TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar orang di seluruh dunia berdiam diri di rumah untuk mencegah penularan virus corona Covid-19 bertambah luas, termasuk Penyayi Demi Lovato. Tak dapat bepergian atau bertemu teman, situasi ini sering kali membuat orang merasa terisolasi dan sendirian saat menjalani karantina.
Demi Lovato menyadari efek tersebut karena dia juga mengalami beberapa masalah kesehatan mental. Penyanyi "Heart Attack" ini pernah dilarikan ke rumah sakit karena mengalami overdosis obat-obatan terlarang. Selama hidup dia berjuang melawan kecanduannya terhadap narkoba dan alkohol, gangguan bipolar dan gangguan makan selama bertahun-tahun.
Tapi di masa pandemi, dia berusaha menjaga kesehatan mentalnya dengan berbagai aktivitas positif. Dia mendapat dukungan teman-teman, keluarga, dan tim perawatan yang sangat baik.
“Saya berolahraga dan berjalan-jalan. Saya suka berjalan dengan anjing saya. Saya melakukan yoga pada awalnya tetapi agak kesulitan,” katanya sambil tertawa. “[Saya akan] memulai kembali itu. Bermeditasi ... apa pun yang membantu Anda fokus dan terpusat benar-benar baik untuk Anda,” kata dia kepada People, Selasa, 21 April 2020.
Seperti kebanyakan orang, nominasi Grammy itu juga mengalami hari-hari membosankan. Ia pun mencari hobi baru. “Setiap kali jalan-jalan anjing saya, saya memotret barang-barang di alam. Saya baru saja berbicara dengan seorang teman fotografer. Saya pikir saya mulai sangat menyukai fotografi!” ujar dia.
Selain itu, dia tetap bekerja dengan musik. Dia selalu mendengarkan musik untuk mendapatkan ide konsep lagu baru.
Dia juga membantu merilis The Mental Health Fund, sebuah gerakan mengumpulkan dana dan mencari orang-orang yang membutuhkan bantuan profesional selama pandemi.
"Line ini sangat penting karena kadang-kadang Anda merasa benar-benar sendirian dan tidak tahu harus berpaling ke mana atau berbicara dengan siapa," kata Demi Lovato.