TEMPO.CO, Jakarta - Banyak wanita senang mengenakan sepatu hak tinggi. Jenis alas kaki ini membuat tubuh terlihat lebih semampai, betis lebih jenjang, dan lebih seksi.
Sayangnya, demi mendapatkan penampilan menarik tersebut, pengguna sepatu hak tinggi sering kali harus mengorbankan kenyamanan dan berisiko mengalami keluhan-keluhan fisik yang bisa berkelanjutan.
Beberapa keluhan fisik dan gangguan kesehatan yang berisiko muncul akibat sering menggunakan sepatu hak tinggi dalam jangka waktu lama meliputi.
1. Masalah postur tubuh
Mengenakan sepatu hak tinggi membuat kaki Anda berada dalam posisi terentang ke arah bawah. Karena itu, tekanan pada telapak kaki bagian depan juga akan sangat tinggi. Posisi ini tentu mempengaruhi keseimbangan tubuh saat berdiri.
Karena posisi kaki condong ke depan, tubuh bagian atas akan condong ke belakang supaya bisa seimbang saat berdiri. Postur tubuh yang lurus secara natural pun berubah.
Semakin tinggi hak sepatu Anda, perubahan postur tubuh akan semakin jelas pula. Tubuh akan lebih melengkung di area punggung bawah.
2. Pengaruh terhadap pinggul dan lutut
Cara berjalan yang normal adalah kaki menapak dari tumit ke arah depan telapak kaki kemudian menjejak dengan jari-jari kaki.
Namun penggunaan sepatu hak tinggi akan membuat telapak kaki meregang ke depan dan menahan beban tubuh. Akibatnya, proses menjejak menjadi tidak sempurna.
Berjalan menggunakan sepatu hak tinggi akan membuat otot fleksor panggul meregang melebihi normal dan lutut lebih menekuk. Otot-otot di sekitar lutut pun harus bekerja lebih keras.
Bila otot fleksor panggul bekerja terlalu keras dalam waktu lama, otot-otot akan memendek dan menjadi lebih kaku. Ketika otot ini lebih pendek, tulang punggung di bagian panggul akan lebih keras tertarik oleh otot dan muncul keluhan sakit pinggang atau nyeri punggung bawah.
Sedangkan posisi lutut yang lebih menekuk saat memakai sepatu hak tinggi, akan menyebabkan tulang kering miring ke arah dalam supaya tubuh tetap seimbang. Dalam jangka waktu lama, posisi ini bisa menimbulkan kompresi pada lutut bagian dalam yang berisiko memicu gangguan osteoarthritis.
3. Gangguan keseimbangan dan jatuh
Berjalan dengan sepatu hak tinggi model stiletto ibarat berjalan di atas balok keseimbangan. Penggunanya mesti lihai menyeimbangkan tubuh sambil mencari pijakan yang tepat di atas permukaan jalan yang dilalui. Sayangnya, cukup banyak pengguna sepatu ini yang gagal melakukannya.
Riset dari University of Alabama di Amerika Serikat menemukan bahwa terdapat ratusan ribu kasus cedera di unit gawat darurat (UGD) yang berkaitan dengan jatuh serta terkilir saat berjalan dengan sepatu hak tinggi atau stiletto.
4. Masalah pada kaki dan jari kaki
Dalam jangka waktu lama, tekanan berlebih pada bagian depan kaki saat menggunakan sepatu hak tinggi bisa memicu masalah kesehatan. Contohnya, bunion alias tulang yang menonjol pada pangkal sendi jempol kaki.
Gangguan lain yang berisiko muncul adalah neuroma, yaitu penebalan jaringan di sekitar saraf jari-jari kaki. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa nyeri atau mati rasa pada jari-jari kaki.
Deformitas pun bisa terjadi akibat sering menggunakan sepatu hak tinggi dalam jangka waktu lama. Contohnya, deformitas pada sendi jari-jari kaki bernama hammertoe maupun pemendekan tendon achilles.
Sementara posisi jari-jari kaki yang tertekan dan berhimpitan saat memakai sepatu hak tinggi juga bisa menimbulkan gangguan ringan. Misalnya, kulit lecet, melepuh, atau kapalan.
Untuk menghindari masalah-masalah tersebut, Anda perlu mengenakan sepatu hak tinggi dengan cerdas. Jangan sampai keinginan untuk tampil canti justru mengorbankan kesehatan Anda.