Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Khasiat Matcha untuk Kesehatan Hati hingga Mencegah Kanker

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi matcha (Pixabay.com)
Ilustrasi matcha (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Matcha dikenal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Selama ini matcha kerap diolah menjadi beraneka ragam makanan dan minuman. Matcha juga dibuat dari tumbuhan yang menjadi bahan teh hijau, yakni Camellia sinensis. Namun, perawatan matcha berbeda dari teh hijau, sehingga kandungan nutrisinya pun juga berbeda.

Meski banyak manfaatnya, beberapa studi telah menunjukkan bahwa mengonsumsi matcha terlalu banyak, bisa menimbulkan penyakit hati. Selain itu meningkatkan risiko tubuh terpapar dengan pestisida, bahan kimia, dan arsenik, yang sering ditemukan di tempat-tempat tumbuhnya teh hijau. Belum ada rekomendasi mengenai takaran konsumsi matcha yang ideal. Namun demi keamanan, sebaiknya tidak mengonsumsinya lebih dari 2 gelas dalam sehari.

Lalu, apa saja manfaat matcha untuk kesehatan? Simak ulasannya berikut ini

1. Mengandung antioksidan
Manfaat matcha yang pertama adalah mengandung antioksidan. Matcha ternyata dilengkapi dengan katekin, senyawa tanaman dalam teh yang bertindak sebagai antioksidan alami. Antioksidan yang ada di dalam matcha ini mampu melawan radikal bebas, sehingga penyakit kronis dapat dicegah.

Bahkan, jumlah katekin yang ada di dalam matcha, disebut 137 kali lebih banyak dibandingkan dengan jenis teh hijau lainnya. Sebuah studi pada hewan uji membuktikan, memberikan matcha pada tikus bisa mengurangi kerusakan yang diakibatkan radikal bebas dan meningkatkan aktivitas antioksidan dalam tubuh.

2. Menjaga kesehatan hati
Beberapa riset telah memperlihatkan kemampuan matcha dalam menjaga kesehatan organ hati. Sebuah penelitian pada tikus pengidap diabetes selama 16 minggu, menemukan bahwa matcha bisa mencegah kerusakan pada hati dan ginjal.

Riset lainnya menunjukkan bahwa matcha bisa mengurangi kadar enzim di dalam hati, pada 80 pengidap penyakit hati berlemak nonalkohol. Lebih dari itu, manfaat matcha ternyata dibuktikan oleh 15 studi, bahwa rajanya teh hijau ini mampu menurunkan risiko penyakit hati. Meski begitu, penelitian lebih lanjut masih diperlukan, karena mayoritas penelitian ini hanya bergantung pada hewan uji saja.

3. Meningkatkan konsentrasi dan kemampuan kognitif
Manfaat matcha berikutnya adalah mengandung asam amino bernama L-theanine. Beberapa penelitian membuktikan, mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung L-theanine, dapat meningkatkan konsentrasi.

Sebuah riset pada 2017 menjelaskan, sebanyak 20 responden pria berhasil meningkatkan konsentrasi dan kemampuan kognitifnya, setelah mengonsumsi 200 miligram matcha. Penelitian itu juga menemukan, mengonsumsi matcha dengan tambahan 160 mg kafein, bisa memperbesar efek baik yang dirasakan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tidak heran, sebuah penelitian dari 49 studi juga menyatakan, komponen tumbuhan yang dikandung matcha memang berpotensi meningkatkan suasana hati dan performa. Misalnya, L-theanine, yang bisa membawa suasana tenang dalam diri. 

4. Mencegah kanker
Matcha mengandung katekin, sebuah antioksidan yang mampu menjaga tubuh dari radikal bebas. Beberapa studi tabung dan penelitian hewan uji memperlihatkan, matcha bisa mencegah perkembangan sel kanker. Namun tentu saja, penelitian pada manusia masih diperlukan untuk membuktikannya. Katekin dipercaya sebagai antioksidan perkasa yang bisa menjaga sel-sel dalam tubuh, dari kerusakan DNA.

5. Menurunkan risiko penyakit jantung
Studi yang melibatkan populasi besar telah menunjukkan, manfaat matcha dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Tidak hanya itu, matcha disebut bisa menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Walau demikian, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk membuktikan manfaat matcha yang satu ini.

6. Mencegah diabetes tipe 2
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa meminum teh matcha sebanyak 3-4 kali dalam sehari, bisa menurunkan risiko diabetes tipe 2. Sebab, matcha juga bermanfaat menjaga berat badan ideal, tekanan darah sistolik, dan indeks massa tubuh.

7. Menurunkan berat badan
Ketika melihat suplemen penurun berat badan, coba lihat konten nutrisinya di bagian belakang. Kemungkinan besarnya, Anda akan melihat kandungan ekstrak teh hijau. Sebagai salah satu jenis teh hijau, matcha juga dipercaya bisa menurunkan berat badan. Sebuah riset menunjukkan, mengonsumsi suplemen teh hijau yang dibarengi dengan olahraga, bisa meningkatkan pembakaran lemak hingga 17 persen. Sebuah laporan dari 11 riset juga menjelaskan, teh hijau dapat menurunkan berat badan dan menjaga hasil penurunan tersebut.

SEHATQ

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

4 jam lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

2 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

3 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.


5 Minuman yang Dapat Mencegah Microsleep

6 hari lalu

Ilustrasi pengemudi mulai mengantuk karena microsleep. Sumber: toyota.astra.id
5 Minuman yang Dapat Mencegah Microsleep

Ada sejumlah minuman yang dapat membantu mencegah microsleep dengan memberikan dorongan energi dan meningkatkan kewaspadaan.


O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

8 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

Bintang NFL sekaligus aktor, O.J. Simpson meninggal setelah berjuang melawan kanker dalam usia 76 tahun.


7 Rekomendasi Minuman Peluntur Lemak Setelah Konsumsi Hidangan Lebaran

8 hari lalu

Ilustrasi jus seledri dan sayuran (pixabay.com)
7 Rekomendasi Minuman Peluntur Lemak Setelah Konsumsi Hidangan Lebaran

Setelah menjalani masa lebaran yang penuh dengan hidangan berlemak dan bersantan, bakar lemak melalui olahraga dan minuman bisa dilakukan.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

9 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

9 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.