Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenali Jenis Sinar UV, Ada yang Bisa Bunuh Virus Corona?

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi perempuan duduk di tepi kolam renang outdoor sembari berjemur di bawah sinar matahari. unsplash.com/Roberto Nickson
Ilustrasi perempuan duduk di tepi kolam renang outdoor sembari berjemur di bawah sinar matahari. unsplash.com/Roberto Nickson
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa waktu lalu sempat beredar informasi bahwa sinar ultraviolet atau UV dapat membunuh virus corona Covid-19. Menurut badan Kesehatan dunia World Health Organization (WHO), belum ada sinar UV, termasuk UVC, yang bisa membunuh virus corona. Selain itu, lampu sinar UV yang biasanya digunakan sehari-hari, ternyata malah menyebabkan kulit teriritasi.

Sinar UV terbagi menjadi tiga jenis, yang meliputi UVA, UVB, dan UVC. UVA mendominasi sekitar 95 persen sinar UV yang masuk ke dalam bumi. UVA dapat berpenetrasi hingga ke dalam kulit. Biasanya, UVA lah yang menyebabkan perubahan warna kulit. Bahkan, sinar UV ini bertanggung jawab berisiko menimbulkan efek penuaan dan keriput pada kulit. Bahkan, UVA merupakan sinar UV yang bisa “membangunkan” sel kanker di dalam kulit Anda.

UVB adalah sinar UV yang aktif secara biologis. Sama seperti UVA, sinar UV ini juga menyebabkan perubahan warna kulit dan luka bakar. Namun, dampaknya tidak secepat UVA. Sinar UV ini juga bisa menyebabkan penuaan dan keriput pada kulit. Tidak hanya itu, UVB juga bisa meningkatkan risiko kanker kulit. Sebagian besar UVB dari matahari disaring oleh atmosfer, sebelum akhirnya masuk ke dalam bumi.

Sedangkan UVC adalah sinar UV yang paling mengerikan, karena mampu memberikan kerusakan terbesar pada kulit. UVC dapat berpenetrasi ke dalam lapisan kulit paling dalam. Sinar UV ini difilter oleh atmosfer dan tidak dapat mencapai permukaan bumi. Sinar UVC inilah yang dianggap mampu membunuh virus corona.

Pada 1878, para peneliti berhasil membuat sinar UVC secara artifisial, untuk mensterilisasi berbagai benda di rumah sakit, pesawat terbang, kantor, hingga pabrik. Bahkan, sinar UVC juga digunakan dalam proses sanitasi air minum.

Memang, belum ada penelitian spesifik yang membuktikan efektivitas sinar UV berjenis UVC dalam membunuh Covid-19. Namun para ahli telah membuktikan kalau sinar UVC efektif menangani jenis virus corona lainnya, yakni Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Sinar radiasi UVC dipercaya dapat melengkungkan struktur materi genetik virus dan mencegahnya berkembang di dalam tubuh.

Tidak heran jika kemudian sinar UVC digunakan sebagai salah satu opsi dalam membunuh virus corona. Bahkan di Tiongkok sekalipun, transportasi umum seperti bus telah dilengkapi dengan sinar UVC. Para peneliti di sana juga menciptakan robot yang bisa menyinari rumah sakit dengan sinar UVC. Tidak hanya itu, bank-bank setempat juga menggunakan sinar UVC untuk mendisinfektan uang.

Menurut seorang pakar sinar UV, sinar UVC adalah “hal buruk” yang tidak boleh mengenai bagian kulit manapun. Dalam beberapa detik saja, sinar UVC bisa menyebabkan luka bakar pada kulit. Sinar UVC bisa menyebabkan mata silau 10 kali lebih parah jika langsung terkena mata. Mengerikan, bukan? Untuk mendapatkannya, Anda memerlukan perlengkapan khusus yang tidak tersedia untuk orang biasa. Hanya para ahli saja yang memiliki akses pada perlengkapan ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apakah sinar matahari dapat membunuh virus corona?

Jika UVC belum terbukti ampuh membunuh virus corona, bagaimana dengan “saudaranya”, si UVA dan UVB? Jawaban singkatnya, mungkin saja. Namun, Anda disarankan untuk tidak menggantungkan cara pencegahan virus corona pada keduanya. Sebab, para peneliti belum mengetahui waktu yang dibutuhkan UVA dan UVB untuk bisa membunuh virus yang ada di dalam tubuh kita.

