Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jangan Sembarangan Minum, Antibiotik Tak Dapat Bunuh Virus

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi antibiotik (pixabay.com)
Ilustrasi antibiotik (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Antibiotik adalah obat untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan bakteri dalam tubuh. Itulah sebabnya, antibiotik tidak bisa menyembuhkan penyakit yang disebabkan virus, seperti batuk, flu, hingga pilek. Namun, sayangnya banyak orang yang menggunakan antibiotik tanpa anjuran dokter.

Sebelum antibiotik diperkenalkan dalam dunia medis modern pada 1936, hampir 30 persen kasus penyakit akibat bakteri berujung pada kematian. Tidak heran kalau antibiotik akhirnya dikenal sebagai “rajanya” obat dalam menangani kasus penyakit akibat bakteri.

Sebenarnya, tubuh memiliki sistem imun dan sel darah putih yang bisa memberantas bakteri. Namun ketika jumlah bakteri meningkat, sistem imun pun kewalahan dan tidak bisa mengatasinya.

Di saat seperti itulah antibiotik dibutuhkan, untuk membantu sistem imun dalam melawan bakteri yang bisa menyebabkan penyakit. Seperti apa cara kerja antibiotik itu?

Saat dikonsumsi, antibiotik akan memberantas bakteri dengan berbagai cara menyerang dinding yang melapisi bakteri, mengganggu reproduksi bakteri, dan menghalangi produksi protein pada bakteri.

Nantinya, dokter akan memeriksa penyakit yang Anda idap, untuk memastikan potensi bakteri sebagai penyebab gangguan kesehatan tersebut. Dalam beberapa kasus, bisa saja dokter meminta Anda untuk menjalani tes darah atau urine berdasarkan gejala yag ditemukan.

Jika telah mengonfirmasi bahwa penyakit Anda disebabkan oleh bakteri, maka dokter akan langsung memberikan resep antibiotik yang diperlukan.

Ada beragam jenis antibiotik. Penyakit yang dapat disembuhkannya pun berbeda-beda. Dokter akan menentukan jenis antibiotik sesuai dengan kondisi Anda. Jenis-jenis antibiotik di antaranya Penisilin, Sefalosporin, Tetrasiklin, Aminoglikosida, Makrolida, Klindamisin, Sulfonamid, Trimetoprim, dan Kuinolon.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penisilin, sebagai antibiotik pertama yang diproduksi massal, pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming. Sejak saat itu, peneliti sudah menemukan dan menyadari risiko resistensi antibiotik mengingat kuman akan selalu mencari cara agar bisa selamat dan kebal terhadap obat baru. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak pula kuman yang kebal terhadap antibiotik.

Di tahun 1940, peneliti telah menemukan bahwa bakteri dapat menghilangkan fungsi antibiotik dengan reaksi enzimatik yang dihasilkan bakteri. Akibatnya, setiap tahun peneliti menemukan ada sekitar 25.000 pasien di Eropa meninggal akibat infeksi bakteri yang sudah kebal obat, dan lebih banyak angkanya di Amerika Serikat dengan 63.000 pasien meninggal akibat infeksi bakteri di rumah sakit.

Untuk mengatasi masalah ini, peneliti berusaha mengembangkan antibiotik jenis baru yang tidak terpengaruh modifikasi bakteri, serta membatasi penggunaan antibiotik menjadi hanya digunakan saat diperlukan.

Meskipun cara ini masih membantu menjaga efektivitas antibotik, namun perlu disadari bahwa suatu saat bakteri akan kebal terhadap semua antibiotik yang ada di pasaran.

Dokter akan menyarankan untuk selalu menghabiskan antibiotik walaupun Anda telah merasa sembuh. Sebab, jika pengobatan antibiotik terhenti di tengah jalan, maka kemungkinan infeksi bisa kembali lagi dan meningkatkan risiko bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik tersebut.

SEHATQ

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

5 hari lalu

Ilustrasi pria menggunakan ponsel di toilet. buzznigeria.com
Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

9 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

11 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

11 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

15 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

16 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

17 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

18 hari lalu

Ilustrasi wanita bekerja di kantor. shutterstock.com
Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

19 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

19 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.