TEMPO.CO, Jakarta - Usia pertengahan atau paruh baya sering didefinisikan sebagai periode kehidupan antara usia 45 hingga 60 tahun, ketika seseorang tidak lagi muda tetapi belum masuk lanjut usia atau lansia. Bagi perempuan, usia ini memiliki banyak tantangan terutama terkait dengan kesehatan.
Organisasi Kesehatan Dunia mencatat bahwa wanita hidup lebih lama daripada pria karena perbedaan biologis. Meski demikian, perempuan juga menghadapi banyak gangguan kesehatan.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Fortis La Femme Hospital, India, Prathima Reddy, mengatakan kebanyakan wanita cenderung mengabaikan kesehatan diri sendiri yang akhirnya mengorbankan keluarga dan anak-anak mereka.
“Penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular, stroke, penyakit ginjal, penyakit pernapasan, dan trauma adalah penyebab utama kematian pada wanita di seluruh dunia,” kata Reddy.
Di Hari Ibu Internasional yang tahun ini dirayakan 10 Mei, mari simak beberapa masalah kesehatan yang paling banyak diderita perempuan paruh baya, dilansir dari Indian Express, Sabtu, 9 Mei 2020.
1. Diabetes dan hipertensi
Kedua penyakit ini, yang sebelumnya dianggap lebih umum pada pria, kini meningkat pesat pada wanita. Namun, keduanya lebih banyak ditemui di perkotaan. Jika terlambat diobati, kedua masalah ini dapat berdampak buruk.
Diketahui bahwa insiden serangan jantung pada wanita dengan diabetes 44 persen lebih banyak daripada pria dan insiden stroke adalah 27 persen lebih banyak daripada pria. Penyakit ginjal juga lebih tinggi pada orang dewasa dengan kedua penyakit di atas.
2. Obesitas
Obesitas, terutama di daerah perkotaan, adalah masalah yang berkembang pesat. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap hal ini adalah pendapatan yang lebih baik, kurang olahraga, peningkatan konsumsi makanan berkalori tinggi dan junk food. Obesitas meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, stroke, osteoporosis, dan memperburuk artritis.
3. Menopause
Menopause umumnya dimulai pada usia 45 hingga 55 tahun. Wanita yang sedang mengalami menopause dapat menderita perasaan panas atau hot flushes, kenaikan berat badan, depresi, dan osteoporosis. Insiden beberapa kanker wanita juga meningkat setelah menopause.
4. Kanker
Insiden kanker pada wanita terutama payudara, leher rahim, dan ovarium lebih tinggi setelah usia 40 tahun. Kanker payudara sekarang merupakan kanker paling umum pada wanita yang melebihi kanker serviks.
5. Depresi
Depresi lebih sering terjadi pada wanita daripada pada pria. Ini memiliki efek jangka panjang jika tidak dikenali dan diobati sejak dini. Perubahan kadar hormon terutama sebelum menstruasi, setelah melahirkan, dan selama menopause dapat meningkatkan risiko depresi. Ini terlepas dari faktor genetik dan lingkungan yang dapat berkontribusi terhadap depresi.
6. Kehamilan
Tidak banyak wanita hamil setelah usia 40 tahun. Namun, belakangan ini wanita memilih untuk mengejar karir mereka dan menunda kehamilan. Tak heran banyak wanita hamil di usia akhir 30-an atau awal 40-an dengan program bayi tabung. Kehamilan di usia ini dapat diperumit dengan kelainan kromosom pada janin sehingga berisiko down syndrome, insiden diabetes yang lebih tinggi, hipertensi pada kehamilan dan insidensi Caesar yang lebih tinggi.
Reddy membagikan tips untuk para perempuan agar tetap sehat di usia paruh baya. Pertama-tama, melakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk diabetes, anemia, kolesterol dan hipertensi setidaknya setahun sekali. Demikian juga pemeriksaan kanker payudara dan kanker serviks.
Kanker payudara dapat dideteksi sejak dini dengan mammogram teratur dan kanker serviks dapat diketahui dengan melakukan pap smear secara teratur. Wanita dengan riwayat kanker payudara, ovarium atau usus besar keluarga harus mendiskusikan hal ini dengan dokter mereka.
Selain itu, terapkan gaya hidup sehat seperti makan makanan yang sehat, berolahraga secara teratur, tidak merokok, mengurangi alkohol dan menjaga berat badan yang sehat.
Terakhir, mencari pertolongan medis sejak dini jika mengalami suatu penyakit. Pengobatan dini akan memperbesar kemungkinan sembuh.