Selain itu, para peneliti pun belum mengetahui kekuatan tenaga UVA dan UVB yang dibutuhkan untuk bisa membunuh virus yang ada pada kulit. Sebuah studi pada SARS, membuktikan, tidak ada efek apa-apa dari sinar UVA saat diekspos ke kulit selama 15 menit. Namun sayangnya, studi itu tidak mencoba sinar UVA lebih dari 15 menit. Selain itu, sinar UVB juga tidak masuk ke dalam uji cobanya.

Kesimpulannya adalah, klaim sinar UV dapat membunuh virus corona, masih mitos dan membutuhkan studi lebih lanjut untuk membuktikannya. Mengingat studi ini masih terbatas pada hewan uji saja, maka jangan asal percaya dengan mitosnya.

Dibandingkan mencoba hal-hal yang belum pasti, lakukan saja cara pencegahan virus corona yang sudah terbukti. Cucilah tangan dengan air mengalir dan sabun, siapkan selalu hand sanitizer, gunakan masker jika keluar rumah, dan lakukan physical distancing!

SEHATQ

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

12 jam lalu

Ilustrasi pijat bayi. massagemag.com
5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

Memijat bayi pun membutuhkan teknik dan cara tertentu. Salah memijat dapat berakibat fatal pada bayi.


Dapat Melembapkan Kulit, Apa Itu Lanolin?

10 hari lalu

Ilustrasi perempuan memakai pelembap. (Self)
Dapat Melembapkan Kulit, Apa Itu Lanolin?

Lanolin adalah pelembab kulit untuk mencegah dan mengatasi kulit yang kering, kasar, gatal, atau iritasi.


Mengenang Roberto Cavalli, Desainer Legendaris yang Suka Tiru Kulit Binatang

10 hari lalu

Model yang kerap menjadi model di peragaan busana untuk rumah mode papan atas seperti Givenchy, Dolce and Gabbana, dan Roberto Cavalli, Izabel Goulart terlihat seksi saat mengahdiri penayangan film
Mengenang Roberto Cavalli, Desainer Legendaris yang Suka Tiru Kulit Binatang

Roberto Cavalli perancang busana asal Italia ternama itu tutup usia di angka 83 tahun.


6 Kebiasaan Perawatan Kulit yang Memperparah Jerawat

24 hari lalu

Ilustrasi jerawat (Freepik)
6 Kebiasaan Perawatan Kulit yang Memperparah Jerawat

Jerawat adalah masalah umum pada orang dewasa dan beberapa kebiasaan perawatan kulit bisa membuatnya semakin parah.


7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

30 hari lalu

Ilustrasi Semangka
7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

Semangka menjadi buah yang pas sebagai pilihan di bulan Ramadhan. Pada kondisi tubuh yang mengalami dehidrasi, buah ini menjaga kesehatan dan keseimbangan nutrisi.


Cara Menyimpan Kue Kering agar Tahan Lama

35 hari lalu

Warga binaan mengemas kue kering buatannya di Lapas Perempuan Kelas IIA, Sukun, Malang, Jawa Timur, Selasa 19 Maret 2024. Setiap bulan Ramadhan warga binaan di lapas tersebut membuat kue kering untuk parsel Lebaran dengan produksi berkisar 50 toples yang kemudian dijual ke berbagai toko maupun konsumen perorangan melalui pasar digital dengan harga Rp65 ribu hingga Rp85 ribu per toples. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Cara Menyimpan Kue Kering agar Tahan Lama

Kue kering bisa cepat tengik apabila tidak disimpan dengan benar. Berikut cara menyimpan kue kering.


Dehidrasi Pengaruhi Kulit, Ini Tips Tampil Tetap Glowing Saat Puasa

41 hari lalu

Tips Glowing Skin/Canva
Dehidrasi Pengaruhi Kulit, Ini Tips Tampil Tetap Glowing Saat Puasa

Simak cara merawat kulit agar tetap sehat dan glowing (bercahaya) saat berpuasa


7 Cara Mengatasi Kulit Kering saat Berpuasa

43 hari lalu

Ilustrasi perawatan kulit. Unsplash.com/Pressfoto
7 Cara Mengatasi Kulit Kering saat Berpuasa

Berikut adalah beberapa tips dan saran perawatan kulit saat puasa untuk menjaga kulit Anda tetap sehat dan bersinar.


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

43 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

44 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?