Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Konsumsi Garam Berlebihan Turunkan Kekebalan Tubuh, Ini Alasannya

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi garam. Shutterstock
Ilustrasi garam. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Terlalu banyak mengonsumsi garam diketahui berdampak buruk bagi kesehatan, bisa memicu hipertensi, kerusakan ginjal, hingga gangguan saraf. Satu lagi dampak buruk garam berlebihan adalah melemahkan sistem kekebalan tubuh atau imunitas.

Sebuah studi baru yang diterbitkan jurnal Science Translational Medicine pada 25 Maret 2020 menyebutkan bahwa mengonsumsi garam berlebihan membuat tubuh sulit melawan infeksi bakteri.

Untuk penelitian ini, para peneliti dari University Hospital of Bonn memberi makan makanan tinggi garam kepada tikus. Tikus itu kemudian menderita infeksi bakteri yang parah.

Sukarelawan manusia juga diberi tambahan enam gram garam setiap hari melalui dua makanan cepat saji. Lalu, mereka diketahui mengalami defisiensi imun.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), orang tidak boleh mengonsumsi garam lebih dari 0,17 ons per hari. Itu setara dengan satu sendok teh. Sebuah studi di Jerman menemukan bahwa orang secara teratur mengonsumsi garam melebihi yang direkomendasikan membahayakan kesehatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penulis penelitian ini, Katarzyna Jobin dari Universitas Würzburg, dikutip dari Daily Mail pekan lalu, mengatakan bahwa tubuh dapat menjaga konsentrasi garam dalam darah dan berbagai organ konstan. Garam tambahan yang dikonsumsi bersama makanan disaring oleh ginjal dan diekskresikan melalui urin.

Ginjal memiliki sensor natrium klorida yang membantu ekskresi garam. Sensor ini menyebabkan glukokortikoid menumpuk di dalam tubuh, membatasi fungsi jenis sel imun yang umum dalam tubuh.

Christian Kurts dari University of Bonn menambahkan bahwa studi baru membuktikan bahwa konsumsi garam yang berlebihan melemahkan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh.

Menurut Kurts, temuan ini mengejutkan karena pada penelitian sebelumnya disebutkan bahwa infeksi kulit karena parasit tertentu pada hewan laboratorium sembuh lebih cepat jika mereka mengkonsumsi makanan tinggi garam. Ini karena makrofag, sel kekebalan yang menyerang parasite, sangat aktif dengan adanya garam.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Tips Menjaga Kekebalan Tubuh Saat Puasa Ramadan dalam Cuaca Ekstrem

1 hari lalu

Ilustrasi Sahur. Shutterstock
5 Tips Menjaga Kekebalan Tubuh Saat Puasa Ramadan dalam Cuaca Ekstrem

Di tengah cuaca ekstrem, penting bagi umat untuk mengambil langkah-langkah yang tepat guna menjaga kekebalan tubuh selama puasa Ramadan.


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

1 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

6 hari lalu

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

Melengkapi garam meja dengan asam folat menjadi strategi diet baru untuk lebih melindungi terhadap cacat bawaan.


Indonesia Dilaporkan Ekspor 1.400 Monyet Hasil Tangkapan Liar ke Amerika pada 2023

7 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Indonesia Dilaporkan Ekspor 1.400 Monyet Hasil Tangkapan Liar ke Amerika pada 2023

1.402 monyet ekor panjang yang ditangkap dari alam liar di Indonesia diimpor oleh industri penelitian dan pengujian AS selama tahun 2023.


Peneliti Cina Meriset Antarktika, Mengebor Danau Subglasial Kedalaman 3.600 Meter

16 hari lalu

Cina membangun pusat penelitian Brasil di Antarktika senilai US$ 100 juta. [SOUTH CHINA MORNING POST]
Peneliti Cina Meriset Antarktika, Mengebor Danau Subglasial Kedalaman 3.600 Meter

Kelompok peneliti dari Cina akan mengebor danau subglasial besar di bawah kedalaman es Antarktika


Tanda-tanda Tubuh Anak Terlalu Banyak Mengandung Garam

18 hari lalu

Ilustrasi garam. Shutterstock
Tanda-tanda Tubuh Anak Terlalu Banyak Mengandung Garam

Peningkatan asupan garam dapat menghambat kesehatan anak dalam beberapa cara.


5 Cara Menjaga Kesehatan di Musim Pancaroba

19 hari lalu

Cuaca Ekstrem Picu Petir, BMKG: Tersebab Musim Pancaroba
5 Cara Menjaga Kesehatan di Musim Pancaroba

BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai musim pancaroba karena menyertakan cuaca ekstrem seperti hujan lebat singkat hingga angin kencang.


Produksi Garam Nasional Lampaui Target

19 hari lalu

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,


Manfaat Madu bagi Ibu Hamil

23 hari lalu

Ilustrasi madu. shutterstock.com
Manfaat Madu bagi Ibu Hamil

Madu merupakan salah satu pilihan bahan alami yang sering dipertimbangkan untuk dikonsumsi bagi ibu hamil.


Teliti Teh Hijau Bebas Kafein, Dosen Undip Raih Penghargaan Kemendikbudristek

28 hari lalu

Dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Vokasi Universitas Dipenegoro Vita Paramita. Dok. Humas Undip
Teliti Teh Hijau Bebas Kafein, Dosen Undip Raih Penghargaan Kemendikbudristek

Hasil penelitian saat ini diimplementasikan di mitra industri teh hijau PPTK Gambung Bandung dan siap diproduksi secara masal.