Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Masker Kain jadi Alternatif, Efektifkah Cegah Penularan Corona?

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi penggunaan masker, sebagai salah satu upaya penyebaran virus.
Ilustrasi penggunaan masker, sebagai salah satu upaya penyebaran virus.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu alat pelindung diri di masa pandemi corona ialah masker. Namun stok masker di pasaran pun sudah langka. Masker medis masih merupakan pilihan terbaik, terutama bagi para profesional medis untuk mencegah terpaparnya virus.

Bagaimana dengan masyarakat umum? Meski tak terlalu efektif cegah paparan virus corona, masker menjadi salah satu upaya untuk pencegahan. Di tengah kelangkaan, masker kain pun jadi pilihan. Masker buatan rumah memang tidak ideal, tetapi karena kekurangan, ini mungkin menjadi pilihan terbaik bagi sebagian orang.

Dokter spesialis anak Meta Hanindita melalui laman Instagram Story-nya, Kamis, 26 Maret 2020. Menurut Meta, masker kain sampai sejauh ini belum diketahui efektivitasnya untuk mencegah penularan Covid-19. Namun dalam keadaan krisis masker, penggunaan masker kain dapat dipertimbangkan penggunaannya oleh masyarakat.

Berbeda dengan petugas kesehatan yang harus menggunakan alat pelindung diri atau APD sesuai standar, sementara masyarakat umum bisa menyesuaikan. Prioritaskan masker untuk kelompok-kelompok risiko tinggi seperti lansia, orang dengan riwayat jantung, atau paru.

Sementara untuk orang yang sehat, alternatifnya adalah pakai tisu jika batuk atau bersin, lalu buang di tempat sampah, cuci tangan, dan physical distancing. "Meski belum ada bukti jika masker kain yang dilapisi tisu atau kasa steril efektif. Namun dalam kondisi krisis masker, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC Amerika Serikat merekomendasikan ini sebagai upaya pencegahan terakhir," tulis Meta.

Lalu bagaimana dengan bayi, apakah perlu memakai masker, Meta mengatakan bahwa bayi tidak memungkinkan untuk pakai masker. Jadi, pastikan orang di sekitar bayi melaksanan etika batuk/bersin dan menjaga kebersihan tangan untuk mencegah paparan virus

CDC merekomendasikan bahwa penyedia layanan kesehatan, yang sama sekali tidak memiliki pilihan lain, menggunakan masker kain ketika merawat pasien dengan Covid-19. Namun, idealnya harus dipasangkan dengan pelindung wajah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, melansir laman Live Science, Selasa, 27 Maret 2020, Raina MacIntyre yang memimpin sebuah penelitian di Vietnam, yang diterbitkan dalam jurnal BMJ pada 2015 menemukan bahwa  para profesional medis yang mengobati flu di rumah sakit Hanoi, masker kain menyebabkan lebih banyak infeksi daripada masker medis. Alasannya, kain menyebabkan kelembaban, sering digunakan kembali, dan menyaring dengan buruk dibandingkan dengan masker medis.

Meski begitu, MacIntyre mengatakan kepada Live Science, bahwa masker kain bisa saja digunakan jika itu adalah satu-satunya pilihan yang tersedia bagi para dokter.

"Ketika dokter menghadapi tidak memiliki APD, saya pikir mereka harus menggunakan apa pun yang mereka bisa, dan jika itu buatan sendiri, itu lebih baik daripada tidak sama sekali," ucap Maclntyre.

Studi lain yang diterbitkan pada 2013 di jurnal Disaster Medicine dan Public Health Preparedness menemukan bahwa masker bedah komersial tiga kali lebih efektif daripada masker buatan sendiri untuk mencegah penyebaran flu. 

Disimpulkan bahwa masker buatan sendiri hanya dianggap sebagai upaya terakhir untuk mencegah penularan droplet dari orang yang terinfeksi corona, tetapi akan lebih baik daripada tidak ada perlindungan.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

21 jam lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

15 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

16 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?


Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

21 hari lalu

Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Inavac atau yang dikenal sebagai Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu 20 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi sampai dua pekan ke depan atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru. Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan DKI akan terus memantau perkembangan kasus hariannya. Pemerintah fokus mengimbau dan menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan PCR gratis. Utamanya, untuk segera melengkapi vaksinasi booster ke-4 dan deteksi dini Covid-19 bagi kelompok rentan. TEMPO/Subekti.
Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.


4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

22 hari lalu

Ilustrasi swab test atau tes usap Covid-19. REUTERS
4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.


Fase Kritis Pasien DBD yang Tak Boleh Diabaikan agar Tak Berujung Fatal

29 hari lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Fase Kritis Pasien DBD yang Tak Boleh Diabaikan agar Tak Berujung Fatal

Spesialis penyakit dalam menyebut pentingnya mewaspadai fase kritis pada pasien demam berdarah dengue (DBD). Perhatikan tiga fase berikut.


Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

34 hari lalu

Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio pada mulut anak balita saat pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio di Kota Madiun, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Imunisasi itu merupakan putaran kedua yang menyasar  kepada sekitar 18 ribu anak hingga usia delapan tahun di wilayah tersebut untuk memberikan kekebalan pada anak sekaligus upaya menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio menyusul penemuan kasus lumpuh layu di Pamekasan, Sampang Jawa Timur serta Klaten Jawa Tengah beberapa waktu lalu, dilaksanakan pada 19-25 Februari. ANTARA FOTO/Siswowidodo
Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

Rumor vaksin dapat menyebabkan autisme pada anak tidak benar adanya. Dokter anak beri penjelasan.


90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

34 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

Rotavirus adalah penyebab terbanyak kasus diare pada bayi dan anak berusia di bawah 2 tahun, yaitu sebanyak 90 persen.


Macam-Macam Virus yang Perlu Anda Ketahui

35 hari lalu

Macam-macam Virus. freepik.com
Macam-Macam Virus yang Perlu Anda Ketahui

Virus merupakan organisme mikroskopis yang dapat menyebabkan infeksi dan mengakibatkan penyakit pada manusia serta makhluk hidup lainnya.


Cara Efektif Mencegah dan Mengobati Radang Tenggorokan pada Anak

39 hari lalu

Banyak cara dilakukan orang untuk meringankan radang tenggorokan, seperti berkumur dengan larutan air garam, atau mengonsumsi permen pelega tenggorokan. Namun, langkah itu hanya melegakkan tenggorokan.
Cara Efektif Mencegah dan Mengobati Radang Tenggorokan pada Anak

Seperti COVID 19, radang tenggorokan bisa menular melalui droplet.