TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 telah berpengaruh pada berbagai sektor usaha di berbagai daerah, termasuk di Pulau Dewata Bali yang selama ini mengandalkan industri pariwisata. Efeknya, hotel dan tempat wisata sepi, banyak karyawan yang dirumahkan. Banyak juga perantau di Bali yang belum bisa kembali ke daerah asal mereka.
Yohana Masamah menyaksikan sendiri keterpurukan warga--mayoritas pendatang-- di sekitar tempat tinggalnya. Hatinya pun terpanggil untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat. Dia pun menjadikan rumahnya sebagai dapur umum.
Di sekitar rumah Yohana kost-kostan yang dihuni para pekerja dengan sistem giliran. Ada kebijakan 2 hari kerja 4 hari libur dari perusahaan mereka. Dia bersyukur karena masih bisa kerja dan menerima pendapatan penuh.
"Saya tidak punya apa-apa, secara ekonomi hanya orang biasa. Tapi Tuhan kasih saya tangan yang bisa mengolah makanan agar masakan bisa dinikmati banyak orang. Terlebih sekarang puasa, bisa untuk berbuka puasa," ucap Yohana dalam Live Instagram Forum Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia bertajuk Relawan Melawan Corona, Ahad, 3 Mei 2020.
Perempuan 46 tahun ini pun berinisiatif memasak makanan yang dibagikan untuk warga membutuhkan selama 4 hari. Tak lama, gayung pun bersambut. Sang putra bernama Treza mengajak Yohana bergabung dengan Solidaritas Pangan Denpasar yang selama ini fokus membantu warga dalam memenuhi kebutuhan pangan.
Selain menjadi relawan, Yohana saat ini bekerja sebagai staf administrasi di sebuah sekolah, dengan waktu bekerja yang tidak penuh. Sisa waktu dan tenaga ia dedikasikan untuk memasak nasi dan lauk yang akan dibagikan.
Dari rumahnya di Sesetan, Denpasar, yang disebut Dapur 2, Yohana dalam sehari rata-rata menyiapkan paket nasi bungkus mulai dari 30 hingga 120 bungkus. "Kalau di tempat saya hampir setiap hari menyiapkan paket snack misalnya donat," lanjutnya.
Hampir setiap hari Yohana produktif memasak di rumah bersama relawan lainnya. Tidak hanya nasi dan lauk tetapi juga aneka snack, dan diupayakan memakai bahan dengan gizi yang seimbang meliputi karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.
Beberapa varian menu yang dibuat oleh Yohana selama menjadi relawan di antaranya, tahu bumbu merah, telur rebus bumbu Bali, kadang sambal goreng hati, oseng-oseng buncis, dan pindang. "Karena konsepnya nasi bungkus jadi lauk dan sayur kering agar lebih awet," ucapnya.
Dalam keseharian, Yohana mulai memasak di hari kerja sebelum berangkat. Ia mencicil mengupas dan memotong bahan-bahan. Sepulang kerja bisa langsung diolah. Tetapi kalau libur bisa dari pagi yang didahului belanja ke pasar. Ia mulai masak setelah pekerjaan rumah selesai. "Pokoknya semangat, wanita kuat!" kata Yohana bersemangat.
Dalam praktik menyiapkan makanan, dapur relawan yang dipegang oleh Yohana tetap mematuhi protokol kesehatan, seperti cuci tangan pakai sabun dan memakai masker kain agar makanan yang dibagikan tetap higienis.