Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebulan WFH Mulai Frustasi, Coba Lakukan Tips Berikut Ini

image-gnews
Ilustrasi bekerja dari rumah (WFH). Shutterstock
Ilustrasi bekerja dari rumah (WFH). Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun physical distancing dan anjuran di rumah saja merupakan langkah yang efektif untuk menghadapi meluasnya pandemi corona, work from home (WFH) atau bekerja dari rumah memberikan dampak yang cukup besar pada kesehatan mental.

Terhitung sudah lebih dari sebulan aktivitas work from home diberlakukan dengan kondisi dan situasi yang monoton di rumah. Ditambah berubahnya aktivitas interaksi dalam mode digital yang membuat kita semakin dekat dengan gadget.

Awareness Transfiguration Facilitator dan Psychotherapist Ferry Fibriandani mengatakan cara komunikasi bisa tergantikan melalui virtual dan menjadi alternatif selama work from home, namun tak dipungkiri work from home bisa menimbulkan stres dan frustasi.

"Mulai dari gap komunikasi karena 80 persen lebih non verbal communication, bisa antara waktu kerja serta agresi pada ruang personal, dan kurang gerak lantaran kerap duduk di depan layar laptop," Ferry dalam kuliah Whatsapp bertema Mengelola Kesehatan Mental, Jumat 17 April 2020.

Ditambah perasaan mudah terjebak, kesepian, terasing hingga mengalami depresi di rumah karena opsi bersosialisasi yang terbatas dan terpaksa menghentikan kegiatan sehari-hari sebelum pandemi. "Tak urung masalah tersebut menimbulkan cemas dan kekhawatiran terkait kondisi keuangan dan masa depan perusahaan atau usaha yang akan memberi dampak secara langsung," ucap Founder Rumah Remedi ini.

Selama masa di rumah saja tidak hanya masalah personal tetapi juga pada anggota keluarga lainnya, distraksi dari anggota keluarga seperti anak, orang tua, pasangan yang membutuhkan perhatian lebih seperti mendampingi aktivitas sekolah virtual, merawat orang tua yang sakit, memasak dan mengurus rumah tangga.

Memang keinginan untuk butuh keluar rumah karena stres dan frustasi berada dalam rumah, apalagi sudah lebih dari satu bulan memang cukup mempengaruhi pikiran kita. Terutama jika Anda adalah seorang extrovert, yang memperoleh energi dari luar saat sedang bersosialisasi. Salah satu solusi menghadapi ini adalah menggunakan teknik reframing, memandang dari sudut pandang berbeda (yang lebih memberdayakan).

Berikut tips yang bisa Anda perlahan lakukan:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

1. Kondisi darurat
Menanamkan kembali bahwa kondisi ini adalah kondisi yang sangat darurat. Keberadaan kita saat melakukan physical distancing adalah memutuskan potensi rantai penyebaran virus, menolong orang diri sendiri dan orang lain.

2. Semua mengalami hal yang sama
Menanamkan kembali kesadaran bahwa orang yang ingin kita jumpai pun mengalami kondisi yang sama. Mereka sama-sama dalam kondisi physical distancing demi kebaikan diri dan khalayak ramai. Apalagi jika yang ingin kita kunjungi adalah orang yang lebih tua atau memiliki potensi yang lebih riskan apabila terpapar virus. Bantu mereka dengan kita melakukan program physical dan social distancing.

3. Fokus pada hal yang bisa dikontrol
Kondisi ini membuat kita rentan, namun akan senantiasa berat apabila kita menghadapi situasi yang diluar kontrol. Sebaiknya fokus pada apa yang bisa kita kontrol.

4. Mencoba aktivitas baru
Saat ini kesempatan yang baik untuk memulai belajar keluar dari zona nyaman. Mulai menggali kreativitas untuk mencari aktivitas unik, seru dan menghibur atau belajar hal baru yang selama ini tidak sempat dilakukan. Misal belajar memasak, Melukis, keterampilan software baru, meracik kopi, menulis journal serta buku, dll. Bisa membantu menjadi kompetensi atau keahlian baru saat kondisi ini selesai.

5. Beralih ke platform online
Bosan, tidak bisa keluar rumah dan bertemu teman-teman. Kita bisa mulai mengalihkan aspek sosial ke dunia maya. Banyak sekali aplikasi video conference dan meeting online yang bisa kita pakai. Arisan online dan ngopi online bareng di rumah masing-masing, namun ngobrol dan bercanda dengan teman tetap bisa terjalin. Kegiatan olah raga bareng misal sesi live untuk yoga, atau senam bersama teman-teman.

