarnya dalam Diskusi Live Instagram yang digelar Forum Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (FAA-PPMI) bertema Tips Menjaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi, Jumat 15 Mei 2020.

Selain cemas dan takut banyak juga yang mengalami cabin fever. Istilah cabin fever bukan diagnosis gangguan jiwa, tapi lebih pada simpton umum akibat bosan berkepanjangan dan terkurung tidak tahu sampai kapan, kemudian memicu emosi negatif yang mudah kita dikeluarkan. "Tanda lainnya ialah mengalami rasa sedih, gelisah, sensitif, tidak sabaran, dan tidak punya motivasi," ucap Indiah. 

Kini setelah 2 bulan berselang, waktunya manusia kembali mulai melakukan adaptasi dengan kondisi normal baru atau new normal yang tentunya akan mengubah beberapa gaya hidup kita. Berikut ini saran Indiah W Andari terkait persiapan dalam menghadapi masa new normal. 

1. Reframing

Me-framing ulang peristiwa-peristiwa yang kita alami dan situasi yang sudah terjadi, sebab pikiran kita pada sesuatu akan mempengaruhi perasaan kita. Terdapat dua situasi yang bisa kita kontrol atau tidak bisa kontrol. Misalnya penerapan PSBB di luar kontrol kita, sementara yang bisa kontrol adalah situiasi internal dalam kendali diri kita. "Misalnya kita memilih mau keluar pakai masker atau tidak, mau ikutan panic buying atau tidak," terang Indiah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. Pikiran yang adaptif

Selain itu, untuk mempersepsikan keadaan yang sedang dialami akan kembali ke pikiran masing-masing. Respon kita pada situasi itulah yang kemudian mendukung perasaan kita. Namun perlu diketahui pula bukan berarti kita terlalu positif nanti bisa berakibat pada toxic positivy. "Sebenarnya kita sendiri yang bisa mengubah pikiran kita agar lebih adaptif pada kondisi yang tadinya menganggu kita," ucap Indiah.

3. Mencoba produktif

Tolak ukur produktif masing-masing orang berbeda, untuk itu bisa disesuaikan dengan kemampuan diri. Contoh paling sederhana kalau kita melakukan aktivitas fisik efeknya ke diri tubuh sendiri tidak berdampak ke orang lain. Atau melakukan banyak hal yang tadinya tidak sempat kita kerjakan sekarang bisa coba kita mulai.

"Dengan melakukan kegiatan yang membuat kita bahagia maka akan berpengaruh ke perasaan kita menjadi lebih bahagia.Termasuk kita bisa memanfaatkan teknologi bukan hanya untuk koordinasi kerja tetapi coba ngobrol receh sama teman-teman yang akan membantu mengeluarkan apa yang ingin kita sampaikan," urainya.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

21 hari lalu

Direktur Utama BRI Sunarso pada Press Conference Pemaparan Kinerja Keuangan Kuartal IITahun 2022 pada Rabu, 27 Juli 2022.
Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

BRI tetap optimistis atas keputusan OJK untuk menghentikan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.


BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

22 hari lalu

Sejumlah wisatawan mancanegara (wisman) mengunjungi Pantai Batu Bolong di Badung, Bali, Rabu 3 Mei 2023. Sebanyak 370.832 orang wisman tercatat mengunjungi Pulau Bali pada bulan Maret 2023 atau meningkat 14,59 persen dibandingkan bulan sebelumnya dengan mayoritas wisatawan yang berasal dari Australia, India, dan Singapura. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan terjadi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman pada Februari 2024.


Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

25 hari lalu

Pengunjung yang mengenakan masker pelindung berdoa pada hari kerja pertama Tahun Baru 2023 di kuil Kanda Myojin, yang sering dikunjungi oleh para pemuja yang mencari keberuntungan dan bisnis yang makmur, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 4 Januari , 2023. REUTERS/Issei Kato
Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

Otoritas kesehatan Jepang telah memperingatkan adanya lonjakan infeksi radang tenggorokan yang berpotensi mematikan


Kementerian Kesehatan Diminta Sosialisasikan Apa Itu Penyakit X

49 hari lalu

Ahli mikrobiologi klinik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Nia Krisniawati. ANTARA/Dok. Pribadi
Kementerian Kesehatan Diminta Sosialisasikan Apa Itu Penyakit X

Masyarakat yang tidak paham mungkin berpikir penyakit X berarti ada virus baru yang sedang menyebar global seperti Covid-19 yang baru lalu.


Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

CEO Rianty Batik, Aditya Suryadinata, ketika menceritakan pengalaman bisnisnya di Rianti Batik Malioboro, Yogyakarta, Selasa, 6 Februari 2024. Pelaku UMKM batik ini berbagi pengalaman mempertahankan bisnis ketika pandemi Covid-19 melanda. TEMPO/Riri Rahayu
Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.


Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada 2023 Tertinggi Sejak Covid-19

1 Februari 2024

Bandara I Gusti Ngurah Rai meraih skor akhir 6.55 dan mengantarkan bandara di Bali itu menempati peringkat 189 sebagai bandara terburuk di dunia tahun 2023. Shutterstock
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada 2023 Tertinggi Sejak Covid-19

BPS mencatat kunjungan wisatawan mancanegara pada Desember 2023 mencapai angka tertinggi sejak pandemi Covid-19.


Fakultas Kedokteran Gigi Unpad Akui Pernah Kerja Sama dengan Pinjol, Setelah Dievaluasi Tak Diperpanjang

29 Januari 2024

Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Doc: Unpad.
Fakultas Kedokteran Gigi Unpad Akui Pernah Kerja Sama dengan Pinjol, Setelah Dievaluasi Tak Diperpanjang

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (FKG Unpad) mengakui pernah bekerja sama dengan sebuah perusahaan pinjaman online alias pinjol.


Bisnis Startup Edutech Semakin Menantang usai Pandemi

13 Januari 2024

Ilustrasi startup. Shutterstock
Bisnis Startup Edutech Semakin Menantang usai Pandemi

Startup industri edutech dinilai semakin menantang pascapandemi Covid-19, terlihat dari iklim investasi hingga arah dan perkembangan bisnis.


Mengapa Sri Mulyani Memotong Anggaran Pertahanan Prabowo Saat Pandemi?

11 Januari 2024

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberikan keterangan kepada media hasil Kinerja dan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa 2 Januari 2024. Sri Mulyani menyebutkan realisasi APBN 2023 defisit sebesar Rp347,6 triliun atau 1,65 persen dari produk domestik bruto (PDB), sementara penerimaan negara ditutup pada angka Rp2.774,3 triliun atau 105,2 persen dari target, yang terdiri dari perpajakan Rp2.155,4 triliun dan PNBP Rp605,9 triliun dan hibah Rp13 triliun. Tempo/Tony Hartawan
Mengapa Sri Mulyani Memotong Anggaran Pertahanan Prabowo Saat Pandemi?

Prabowo mengatakan anggaran Pertahanan banyak dipotong oleh Sri Mulyani selama pandemi.


Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Melambat, OJK Ungkap Penyebabnya

10 Januari 2024

Ilustrasi Bank. shutterstock.com
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Melambat, OJK Ungkap Penyebabnya

OJK mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 3,04 persen secara tahunan, yakni Rp 8.216,21 triliun per November 2023.