Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hindari Mengucapkan 5 Kalimat Ini kepada Anak, Cek Dampaknya

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi orang tua memarahi anak/anak menangis. Shutterstock.com
Ilustrasi orang tua memarahi anak/anak menangis. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mengasuh anak bukan pekerjaan mudah. Kadang-kadang Anda dibuat frustrasi sehingga tanpa sengaja mengucapkan kata-kata yang seharusnya tidak dikeluarkan.

Apa yang kita katakan di depan anak-anak memiliki dampak jangka panjang pada mereka. Kata-kata itu membentuk keyakinan dan menanamkan perilaku serupa di dalam diri mereka. Jadi, hati-hatilah berbicara.

Berikut adalah beberapa kalimat yang harus dihindari penggunaannya di depan anak-anak Anda, seperti dilansir Times of India.

1. Mengapa kamu tidak bisa seperti saudara kakak atau adikmu?
Persaingan saudara kandung selalu ada. Akan terasa pahit jika Anda membandingkannya dengan kakak atau adiknya. Itu akan membuat hubungan mereka bertambah buruk. Tak hanya membuat mereka saling benci, tetapi juga dapat menanamkan rasa daya saing yang negatif pada mereka. 

Setiap anak berbeda dan Anda harus memperlakukan mereka dengan setara. Temukan cara untuk membuat mereka mempelajari hidup dan membantu mereka tumbuh sebagai individu yang lebih baik.

2. Aku bisa melakukan itu ketika aku seusiamu
“Saya biasa memecahkan soal matematika yang paling sulit ketika saya seusiamu” atau “Saya belajar memasak ketika saya seumur kamu” adalah beberapa ungkapan yang biasanya digunakan orang tua untuk anak-anak mereka. 

Niatnya mungkin ingin memotivasi, tidak salah. Namun, mengatakan hal-hal seperti itu kepada anak-anak Anda justru dapat menurunkan motivasi mereka dan membuat mereka merasa seperti mengecewakan keluarga. Beri mereka waktu untuk mempelajari berbagai hal dan tumbuh dewasa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Berhenti menangis
Coba perhatikan, pernahkah Anda mengucapkan “berhenti menangis” lalu si Kecil benar-benar berhenti? Justru itu membuat mereka menangis lebih keras dari sebelumnya. 

Mengatakan kalimat itu tidak hanya membuat mereka merasa lebih buruk tetapi juga menyakiti mereka. Tidak peduli seberapa kecil atau ringannya masalah mereka, Anda harus selalu menanganinya dengan sabar. Tanyakan kepada mereka apa yang membuat mereka menangis dan selesaikan masalah mereka dengan penuh kasih.

4. Kamu membuat saya marah
Emosi setiap hari bisa berbeda, jadi ada saatnya orang tua merasa frustrasi dan meluapkannya pada anak-anak. Pastikan bahwa dalam proses ini Anda tidak menyalahkan anak. Pikiran seorang anak seperti tanah liat, hal terkecil yang dikatakan karena marah dapat mempengaruhinya secara negatif. Jadi, daripada marah pada anak, lebih baik menjauh dan menghindari berinteraksi untuk sementara waktu. 

5. Anak lain mendapat nilai lebih tinggi dari kamu
Membandingkan tanda anak Anda dengan anak-anak lain di kelasnya akan membuatnya lebih banyak merasa tidak berguna daripada yang dapat Anda bayangkan. Ini tidak hanya membuat dia benci pada  anak-anak yang memiliki nilai lebih tinggi darinya, tetapi juga bisa melemahkannya. 

Alih-alih mengecilkan hati mereka seperti ini, pujilah mereka atas upaya apa pun yang telah mereka lakukan. Temukan cara untuk memotivasi mereka dengan cara yang positif dan memberi tahu bahwa mereka selalu dapat melakukan yang lebih baik daripada sebelumnya.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

1 hari lalu

ilustrasi pelecehan seksual (pixabay.com)
Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.


Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

1 hari lalu

Tiga terdakwa mantan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (kiri), Sekjen Kementan RI, Kasdi Subagyono dan mantan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan RI, Muhammad Hatta (kanan), mengikuti sidang lanjutan, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis, 17 April 2024. Sidang ini dengan agenda pemeriksaan keterangan saksi Adc. Mentan, Panji Hartanto, yang telah mendapat perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum KPK untuk ketiga terdakwa dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi terkait penyalahgunakan kekuasaan dengan memaksa memberikan sesuatu untuk proses lelang jabatan dalam pengadaan barang dan jasa serta penerimaan gratifikasi di lingkungan Kementerian Pertanian RI. TEMPO/Imam Sukamto
Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

1 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

1 hari lalu

Ilustrasi ibu berbicara dengan anak. Foto: Freepik.com/Racool_studio
Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

1 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

2 hari lalu

Ilustrasi anak marah atau berteriak. shutterstock.com
Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.


OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

2 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. TEMPO/Tony Hartawan
OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

6 hari lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

6 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

8 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.