6. Hias kamar Anda
Coba untuk tidak di satu lokasi yang sama, cobalah di sudut-sudut yang berbeda. Hiasi sudut kamar Anda dengan hiasan agar terlihat cantik saat video conference dan paling penting membahagiakan diri. "Banyak hal yang bisa kita lakukan, namun keterampilan reframing, melihat dari sudut pandang berbeda dan memilih respons berbeda akan membantu kita," pungkas Ferry.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Pemicu Kesepian dan Atasi sebelum Merusak Kesehatan Mental

1 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Kenali Pemicu Kesepian dan Atasi sebelum Merusak Kesehatan Mental

Kesepian paling banyak dialami usia 45-54 tahun dan 6 persen responden mengaku mengalami kesepian parah. Ada apa di baliknya dan cara mengatasi?


Tanda-tanda Kucing Stres yang Perlu Anda Ketahui

6 hari lalu

Ilustrasi kucing. Sumber: Unsplash/asiaone.com
Tanda-tanda Kucing Stres yang Perlu Anda Ketahui

Penting untuk memperhatikan tanda-tanda kucing stres dan mengambil tindakan yang sesuai untuk membantu hewan peliharaan Anda.


Manfaat Baik Jalan Cepat 11 Menit Setiap Hari, Kurangi Stres Hingga Kontrol Tekanan Darah

7 hari lalu

Ilustrasi wanita jalan kaki. Freepik.com/Yanalya
Manfaat Baik Jalan Cepat 11 Menit Setiap Hari, Kurangi Stres Hingga Kontrol Tekanan Darah

Sebuah studi dari British Journal of Sports Medicine menyebutkan satu dari sepuluh kematian dini dapat dicegah dengan jalan cepat selama 11 menit.


Jangan Abai dengan Orang Sekitar, Ini Cara Deteksi Orang Alami Stres

8 hari lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Jangan Abai dengan Orang Sekitar, Ini Cara Deteksi Orang Alami Stres

Salah satu cara mendeteksi orang yang sedang dilanda stres adalah dengan melihat bagaimana aktivitas sehari-hari orang tersebut.


Stigma Negatif pada Penderita Psoriasis yang Berdampak ke Psikologis

10 hari lalu

imgslide.health.com
Stigma Negatif pada Penderita Psoriasis yang Berdampak ke Psikologis

Penderita psoriasis kerap mendapatkan stigma negatif dalam kehidupan sehari-hari sehingga berdampak ke psikologis.


Pakar Sebut Stres dan Kebiasaan Tidur yang Buruk Bikin Selalu Letih

17 hari lalu

Ilustrasi tidur gelisah atau sulit tidur. Shutterstock
Pakar Sebut Stres dan Kebiasaan Tidur yang Buruk Bikin Selalu Letih

Kenapa orang sering merasa letih di siang hari? Beberapa pakar tidur mengungkapkan beberapa alasan umum orang merasa lesu di siang hari.


Tanda Anda Sudah Kewalahan dengan Pekerjaan, Fisik dan Mental

22 hari lalu

Ilustrasi wanita lesu. shutterstock.com
Tanda Anda Sudah Kewalahan dengan Pekerjaan, Fisik dan Mental

Tanda awal orang sudah kewalahan dengan pekerjaan bisa terlihat dari kesalahan yang dibuat, susah memenuhi tenggat waktu, produktivitas menurun.


8 Macam Sakit Kepala Paling Umum, Pemicu dan Pengobatannya

23 hari lalu

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
8 Macam Sakit Kepala Paling Umum, Pemicu dan Pengobatannya

Ada lebih dari 150 jenis sakit kepala dengan penyebab mulai dari stres, otot tegang, sampai perubahan hormon. Berikut yang paling umum dialami orang.


Bahaya Burnout bagi Kesehatan Fisik dan Psikis Menurut Psikolog

23 hari lalu

Ilustrasi wanita kelelahan. shutterstock.com
Bahaya Burnout bagi Kesehatan Fisik dan Psikis Menurut Psikolog

Psikolog mengatakan kondisi burnout akibat pekerjaan dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, baik fisik maupun psikis.


Sering Lelah dan Rambut Rontok, Gejala Penyakit Autoimun

29 hari lalu

Ilustrasi rambut rontok.
Sering Lelah dan Rambut Rontok, Gejala Penyakit Autoimun

Pemilik riwayat keluarga alergi atau autoimun berisiko lebih tinggi mengalami penyakit autoimun. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.